Sang Kolektor Emas

2398 Words
Endoria, 1012 ASAEL Aku mengambil buku itu dari tangan Adam dan memperhatikan nama yang tertulis di sana. Aku masih belum mempercayainya. ''Bukankah dia adalah salah satu dokter penyihir yang terhebat di Endoria, tapi ia dipecat sebagai dokter penyihir, karena di tuduh telah mencoba meracuni Raja terdahulu. Saat akan di bakar , Clementine melarikan diri dan sampai sekarang dia tidak pernah ditemukan. Mungkin dia sudah meninggal,''kata Adam . ''Aku tahu soal percobaan pembunuhan Raja itu. Kita tidak pernah tahu kenapa dia mau melakukan pembunuhan itu. Sayang sekali dokter sehebat itu ternyata penyihir jahat.'' ''Iya sayang sekali. Aku jadi teringat dengan cerita ayahku sewaktu aku masih kecil. Sebelum Clementine akan di bakar , dia mengoceh kalau dia telah menciptakan sihir yang sangat kuat dan mempunyai kekuatan yang sangat besar. Dia mengklaim dengan sihir ciptaannya akan dapat menguasai semua dunia. Jika ada penyihir yang menemukan rahasia sihir Clementine maka akan menjadi penyihir hebat yang mempunyai kekuatan besar dan tak terkalahkan. Semua penyihir yang mempunyai ambisi yang sangat besar menginginkan rahasia sihirnya,''kata Adam dengan mata berbinar-binar. ''Itu hanya omong kosong. Dia melakukan itu agar dia selamat dari hukuman matinya. Dia ingin terlihat berjasa untuk Endoria dan mendapat pengampunan dari Raja, karena telah menemukan sihir kuat yang tak terkalahkan. Tentu saja para penyihir lainnya tidak percaya apa yang dikatakannya. Dia hanya seorang dokter penyihir bukan ilmuwan penyihir. Sampai sekarang belum ada yang menemukannya.'' ''Mungkin apa yang kau katakan benar. Itu hanya omong kosong saja. Sebaiknya kita kembali bekerja membereskan stand dagangan kita. '' Adam mulai membereskan dagangan ayahku dan perhatian kami teralihkan lagi saat melihat satu pasukan berseragam hitam keluar dari gerbang istana. Mereka adalah The Union, pasukan elit kerajaan Endoria. Suara hentakan sepatu mereka saat keluar istana yang terdengar keras menyedot perhatian para peserta festival hari raya panen lainnya. Hal ini tidaklah biasa, jika The Union keluar dari istana. Mereka akan keluar istana, jika terjadi sesuatu yang sangat penting atau darurat di luar istana. Aku yakin pasti telah terjadi sesuatu, sehingga Raja Essien harus mengirim mereka keluar istana. Tidaklah mudah menjadi anggota pasukan The Union, karena yang dapat menjadi pasukan itu hanya para penyihir yang memiliki kekuatan tempur sihir yang hebat. Dulu Aku dan Adam mencoba mendaftar menjadi anggota pasukan itu untuk mengangkat derajat keluarga kami yang hanya seorang keluarga dokter penyihir dari golongan biasa, tapi di awal seleksi kami berdua tidak lulus. Akhirnya aku dan Adam memutuskan untuk melupakan keinginan kami untuk menjadi salah satu anggota pasukan itu. ''Aku yakin pasti telah terjadi sesuatu,''bisik Adam. ''Menurutmu ada kejadian apa?'' ''Aku tidak tahu,''jawabku sambil terus memperhatikan pasukan itu pergi ke luar istana. ''Hei! Kalian jangan berbicara terus. Cepat bantu aku!''seru ayahku yang mengeleng-gelengkan kepalanya kepada kami. *** Kembang api sihir berwarna-warni dengan berbagai macam bentuk mulai menghiasi langit malam menandakan festival hari raya panen sudah dimulai. Terdengar sorak-sorai membahana di sekitar alun-alun kota. Para penyihir yang datang untuk meramaikan festival kali ini semakin banyak dan suasana menjadi semakin ramai. Tidak hanya penyihir saja yang berdatangan tapi juga para makhluk sihir lainnya seperti para peri yang berterbangan memancarkan sinar berwarna-warni. Para pembeli mulai berdatangan untuk membeli hasil pertanian ayahku. Hasil unggulan pertanian ayahku adalah lobak, karena hanya ayahku yang dapat menghasilkan lobak terbaik di Endoria dan dalam hitungan menit lobak yang kami jual sudah mulai habis. Ayahku merasa senang akan hal itu, meskipun ada sedikit rasa kesal, karena kebanyakan yang membeli adalah para wanita muda yang berusaha mencuri-curi perhatianku. Aku tidak bisa disalahkan akan hal itu, karena salah siapa aku terlahir sebagai pria tampan. Aku tertawa keras-keras dalam hati. Aku melirik ke arah stand Merrywheater yang sedang dikunjungi oleh banyak pembeli dan syukurlah kejadian tadi tidak membuat mereka patah semangat. Rose melihat ke arahku dan pandangan kami bertemu. Gadis itu melayangkan senyuman kepadaku, lalu Adam menyikut pinggangku dan menggodaku. ''Tidak salah lagi. Rose itu sangat menyukaimu. Terima saja,''ujar Adam. ''Aku tahu . Kamu ini disukai oleh banyak wanita dan banyak sekali wanita yang ingin jadi kekasihmu. Rose adalah gadis tercantik di Ravenwood. Kenapa kau tidak terima saja perasaannya kepadamu?'' ''Menurutmu aku harus menerimanya?'' ' 'Tentu saja.'' ' 'Kau saja yang menjadi kekasihnya.'' ''Aku sedang tidak bercanda.'' ''Aku juga tidak. Kalau kau begitu peduli dengannya kenapa tidak kau saja yang menjadi kekasihnya.'' ''Karena Rose hanya menyukaimu.'' ''Kalau begitu buat Rose menyukaimu.'' Aku menepuk-nepuk bahu Adam dengan memberikan senyuman lebar dan meninggalkan Adam dengan wajah melongo. *** Saat malam semakin larut dan tengah malam telah lewat, para penduduk Endoria dari berbagai desa berjalan berduyun-duyun menuju istana untuk mendengarkan pidato dari Raja Essien III. Raja Essien III dan Ratunya yang cantik telah berdiri di atas balkon istana , saat kami tiba di sana. Pandangan mata Raja menyapu ke seluruh rakyat Endoria, lalu dia mengangkat tangannya dan suasana menjadi hening. Suaranya terdengar mengelegar saat mulai bicara. ''Selamat malam semua! Festival hari raya panen kali ini sungguh luar biasa sekali dan banyak sekali yang mengikutinya tidak seperti festival sebelumnya. Ini membuktikan hasil pertanian kita kali ini cukup memuaskan dan aku sangat senang dengan hal ini. Aku ucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah mengikuti festival hari raya panen kali ini. Semoga lahan pertanian kita akan tetap subur.'' Terdengar suara riuh tepukan tangan membahana, lalu raja kembali mengangkat tangannya lagi. Tepukan tangan berhenti seketika. ''Aku juga ingin mengumumkan hari ini adalah hari ulang tahun putriku Celia yang ke-7.'' Seorang gadis kecil yang cantik memperlihatkan dirinya di atas balkon. Dia melambaikan-lambaikan tangannya. Tepukan tangan kembali bergemuruh dan sorak sorai penduduk Endoria terdengar riuh. HIDUP PUTRI...HIDUP RAJA...HIDUP RATU Sekali lagi kembang api berwarna-warni berbentuk bunga-bunga menghiasi langit malam yang telah dipenuhi oleh cahaya bintang dan Raja kembali berbicara lagi. ''Para rakyatku, terima kasih sudah menjadikan festival hari raya panen ini menjadi yang terbaik tahun ini dan nanti sore kami akan mengadakan pesta ulang tahun putri kami. Aku mengundang kalian untuk datang .'' Semua orang kembali bertepuk tangan. ''Sekarang kalian boleh kembali ke rumah masing-masing. Selamat malam semuanya!'' Semua orang berduyun-duyun dan saling berdesakkan pergi meninggalkan halaman istana. Aku, ayah, dan Adam hampir terhimpit oleh arus lautan penduduk Endoria dan kami terpaksa menyingkir ke tempat yang lebih aman sampai mereka pergi semua. ''Apa kau akan datang ke pesta sang Putri?''tanya Adam kepadaku. ''Ya. Tentu saja. Bagaimana dengan kamu?'' ''Aku juga akan datang. Dan bagaimana denganmu Paman Naolin?'' ''Sepertinya aku tidak akan datang. Paman harus mengunjungi desa Ansel. Ada keluarga penyihir di sana yang membutuhkan bantuanku. Anak mereka sedang sakit, jadi aku dipanggil ke sana untuk mengobatinya.'' ''Sayang sekali paman tidak bisa ikut. Ayo ikut saja paman! Biar dokter penyihir lain saja yang pergi ke sana.''Adam mulai merajuk kepada ayahku. ''Itu tidak bisa. Ini sudah tugasku sebagai dokter penyihir. Kalian berdua saja yang pergi.'' ''Yaaah. Baiklah.''Raut wajah Adam terlihat kecewa, tapi sedetik kemudian raut wajahnya kembali ceria. Sejak kecil Adam sudah kehilangan ayahnya dan sudah menganggap ayahku sebagai ayahnya, karena sejak kecil mereka berdua sudah sangat akrab sekali. Setelah halaman istana mulai sepi, kami pergi bertiga mulai pergi. Di tengah perjalanan menuju pintu keluar halaman istana, kami melihat satu pasukan The Union mulai kembali memasuki halaman istana. Mereka tidak datang sendirian, mereka membawa seseorang dalam sebuah kurungan. Tawanan itu tersenyum kepada kami dan entah kenapa tawanan itu membuat tubuhku merinding. Aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi di sini. Pasti tawanan itu adalah tawanan yang berbahaya , sehingga Raja memerintahkan satu pasukan The Union untuk menangkapnya. Aku berlari mengejar ayah dan Adam yang sudah berjalan mendahuluiku di depan. *** Keesokan harinya aku bangun kesiangan dan aku melewatkan sarapan pagiku. Semalam aku baru bisa tidur menjelang subuh. Angin semilir sejuk masuk ke kamarku ketika aku membuka jendela dan kupu-kupu sihir hilir mudik di sekitar jendela kamar. Sinar matahari memancar dengan teriknya, tapi berkat sihir pelindung panas yang digunakan ayahku , sinar matahari itu tidak terasa panas. Kulihat ayah dan ibuku sedang berkebun. Kegaduhan di luar kamarku membuatku kesal. Siapa lagi kalau bukan kedua adikku yang sering membuat kegaduhan dengan berlari-lari di dalam rumah yang sudah tua dan terbuat dari kayu ini. Aku membuka pintu kamar lebar-lebar dan di sana seperti dugaanku kedua adikku sedang berlari-lari. ''FLAVIA...FLAVIO.''teriakku. ''Kakak,''sahut mereka bersamaan. ''Apa yang kalian lakukan? Bisa tidak kalian tidak berlari-larian di rumah.'' ''Maaf,''jawab mereka bersamaan sambil menundukkan kepalanya. Aku mengacak-acak rambut mereka. ''Ya sudahlah. Kakak maafkan. Lain kali jangan berlari-larian di rumah, kalau rumah ini roboh bagaimana? Apa kalian ingin tinggal di jalanan?'' Kedua adikku langsung menggelengkan kepalanya.''Ini semua salah Flavio.'' Flavia melirik ke arah saudara kembarnya.''Dia mengambil mainanku.'' Flavia adikku memasang wajah cemberut. Aku menghembuskan napas panjang. ''Flavio, kembalikan mainan adikmu. Ayo cepat!'' Aku memasang wajah galak kepadanya. Akhirnya Flavio mau mengembalikan boneka jerami milik Flavia.''Sekarang kalian mainlah dengan tenang.'' Mereka menganggukkan kepalanya secara bersamaan dan akhirnya suasana rumah menjadi tenang setelah mereka pergi.''Dasar anak-anak.'' Ternyata ketenangan yang aku rasakan di rumah ini tidaklah bertahan lama, karena rumah ini kembali gaduh dengan kedatangan Gaspar Merrywheater dengan wajah pucat dan cemas meminta pertolongan. Aku segera turun ke bawah. Ayah dan ibu sedang berbicara dengan Gaspar. Sepertinya dia benar-benar sedang ada masalah. ''Tolonglah kami! Putriku Rose, dia...dia...dia terkena sihir hitam dan sekarang Rose tidak sadarkan diri.'' Ayahku melihatku turun, lalu berkata,''Asael, kau pergi dengan Mr. Merrywheater ke rumahnya, karena sebentar lagi aku akan pergi ke desa Ansel. Aku percaya, kamu pasti tahu apa yang harus kamu lakukan untuk mengobatinya.'' ''Baik, ayah.'' Aku kembali ke kamarku untuk membawa semua peralatan yang aku perlukan. Setelah semuanya siap, kami berdua pergi. Di dalam perjalanan Gaspar menceritakan apa yang terjadi semalam setelah pulang dari festival hari raya panen. Gaspar bercerita tidak lama setelah ia dan keluarganya pulang, ada orang yang tidak dikenal datang ke rumahnya. Orang itu menerobos masuk ke rumahnya mencari sesuatu. Orang itu mengacak-acak rumahnya. ''Apa yang dicari oleh orang itu?'' ''Dia mencari sebuah jurnal yang ditulis oleh Clementine.'' ''Maksudmu jurnal yang kau berikan kemarin malam kepadaku?'' Gaspar mengangguk.''Aku tidak tahu apa yang dia cari di jurnal itu. Aku yakin isi jurnal itu tidak penting . Aku lihat sekilas isinya hanya tentang cara pengobatan berbagai macam sihir.'' ''Ini sangat aneh sekali. '' ''Dan orang itu ternyata mempunyai sihir hitam yang sangat hebat dan dia menyerang Rose dengan sihir hitamnya, karena dia mencoba melindungiku dari serangannya. Ini semua salahku, jika terjadi sesuatu dengannya, aku tidak akan memaafkan diriku.''Gaspar mengatakan itu sambil menangis. ''Jangan salahkan dirimu. Kita harus melaporkan hal ini kepada raja karena penggunaan sihir hitam di larang di sini.'' Gaspar mempersilahkan aku masuk ke rumahnya yang kecil dan penuh sesak karena Gaspar mempunyai banyak anak dan rumah yang terbuat dari kayu itu harus menampung banyak penghuninya. Gaspar membawaku ke kamar Rose. Di kamarnya hanya ada dua ranjang sedang, satu meja kecil, dan satu lemari yang rapuh dan reot. Rose sedang berbaring lemah tak sadarkan diri di tempat tidurnya. Aku mulai memeriksa keadaannya, merasakan denyut nadinya di tanganku dan mendengarkan napasnya yang tidak beraturan. Di beberapa bagian tubuhnya ada tanda-tanda hitam menjalari tubuhnya. ''Bagaimana keadaannya?''tanya Gaspar. ''Sihir hitam yang menyerang Rose sangat kuat, kalau dibiarkan terus seperti ini, Rose bisa mati. Rose terkena sihir hitam mematikan yang menyebabkan sel darah merahnya mati perlahan-lahan dan tubuhnya akan menghitam secara keseluruhan.'' ''Apa ? Itu tidak mungkin.'' Gaspar jatuh terduduk di lantai, sedangkan istrinya terisak menangis. ''Ini sihir hitam yang sangat kuat dan aku tidak memiliki obat penawarnya.'' ''Lalu apa yang harus kita lakukan?'' ''Aku akan membuat ramuan untuk menghilangkan racun sihir hitam ini, tapi membuat ramuan penawarnya tidaklah mudah, karena aku membutuhkan satu bahan yang langka dan tidak mudah di dapat ." ''Bahan apa itu?'' ''Aku perlu bunga kamiosina.'' ''Asael , jangan bercanda denganku! Itu kan bunga mitos belum pernah seorang pun yang melihat bunga itu. Aku pun tidak tahu seperti apa bentuknya.'' ''Bunga itu ada dan bukan mitos. Aku membacanya di jurnal Clementine. '' Aku setengah berbisik kepada Gaspar. ''Benarkah?'' Aku mengangguk.'' Kemarin sebelum aku tidur aku menyempatkan diri untuk membaca jurnal Clementine yang Anda berikan kepadaku dan bunga itu ada di dalam jurnal itu. Warna bunga itu biru muda dengan gradasi warna ungu.'' ''Apa di dalam jurnal itu disebutkan di mana kita akan mendapatkan bunga itu?'' ''Iya. Untuk bisa mendapatkan bunga itu , kita harus menanyakannya kepada sang Kolektor emas, Leprechaun.'' Gaspar mengeleng-gelengkan kepalanya dan terlihat sangat cemas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD