Turki, I’am Coming
‘Apa!,” Sarah menjerit kaget mendengar kalau Kris akan menjadikan dirinya sebagai seorang harem.
“Kalau saya menjadi harem, berarti tuan benar-benar seorang g***o. Saya akan melakukan siaran langsung dan akan saya sebarkan di semua media social milik saya, akan saya katakana kalau seorang Kristanto Herlambang, CEO PT Bestari Agro Food, ternyata memperoleh kekayaannya dari bisnis gelap dan ha…” belum selesai Sarah berkata-kata, Kris menutup mulut Sarah.
“Jaga mulut kamu!, jangan sembarangan bicara.”
“Mengapa saya tidak boleh, sementara bos dengan seenaknya mau menjadikan saya sebagai harem dan w*************a. Jangan-jangan sudah banyak wanita mu..”
Lagi-lagi Sarah tidak dapat menyelesaikan kata-katanya. Kris kembali menutup mulut Sarah dengan tangannya.
Sarah yang merasa emosi dengan ulah Kris, yang seenaknya sendiri menggigit tangan Kris.
“Auw,” Sarah bentak Kris. “Apa-apaan kamu ini, suka sekali menggigit saya.”
“Kenapa memangnya, bos saja dapat berbuat semau bos. Apa…bos mau balas menggigit saya?, mana mungk…”
Kris menggeram marah mendengar ucapan Sarah. Ditariknya Sarah ke arah tubuhnya, dipeluknya Sarah dengan erat. Kamu menantang saya untuk menggigitmu bukan. Baiklah, saya akan memberikan gigitan, tapi saya berani menjamin kamu gigitan saya tidak akan membuat kamu menjerit kesakitan. Tetapi akan membuat kamu mendesah keenakkan.” Bisik Kris sensual di telinga Sarah.
Kris lalu mengigit leher Sarah, kemudian lidahnya menyusuri leher jenjang Sarah. Dan benar saja apa kata Kris, Sarah tanpa dapat ditahan mengeluarkan desahan. “Ahhhh.”
Pramugari yang bertugas di jet pribadi Kris bermaksud mendatangi Kris dan Sarah. Namun, ia terpaku di tempatnya berdiri saat melihat kemesraan yang diperlihatkan oleh Kris dan Sarah.
Dengan wajah memerah merona malu, dan takut karena telah melihat bosnya beradegan m***m, pramugari itu meminta maaf, “Maaf tuan, sa-ya tidak bermaksud untuk melihat dan mengganggu tuan. Namun, saya hanya ingin mengingatkan kalau sebentar lagi pesawat akan mendarat.”
“Tuan dan Nona Sarah diminta untuk duduk kembali di tempat dan memakai sabuk pengaman.” Kata pramugari itu dengan suara takut-takut.
“Terimakasih,” sahut Kris. “Sekarang kamu dapat kembali ke tempatmu.”
“Permisi tuan, nona.”
Sarah berontak di pelukkan Kris. Krispun melepaskan pelukkannya di pinggang Sarah. Sarah berbalik dan mendelikkan matanya ke arah Kris.
Delikkan mata Sarah hanya dibalas Kris dengan kedikkan bahu. Sarah mendudukkan pantatnya di atas kursi, sebelum ia sempat memasang sabuk pengaman, ternyata Kris terlebih dahulu memasangkan sabuk pengaman Sarah.
Kris sendiri kemudian duduk di samping Sarah. Dan dipasangnya sabuk pengaman miliknya.
“Sepertinya kamu harus memakai pakaian dengan model leher turtle neck, karena saya ternyata sudah memberikan tanda cinta di lehermu.”
“Tuan jangan macam-macam ya, dengan meninggalkan jejak maksiat di tubuh saya. Yang tuan buat, bukanlah tanda cinta, tetapi tanda maksiat.” Sambil mengucapkan hal itu Sarah menatap sengit ke arah Kris.
Kris tidak terpengaruh sama sekali dengan kemarahan Sarah. “Tanda maksiat, tapi kamu menyukainya. Buktinya kamu tadi mendesah keenakkan. Seandainya pramugari tadi tidak datang menggangu kita saya sangat yakin kamu pasti akan meminta lebih kepada saya.”
“Bos m***m bin g***o, I Hate You.”
“Yeah, I Hate You Too.” Balas Kris.
Tanpa mereka sadari, disaat mereka masih berdebat, sebenarnya pesawat sudah mendarat. Seluruh awak kabin Kris terdiam melihat perdebatan antara Kris dan Sarah.
Mereka berbisik-bisik, “Siapa yang berani mengatakan kepada bos kalau pesawat sudah mendarat dan boleh turun.”
“Mereka benar-benar pasangan ‘Tom and Jerry’, yang selalu bertengkar.
Kris dan Sarah kemudian tersadar karena mereka mendengar bisikkan suara-suara. Secara reflex Kris dan Sarah melihat ke depan dan betapa kagetnya mereka saat melihat para awak pesawat menatap bingung ke arah mereka berdua.
Kris dengan galaknya menegur kru pesawat pribadi miliknya yang berdiri diam melihat dirinya dan Sarah.
“Kenapa pada bengong?, tidak pernah melihat orang bermesraan atau jangan-jangan tidak pernah bermesraan.”
“Maaf tuan, kami hanya mau memberitahukankan kalau pesawat sudah lama mendarat. Dan…penumpang sudah boleh turun.”
Kris berdiri dari duduknya, “Kamu berani mengusir saya dari pesawat milik saya sendiri. Saya yang akan mengusir kalian kalau kalian berani sama saya.”
Dari arah belakang berdirilah sosok pilot dengan penampilan wajah yang ganteng di tambah postur tubuh tinggi membuat pilot tersebut terlihat memiliki kharismatik yang besar. Pilot itu kemudian mengizinkan kru pesawatnya agar turun, dan mereka diberi waktu selama sehari untuk berlibur. Namun, dengan catatan gawai mereka harus selalu aktif.
“Kalau kamu mengusir kami semua, kamu yang akan repot sendiri. Silahkan saja kalau kamu berani, saya tidak perduli. Bukannya kamu masih belum berhasil memperoleh izin untuk menerbangkan pesawat. ”
Kris mendengus kesal ke arah pilot itu, ia merasa kesal, karena diingatkan kegagalannya memperoleh lisensi untuk menerbangkan pesawat.
“Hahaha…, diamkan kamu, gak bisa sombong melawan saya.”
Sementara itu Sarah hanya diam memperhatikan interaksi antara Kris dan pilot itu. Keduanya tampak dekat.
Pilot itu kemudian berpaling menghadap ke arah Sarah, “Hello cantik, kenalkan namaku Bayu Herlambang. Kamu jangan bingung ya, kenapa aku berani dengan bosmu yang satu ini. Karena kami ini sepupuan.”
“Kami selalu bersaing, tapi sampai sekarang dia masih gagal mengalahkanku, karena ia belum juga memperoleh izin untuk menerbangkan pesawat.”
“Oh, begitu. Ternyata ada juga ya yang berhasil mengalahkan kesombongannya.”
“Betewe Cewek Cantik, siapa namamu?, boleh kita kenalankan?, kamu bukan kekasihnya Kris-kan?, karena aku tidak mau bersaing soal perempuan dengan sepupuku yang satu ini.
Nama saya Sarah, tentu saja saya bukan kekasihnya sepupu anda tuan, saya hanyalah sekretarisnya saja.”
“Baguslah kalau begitu, kamu mau ikut dengan saya melihat-lihat keindahan Turki. Saya akan membuat kamu merasakan romantisnya jalan-jalan di Turki berdua dengan saya.”
‘Terus…terus aja, apalah diriku ini hanyalah sebuah patung di tengah-tengah dua manusia yang sedang dimabuk asmara.” Sahut Kris dengan nada cemburu.
Sarah terbatuk mendengar ucapan Kris.
“Hedeuh…kalau cemburu bilang aja. Dengar ya sepupuku tersayang, aku bertanya baik-baik, apakah nona Sarah, sekretarismu ini adalah kekasihmu?, kalau bukan, bolehkah saya mengajaknya untuk menikmati keindahan Turki hanya berdua.”
“Dengar ya, buaya cap Kadal. Sarah memang bukanlah kekasihku. Namun, bukan berarti ia bebas untuk pergi kemana saja dengan siapapun. Sarah hanya boleh pergi dengan saya. Apa kamu tidak lihat tanda di leher Sarah, itu hasil karya siapa.”
Sarah mendelik marah ke arah Kris. Dicubitnya pinggang Kris, hingga Kris mengaduh kesakitan.
“Hmm, I see.” Bayu lalu menatap intens ke arah Sarah, terutama ke bagian lehernya. Seperti yang disebutkan oleh Kris, sepupunya.
Dengan bersungut Bayu berkata, “Sungguh aneh kamu ini Kris. Bilangnya bukan kekasih, tapi kok meninggalkan jejak cinta.”
Kembali Sarah terbatuk-batuk mendengar ucapan Bayu. Kris dengan sigap mengambilkan air minum untuk Sarah. Dipijat-pijatnya pundak Sarah dengan lembut.
Bayu yang melihat adegan live di depan matanya menjadi semakin yakin kalau sebenarnya Kris menyukai Sarah. Hanya saja karena gengsinya yang segudang membuatnya enggan untuk mengakuinya.
Sarah meneguk air minum yang diberikan oleh Kris, ia lalu mengucapkan terimakasih kepada bosnya itu.
Bayu jadi semakin berniat untuk mengerjai sepupunya itu. “Biar rasain lu, pura-pura gak mau padahal mau. Rutuk Bayu dalam hatinya.
“Lah kenapa bisa begitu, Sarah kan bebas, dia jomblo, gak punya pasangan. Aku juga jomblo, gak punya pasangan. Apa salahnya kalau kami jalan berdua.” Ucap bayu sambil duduk di hadapan Kris, karena ia merasa lelah terus menerus berdiri.
“Suka-suka saya dong, sebagai bosnya Sarah. Sarahkan sekretaris saya, ia harus selalu dekat dengan saya. Karena ini perjalanan bisnis, bukan untuk bersenang-senang, siapa tahu saya memerlukan dia dadakan untuk mengerjakan tugas dari saya, selaku bosnya.”
“Okelah kalau begitu, aku akan menemani kalian berdua. Untuk jaga-jaga, siapa tahu Sarah memerlukan pertolongan dari gigitan Vampir.”
“Tentu saja, makin banyak orangnya kan makin rame,” sahut Sarah.
“Hei, buaya!. Kamu pernah dengar gak, istilah yang mengatakan kalau yang ketiga itu setan. Memangnya kamu mau dikatain setan.” Kata Kris mendelik kesal ke arah Bayu. Niat hatinya ingin menikmati waktu berdua saja dengan Sarah, eh si buaya cap kadal malah mau ikut nimbrung. Sudah ditolak secara halus, masih saja ngeyel. Gumam Kris kesal dalam hatinya.
Bayu terkekeh mendengar jawaban Kris. “Hei playboy, justru yang berdu-duan saja yang berbahaya. Buktinya, tuh lihat. Belum-belum leher sekretarismu sudah mendapatkan tanda, apalagi kalau hanya berdua menikmati keindahan Turki.”
“Jangan-jangan, malah berbadan dua malah nanti sekretarismu.”
Sarah dan Kris menjadi emosi secara bersamaan mendengar ucapan Bayu.
“Dengar ya, jadi cowok mulutnya jangan lemes banget dong. Saya gak akan bakalan mau menyerahkan kehormaatan saya, selain kepada suami saya sendiri. Saya juga masih ingat dosa kali.”
“Lagipula siapa juga yang mau punya anak dari bos seperti ini,” ucap Sarah sambil melirik ke arah Kris, “Saya mah mau cari ayah dari anak saya yang berasal dari pria baik-baik. Gak sombong dan baik hati.”
Kris mendelik sebal ke arah Sarah, “Apa maksud kamu, jadi saya ini bukan pria baik-baik!.” Tanya Kris galak kepada Sarah.
“Memangnya bos gak nyadar, kalau bos pria baik-baik, mana ada pria baik-baik yang main sosor
Dan memberikan tugas di luar kewajaran tugas seorang sekretaris.”
“Wait, tolong jelaskan kepada saya. Sebenarnya apa tugas yang diberikan oleh Kris yang di luar batas kewajaran tugas seorang sekretaris itu. Saya kok tidak mengerti.”
“Dia itu menjadikan saya sebagai wa…” hmppp…
Kris menutup mulut Sarah dengan kedua tangannya, “Berani kamu ngomong lebih banyak akan saya beri tanda lebih banyak lagi tubuh kamu, saya tidak main-main dengan perkataan saya Sarah.” Ancam Kris di telinga Sarah.
Sarah yang mulutnya masih di tutup dengan tangan Kris, hanya dapat menganggukkan kepalanya. Merasa Sarah menurut, Kris lalu melepaskan bekapan tangannya di mulut Sarah.
“Sudah, ayo kita jalan bertiga, janga banyak debat lagi.” Ajak Kris kepada Sarah dan Bayu. Di tariknya tangan Sarah, lalu digenggamnya jemari Sarah dengan erat, seakan-akan Kris takut Sarah akan hilang dari pandangannya.
Bayu menatap genggaman tangan Kris di tangan Sarah. Hal itu semakin menguatkan dugaanya kalau sebenarnya Kris menyukai Sarah.
“Kamu jangan lepaskan genggaman saya, saya tidak mau kamu hilang dan tersesat. Nanti, bikin repot saya saja kalau kamu sampai tersesat.” Ucap Kris pelan kepada Sarah.
Sarah berjalan dengan didampingi Kris dan Bayu, di sisi kanan dan kirinya. Setelah urusan imigrasi selesai, dengan menggunakan taksi Kris berniat mengajak Sarah menuju ke hotel tempat mereka menginap.
“Kamu boleh cari hotel yang lain, tidak perlu mengikuti hotel pilihan kami.” Kata Kris kepada Bayu.
“Tentu saja aku harus satu hotel dengan kalian. Akukan sekarang menunjuk diriku sendiri menjadi bodyguard Sarah dari ancaman playboy sepertimu.
Kris hanya diam, ia malas meladeni sepupunya yang sepertinya memang berniat untuk membuat dirinya marah.
Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi tiba di depan sebuah hotel berbintang lima. Kris, Sarah dan Bayu lalu turun dari mobil dan berlalu menuju ke arah hotel, setelah Kris membayar ongkos taksi yang mereka tumpangi.
Sarah merapatkan kerah hoodie miliknya dan disampirkannya rambutnya ke samping untuk menutupi bekas gigitan Kris.
Mereka bertiga menuju ke meja resepsionis. Kris memesankan 2 kamar untuk mereka bertiga. “Kamu tidur denganku, aku khawatir penyakit berjalan sambil tidurmu kambuh. Bisa-bisa nanti kamu menerobos masuk ke kamar Sarah. Kalau satu kamar, aku bisa ngawasi kamu tidur. Nanti ku ikat pake tali kakimu biar gak bisa gerka kemana-mana.” Kata Kris kepada Bayu.
“Halah, alasan saja, pake bilang aku punya penyakit tidur sambil berjalan. Bilang saja kamu takut kalau aku mengajak Sarah jalan berdua pas kamu lagi tidur.” Sahut Bayu.
Resepsionis hotel kemudian menyerahkan kunci kamar kepada Kris dan Sarah. Kamar mereka letaknya bersebelahan sesuai dengan permintaan Kris.
Sebelum ke kamar untuk beristirahat, kita makan malam dulu. Mau makan siang dimana?, di restoran yang ada di hotel ini, atau makan di luar. Sambil menikmati keindahan Turki.” Tanya Kris kepada mereka berdua.
“Kalau saya sih, terserah bos saja. Kan bos yang membayar semua biaya perjalanan saya.” Kata Sarah.
“Kalau bosmu ini pelit dan tidak mau membayar biaya makanmu, saya mau kok. Asalkan nanti, saat di Indonesia kamu mau makan berdua dengan saya.” Kata Bayu menggoda Sarah.
“Saya yang akan membayar semua biaya perjalanan Sarah. Tidak ada yang namanya makan berdua, tanpa seizing dan sepengetahuan saya. Sarah itu sekretaris eksklusif saya, dia tidak boleh sembarangan menerima ajakan makan berdua.”
“Saya sudah memutuskan kita akan makan siang di Galata Bridge. Kalian maunya makan dulu, atau jalan-jalan dulu.” Tanya Kris kepada Sarah dan Bayu.
“Jalan-jalan dulu, baru makan, biar berasa laparnya,” sahut mereka berdua kompak.
Sarah dan Bayu tertawa bersamaan.
“Kok bisa kompak ya, kita menjawabnya. Ini pertanda kalau kita berjodoh.” Kata Bayu kepada Sarah.
“Saya single, kamu juga single. Kita pasti akan menjadi pasangan yang serasi.” Tambah Bayu.
“Semoga saja benaran kita berjodoh,” ucap Sarah.
“Jodoh-jodoh,” baru kenal sudah bilang jodoh. Kris lalu menarik tangan Sarah kasar menuju ke sebuah taksi yang sudah berhenti.
“Masuk!,” perintah Kris kepada Sarah. Setelah Sarah masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang, Kris pun menyusul dan duduk di sebelah Sarah.
“Cepat jalan pak,” perintah Kris kepada sopir.
Bayu yang tertinggal di belakang, berteriak, “Hei…wait for me!.”