# Arruna menarik napas panjang untuk beberapa kali sampai akhirnya ia terdiam menatap Gi yang tampak sangat girang kali ini. Ia tahu, Gi sangat menikmati waktu yang ia habiskan di sekolah musik milik Ava, apalagi disana ada seorang anak perempuan yang sangat manis dan tampaknya sama sekali tidak mempermasalahkan cara berbicara Gi yang hanya sepatah dua patah kata. “Gi, kau lebih suka biola, piano atau melukis?” tanya Arruna. “Lebih suka….Mama,” ucap Gi sambil menunjuk ke arah ibunya. Tidak seperti dulu, sekarang Gi tidak lagi menggunakan tablet atau ponsel untuk menuliskan apa yang ingin ia katakan. Ia mulai berusaha berbicara secara langsung meski suaranya masih terdengar serak dan jika ia mengucapkan kalimat panjang maka tenggorokkannya masih terasa sakit. Arruna tersenyum lembut, e