Evelyn membuka matanya pelan. Ia menggenggam erat apa yang ada di pegangannya. Jemarinya bersatu dengan jemari lainnya, saling mengeratkan. Evelyn pun tersedar, ia membuka matanya dan mendongak hanya untuk mendapatkan tatapan mengantuk milik Justin yang turut tertuju ke arahnya. “J-Justin? Bagaimana… maafkan aku.” Evelyn lekas menunduk. Hendak bangkit, tapi sebelah tangan Justin menahannya dengan sebuah pelukan. Sedangkan yang lainnya saling bertautan erat dengan jemari Evelyn. Sejak kapan aku berada dalam posisi ini?! Evelyn membatin. Merutuk dirinya sendiri karena kebodohannya mematuhi ucapan Justin semalam. “Tidak perlu minta maaf. Bangun, dan siapkan aku sarapan!” kata Justin yang di peruntukkan sebagai sebuah perintah. Namun Evelyn enggan bangkit, kepalanya berputar kembali mengi