Titt … titt … ttiiittt ….
Suara alat medis yang menempel di seluruh tubuh milik Hassel pun terus berbunyi dan detak jantungnya pun semakin melemah.
Namun, Hassel masih terus berusaha sekuat tenaga agar dia bisa bicara dengan kekasihnya untuk terakhir kali.
Dengan sisa nafas yang hanya ada di ujung tenggorokan itu.
Hassel pun berkata dengan nafas yang tersengal-sengal, "Mira … sayang, aku aku … aku sangat mencintai kamu, selamanya, aku … aku ... hanya … hanya akan … men … cin .. tai kamu," ucap Hassel dengan napas yang sudah hampir hilang.
"A … aku berharap … se .. telah aku … pergi. Kamu harus … menjalani hidup kamu dengan baik, karena masa depan kamu masih panjang disana," ucap Hassel sambil menarik nafas terakhir nya
"Te ... Terima … ka… sih atas semuanya, sampai ... Bertemu lagi di dunia berbeda nanti, aku … aku akan menunggu kamu sa … yang ….." ucap Hassel dan setelah itu, di pun menutup matanya untuk selamanya.
Tiiiiiiiittttt ….
Garis lurus pun terlihat sangat jelas dan Hassel pun pergi untuk selamanya.
Melihat itu.
Almira langsung merasa terkejut dan juga panik secara bersamaan.
"Has … Hassel! Bangun! Bangun! Kamu … kamu harus bangun!" teriak dan berusaha untuk membangunkan Hassel sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hassel yang sudah diam serta kaku.
Air mata pun terus mengalir dan Almira masih terus berusaha untuk membangunkan pria yang sangat dia cintai itu dari tidurnya yang tidak mungkin bisa bangun lagi.
" Has! Aku mohon! Aku mohon agar kamu bangun! Ayo bangun Has! Kamu jangan tidur lagi ! aku … aku mohon Has kamu harus bangun. Bukankah kita akan menikah, bukankah kamu berjanji akan menikah dengan aku, dan tidak akan meninggalkan aku sendiri. Hassel, ayo bangun!" Almira langsung menangis histeris, dia memeluk tubuh kaku Hassel yang sudah diam dan tak bergerak.
Dokter dan suster pun datang menghampiri keduanya dan secepatnya, dokter itu pun segera memeriksa keadaan Hassel. Namun semua nya sudah terlambat, karena Hassel sudah pergi untuk selamanya.
Setelah yakin dengan pemeriksaan yang dia lakukan. Dokter itu pun menunduk dan dia pun langsung menepuk bahu Almira yang sudah menangis sangat keras itu.
Merasakan tepukan di bahunya, Almira pun langsung mengangkat wajahnya dan melihat kearah dokter dan dia pun bertanya, "Dokter, Has … Hassel baik-baik saja kan? dia hanya tidur sebentar kan?" Tanya Almira, dia masih berharap jika Hassel masih hidup dan akan selamanya bersamanya.
Dokter itu pun langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia … dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi, kamu harus mengikhlaskan kepergiannya," ucap Dokter itu dan setelah itu, dia pun menoleh ke arah suster dan langsung memberi perintah.
"Panggil keluarganya yang lain untuk datang kemari," pinta Dokter itu.
suster pun mengangguk dan dia pun pergi memanggil Hendra dan juga Theresa.
Sementara itu.
Almira masih terus menangis dan terus memeluk Hassel serta enggan untuk melepaskannya sama sekali.
Almira tidak ingin kehilangan Hassel dan baginya saat ini, dia seperti sedang bermimpi dan berharap jika mimpi buruk yang dia alami pasti akan berakhir dan dia masih bisa bersama kembali dengan Hassel seperti biasanya .
Namun, sekali lagi. Harapan dia pun hancur. Karena itu bukanlah mimpi tapi sebuah kenyataan yang sangat pahit.
Sehingga, Almira pun harus menerima semuanya dan dia belum bisa menerima kenyataan pahit itu.
Baginya, Hassel ada lah pria satu- satunya di dalam hatinya, dia tidak ingin bersama pria lain. hanya Hassel lah yang dia cintai, sedangkan cinta Hassel untuk Almira, sudah dia sudah membawanya sampai mati. begitu juga Almira , dia juga akan mencintai Hassel sampai mati.
Saat Almira yang masih terus memeluk tubuh Hassel dan tidak ingin melepaskannya, beberapa suster memaksa Almira untuk melepaskan pelukannya, namun Almira terus menolak dan tidak ingin berpisah dengan Hassel. Almira sudah seperti orang gila, dia tidak ingin berpisah dengan Hassel sama sekali. Bahkan dia mengambil benda tajam yang ada berada disana, dia ingin menusukkan dirinya. Dia ingin ingin menyusul Hassel dan bahagia bersama nya di Dunia yang lain.
Keributan pun terjadi, semua perawat pun mulai panik.
"Nona, anda jangan lakukan itu! Saya mohon, nona!" Teriak beberapa perawat yang mencoba menenangkan Almira.
Tapi, Almira tidak mendengarkan sama sekali. Dia hanya ingin menyusul Hassel dan saat ini, dia tidak peduli dengan apapun lagi. Karena baginya, kematian adalah jalan terbaik agar dia bisa bersama lagi dengan Hassel.
"Has, aku mau menyusul kamu! Kamu tunggu aku sebentar!" Ucap Almira yang dengan tanpa ragu lagi, dia ingin menusukkan benda tajam itu ke perutnya.
Sementara itu.
Hendra, Sally dan Theresa pun masuk, mereka terkejut melihat Almira yang sudah seperti orang gila, dia ingin mengakhiri hidupnya demi mengikuti Hassel yang dia cintai.
Secepatnya.
Hendra langsung menarik tangan Almira dan merebut benda tajam itu, dia melemparkan benda tajam itu secepatnya.
"Mira, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu seperti ini?" Tanya Hendra dengan nada sedih.
Melihat itu, Almira pun langsung menangis histeris dan melihat ke arah Hendra dan berkata. "Hiks ... hiks, Om! biarkan aku menyusul Hassel. aku ingin bersama nya om, aku tidak bisa hidup tanpa dia om!" Ucap Almira yang sudah dalam keadaan putus asa.
Melihat itu. Hendra langsung memeluk tubuh Almira yang sedang menangis dan mengusap lembut punggungnya Almira. Hendra pun berharap, jika dia bisa membuat Almira merasa sedikit jauh lebih tenang.
Hendra pun mendekati telinga Almira dan berbisik di telinganya.
"Mira, disini bukan kamu saja yang merasa kehilangan Hassel, om … om juga merasa sangat kehilangannya dan ini semua sudah takdir dari Tuhan, mungkin Tuhan melakukan yang terbaik untuk Hassel. Jadi, om mohon. Agar kamu, bisa mengendalikan diri kamu. Karena, masa depan kamu masih sangat panjang di depan sana," ucap Hendra dan dia berusaha menenangkan Almira yang sedang hancur itu.
Tapi jauh di lubuk hatinya, dia pun memiliki perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Almira saat ini.
Sementara itu.
Almira terus menangis, hatinya hancur dan di dalam pikirannya saat ini dia terus merasa ingin menyusul Hassel.
Karena goncangan hebat yang menyerang hatinya saat ini. tiba-tiba Almira merasa kepala sangat pusing serta pandangan di sekitarnya pun mulai terlihat gelap serta tidak lama kemudian, dia pun langsung jatuh pingsan.
Melihat itu, semua orang pun langsung merasa sangat panik dan Hendra pun membawa Almira, ke ranjang pasien dan menaruhnya di atas ranjang itu.
Dokter memeriksanya dan menyuntikkan obat penenang, agar Almira bisa istirahat dengan baik.
Setelah itu, Hendra pun menelpon orang tua Almira dan memberitahukan kondisi yang saat ini sedang terjadi di tempat itu.
mendengar kabar tersebut. Wira dan istrinya segera bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaan anak dan calon menantunya.
Setelah menelpon. Hendra pun pergi meninggalkan Almira dan dia akan mengurus pemakaman putranya itu.
Hatinya terasa sangat sakit. Dia juga tidak rela jika anak kesayangan yang dia susah payah dapatkan dari mantan istrinya, kini pergi meninggalkannya.
Hendra juga merasakan seluruh tubuhnya terasa sangat lemas dan untuk berjalan pun dia merasa kakinya ikut terasa sudah mati rasa. Namun, dia harus kuat demi putra dia yang lain dan juga istri yang berada disampingnya. Walaupun sebenarnya, Hendra tidak pernah mencintainya tapi dia harus menghargai Theresa sebagai istrinya sah nya sekarang.
Setelah itu, Hendra pun segera pergi untuk mengurus semuanya hingga Hassel pulang menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
-bersambung-
Dhini_218
only on: Dreame n Innovel