“Justin? Justin…” aku mengguncang pelan bahu Justin. Dia tertidur di pangkuanku. Entah sadar atau tidak, tangannya menggenggam tanganku dan meletakkannya di antara wajahnya dan perutku. Jika aku memiliki kekuatan super, maka aku akan langsung menghentikan waktu, membuat momen ini lebih lama. Tapi tentu saja tidak, sopir taksi itu sudah menegurku untuk segera turun sepuluh menit yang lalu. Dia terlihat kesal, dan akupun sadar bahwa ini sudah pukul hampir satu pagi. “Justin?!” seruku lebih keras. Berhasil membuat Justin menggeliat dan mengeluarkan suara-suara aneh. “Justin cepat bangun! Kita sudah sampai.” Kali ini, Justin mulai mengerang dan aku membuatnya bangkit dengan mengangkatnya agar menjauh dari pahaku. Setelah memberi sopir taksi yang masih tampak kesal itu beberapa lembar uan