Jejak darah

2038 Words
SEBILLE New Castle, Inggris 2033 Suara ketukan di pintu membuatku terkejut. Aku menutup tirai sesaat sebelum makhluk yang mengawasiku melihat ke arahku. Sepertinya dia curiga aku bisa melihatnya, karena makhluk aneh itu terus menatapku. Ada rahasia yang tidak pernah aku ceritakan kepada siapa pun yang selama ini aku simpan selama bertahun-tahun. Aku bisa melihat hantu dan hal-hal lain yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Hmmm...mungkin aku memang bukan manusia normal seperti lainnya mungkin aku manusia yang memiliki kemampuan supranatural seperti yang aku lihat di film-film selama ini. Aku bisa melihat hantu sejak aku berusia enam tahun. Awalnya aku merasa ketakutan, tapi lama-kelamaan , aku sudah mulai terbiasa. Banyak hantu yang sudah mengunjungiku dan berbicara denganku bahkan mereka meminta bantuanku untuk menyelesaikan urusan dunia yang belum sempat mereka kerjakan. Terakhir kali aku membantu seorang hantu pria untuk menyampaikan surat cinta untuk kekasihnya yang belum sempat terkirimkan olehnya sebelum hantu pria itu mengalami kecelakaan mobil. Jangan tanya kenapa aku bisa melihat hantu dan hal-hal lain yang tak terlihat, karena aku pun tidak tahu jawabannya. Suara ketukan semakin keras dan tidak sabaran dan terdengar teriakan seorang anak laki-laki. ''BIBI SEBILLE...BIBI SEBILLE...'' Aku mendengus. Cara berteriaknya pun sama dengan ayahnya. Aku membuka pintu dan di sana berdiri Emerico dengan cengiran lebarnya. ''Ada apa? Bisa tidak kalau tidak berteriak?''seruku kesal. ''Maaf.'' Emerico menundukkan kepalanya. ''Ya sudah . Ada apa mencariku?'' "Kita mainan ayunan.'' Emerico menatapku dengan pandangan memelas dan memohon yang tidak dapat kutolak, meskipun aku ingin sekali beristirahat di kamarku. Aku tidak tahu kemana kakakku dan kak Aimee pergi seharusnya mereka menjaga dan mengasuh anak-anak mereka. Kenapa harus selalu aku yang mengasuhnya dari sejak mereka masih bayi sampai sekarang. Aku mengembuskan napas panjang dan menuntun tangan mungil Emerico. ''Di mana ibumu?'' ''Pergi dengan ayah.'' ''Kemana?'' ''Aku tidak tahu. Mereka tadi pergi dengan terburu-buru.'' ''Ya sudah ayo kita main ayunan.'' Di halaman belakang kudapati Applemary sedang main ayunan sendirian dan mengajak Emerico untuk segera bergabung dengannya. Aku melihat ke sekeliling memastikan apakah makhluk aneh itu masih mengawasiku atau tidak dan ternyata makhluk itu berada di atas atap sedang mengawasi kami. Aku berpura-pura tidak melihatnya. Suara tangisan mengejutkanku saat kulihat Applemary terjatuh dari ayunan. "Oh ya ampun . Kamu baik-baik saja?'' ''Sakiiitt,''rengek Applemary. ''Kamu sih tidak hati-hati,''imbuh Emerico. Applemary semakin menangis keras. '' Sudahlah Emerico, jangan buat adikmu menangis lagi.'' ''Aku tidak melakukan apa-apa,''protesnya. "Coba aku lihat lukamu,''kataku. Applemary meringis kesakitan. Aku menghembuskan napas lega, karena luka yang di alami Applemary hanya luka gores biasa. Kejadian masa lalu kemudian membayang dibenakku. Empat belas tahun yang lalu, aku pernah jatuh dari ayunan dan ada seorang pria menolongku. Aku tidak tahu siapa dia, tapi yang aku ingat adalah mata birunya yang jernih dan indah. Dia menyembuhkan lukaku dengan sihirnya dan di sampingnya ada seseorang yang terlihat sangat aneh, memiliki telinga lancip. Kalau-kalau diingat-ingat lagi, pria yang menolongku cukup tampan. Dia juga menjagaku ketika aku sakit demam saat usiaku masih enam tahun. Saat aku membuka mata, aku melihatnya sedang tersenyum kepadaku, dan berkata,''Gadis kecil, kamu akan segera sembuh. Aku ada di sini untuk menjagamu.'' Setiap malam pria itu selalu datang dan menjagaku. Tidak peduli badai datang di malam hari, dia tetap datang untuk melihatku dan membacakan sebuah dongeng untukku sampai aku tertidur. Dia juga suka menyanyikan lagu lullaby untukku. Suaranya cukup merdu ketika dia bernyanyi. Aku seperti terbawa ke alam mimpi yang indah .Di sampingnya selalu ada makhluk aneh yang selalu mengikutinya, tapi pria itu tidak tahu aku bisa melihatnya sepertinya makhluk aneh itu seorang pelayan bagi pria itu. Pria misterius itu tidak pernah datang lagi saat aku berusia empat belas tahun. Tiap malam aku selalu menunggu kedatangannya, tapi dia tidak pernah datang lagi sampai sekarang. Kadang aku merasa khawatir, jika terjadi sesuatu yang buruk kepadanya dan sebagai penggantinya ada makhluk besar bersayap yang terus mengawasiku dan mungkin menjagaku. Harus kuakui , aku merindukan pria yang selalu menjagaku dan selalu menolongku sewaktu aku masih kecil. Aku selalu bertanya-tanya , kemana dia pergi? Aku bisa saja bertanya kepada makhluk aneh itu untuk menayakan keberadaan pria penjagaku, tapi aku tidak berani melakukannya. Makhluk itu terlalu seram dan menakutkan. Rahasiaku akan terbongkar kalau aku bisa melihat wujudnya. Suara tangisan keras Applemary kembali membawaku ke dunia nyata. ''Kalian tunggu di sini. Aku akan memanggil Nymphadora. Jangan pergi kemana-mana! Aku akan segera kembali. Mengerti!'' Keduanya mengangguk bersamaan. Aku segera mencari Nymphadora yang aku yakini sekarang berada di laboratoriumnya di ruang bawah tanah. Jalan terdekat menuju ke sana adalah melewati halaman samping rumah. Aku melihat sesosok hantu berdiri di bawah pohon maple dan dia segera mendekatiku. " Kamu bisa melihatku, kan?" Aku berusaha pura-pura tidak melihatnya atau pun mendengarnya. Hantu itu terus mengikutiku membuatku jengah. "Aku tahu kamu bisa melihatku. Hantu-hantu yang lain memberitahuku kalau kamu bisa melihat hantu dan mungkin kamu bisa menolongku juga. Ayolah tolonglah aku! Kamu adalah seorang Necromancer. Hanya kamu yang bisa membantuku. Aku mohon." Aku masih tetap pura-pura tidak melihat dan mendengarkannya .Hantu itu terus memohon-mohon kepadaku untuk menolongnya. Aku cepat-cepat menuruni tangga menuju ruang bawah tanah dan melihat ke sekeliling memastikan makhluk itu jauh dari pengawasannya kepadaku.''Baiklah. Apa yang kamu inginkan dariku?''tanyaku dengan berbisik. ''Cepatlah katakan! Aku sedang sibuk.'' "Aku ingin kamu pergi ke rumahku dan memberitahu keluargaku di mana tubuhku disembunyikan oleh orang yang membunuhku. Aku adalah korban pembunuhan. Tubuhku ada di dekat sungai Tyne." ''Baiklah. Aku akan memberitahu keluargamu. Tapi siapa namamu?'' " Terima kasih. Aku tahu kamu bisa membantuku. Oh ya namaku Emilio Callahan." Hantu itu menjulurkan tangannnya dan saat aku menjabat tangannya hanya terasa seperti gumpalan asap. ''Oh ya apa maksudmu kalau aku adalah seorang necromancer?'' "Necromancer adalah orang yang bisa memanggil arwah,membangkitkan orang yang sudah mati, melihat hantu dan dapat berkomunikasi dengan manusia yang sudah mati. Jarang sekali ada manusia yang sepertimu. Kamu adalah jenis manusia yang langka. Kamu berdiri di antara dua dunia. Dunia kematian dan dunia kehidupan. Tapi kamu harus berhati-hati mungkin saja ada orang-orang yang masih hidup yang ingin memanfaatkan kemampuan yang kamu miliki. Aku melihat ada jejak-jejak darah di kehidupan masa lalumu." ''Jejak-jejak darah? Apa maksudmu?'' Hantu itu mendekatkan wajahnya kepadaku, lalu berbisik," Ada banyak pertumpahan darah di masa lalumu dan mungkin masa lalu itu akan datang lagi kepadamu. Jadi berhati-hatilah!" ''Oh baiklah. Tapi sepertinya kamu salah. Aku tidak memiliki masa lalu seperti itu. Masa kecilku cukup menyenangkan. Tidak ada pertumpahan darah seperti yang kamu sebutkan tadi.Tapi kenapa kamu bisa tahu dengan yakin tentang masa lalu?'' "Karena aku seperti kamu. Aku bisa melihat masa lalu seseorang saat menyentuh orang lain. Ketika aku menyentuhmu tadi, aku dapat melihat masa lalumu dan aku dapat melihat banyak sekali jejak-jejak darah di sana . Darah mengenang seperti danau yang meluap. Selain itu ada orang-orang dari masa lalumu yang sangat membencimu dan mereka akan kembali menemuimu untuk membalas dendam kepadamu. Mereka sudah lama menunggu untuk ini." Aku menelan ludahku. Pasti hantu ini hantu gila. Aku tidak percaya apa yang dikatakannya.''Sudah cukup! Sekarang pergilah! Nanti aku akan datang menemui keluargamu.'' Tepat pada saat itu pintu menuju ruang bawah tanah terbuka. Aku terlonjak terkejut dan hantu itu menghilang seketika. "Lady Sebille, apa yang Anda lakukan di sini? Dan Anda tadi sedang bicara dengan siapa?'' ''I..itu..um...tidak ada. Tidak bicara dengan siapa-siapa. Tidak ada.'' Nymphadora memandangku dengan curiga.''Apa Anda baik-baik saja?'' "Ya. Tentu. Tentu saja . Aku baik-baik saja.'' ''Baiklah. Ayo masuklah! Kita minum teh di dalam.'' ''Lain kali saja. Aku ke sini mencarimu, Nymph. Applemary terluka. Dia terjatuh dari ayunan.'' ''Oh ya ampun. Kenapa kamu tidak bilang dari tadi. Tunggu aku ambil obat dulu untuk mengobati lukanya.'' Nymphadora kembali masuk dan tak lama kemudian dia muncul lagi dengan membawa obat ramuannya di dalam sebuah tas kecil. Kami berdua segera bergegas ke halaman belakang. Di sana Applemary masih menangis. Raut wajahnya meringis kesakitan. Nymphadora segera memeriksanya dan mengobatinya dengan salah satu obat ramuan ajaibnya berupa salep berwarna hijau. Jangan tanya lagi bau salep itu sangat bau bahkan Applemary sempat menolak untuk dioleskan salep itu. Nymphadora berusaha membujuknya dengan berbagai cara dan akhirnya Applemary mau dioleskan salep buatan Nymph, setelah Nymph membujuknya dengan membuat gula-gula kapas untuknya. Luka itu langsung sembuh. Ramuan obat Nymph memang sangat ajaib. Tidak ada bandingannya dengan obat-obatan dunia manusia. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, ia masih tetap awet muda . Seolah waktu tidak memakan usianya. Kadang aku merasa iri kepadanya. Seandainya aku bisa tetap awat muda seperti Nymph. Aku pernah menanyakan kepadanya apakah ada ramuan agar seseorang tetap awet muda dan hidup abadi. Nymph langsung memukulku dan berkata,''Dasar anak bodoh. Mana ada ramuan seperti itu. Kalau pun ada, mungkin itu jenis ramuan yang berbahaya.'' Seharusnya aku memang tidak menanyakan hal itu kepadanya. Nymphadora mengendong Applemary dan membawanya ke kamar. Dia menatapku dengan kesal. "Di mana Yang Mulia dan istrinya?'' ''Sepertinya mereka pergi. Itu yang dikatakan Emerico.'' ''Ya sudah. Sebaiknya biar mereka beristirahat. Kanu juga Lady Sebille sepertinya Anda juga terlihat lelah dan pucat. Apa kamu sakit?'' ''Tidak. Aku tidak sakit.''Aku menyengir lebar kepada Nymph yang terus memandangiku dengan intens seolah-olah tatapan matanya dapat melihat isi pikiranku.''Aku akan pergi keluar.'' Aku langsung berlari dan keluar rumah. Aku tak ingin mendengar ceramah Nymph lagi. ''Lady Sebille, Anda mau kemana?" Aku berusaha untuk tidak mendengar panggilannya itu. Sekarang aku akan pergi ke rumah Emilio untuk memenuhi janjiku kepadanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD