Rose terbangun dan menatap binggung kamar luas tempatnya berbaring saat ini. Setelah kesadarannya terkumpul baru dia ingat, kalau dia tidur di rumah Rain di Kelapa Gading. Rose tidur di ruang tamu di lantai 1 rumah besar nan mewah ini. Rumah ini terbagi dua sisi. Sisi kiri dan sisi sebelah kanan yang dihubungi dengan foyer memanjang menuju sisi bangunan satunya yang merupakan tempat tinggal Pak Langit dan Bintang.
Ruang tidur keluarga Guntur terletak di sisi kiri lalu ruang makan dan ruang keluarga dengan pemandangan kolam renang terletak di bagian tengah yang menyatukan kedua sisi itu.
Jam di meja kecil sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mami berpesan , kalau Rose harus turun jam 6.30 untuk membantu mempersiapkan sarapan bagi semua orang. Dengan tergesa-gesa , Rose mempersiapkan diri lalu berjalan melewati foyer menuju ruang makan.Rose terkejut karena di meja makan panjang itu, dia sudah melihat Rain yang sedang menyusun piring-piring makan. Kenapa Rain sudah bangun dan ikut membantu? Bukannya kata Mami, biasanya para lelaki di rumah ini tinggal duduk diam menunggu makanan di hidangkan bahkan menyendok nasi sendiri aja mereka tidak mau. Pokoknya kalau jam makan lelaki-lelaki keluarga Berlian akan turun dari kamar, lalu duduk di meja makan bagaikan raja dan menunggu disendokin nasi ke piring oleh para wanita. Dulu saat nenek Rain masih hidup dia dan Mami yang akan melakukannya tapi setelah nenek meninggal , semua tugas itu menjadi tugas Mami. Betapapun capeknya mami bekerja, betapapun malamnya Mami pulang , dia harus tetap siap sedia untuk melayani para lelaki keluarga Berlian. Makanya istri-istri paman Rain, Om Bintang tidak tahan dengan kelakuan lelaki keluarga ini, apalagi Om Bintang sangat playboy dan pemalas tanpa kerjaan sehingga dua orang istrinya minta cerai dan pergi meninggalkannya saat mereka belum punya anak dan sepertinya Om Bintang tidak lagi mau menikah, karena katanya lebih enak hidup bebas tanpa istri toh dia tetap ada yang melayani di rumah besar mereka ini. Siapa lagi kalau bukan Mami yang merupakan kakak iparnya.
“ Rose.. Jangan bengong. Bantu Mami mengeluarkan nasi gorengnya dan letakkan di meja.” Kata Embun lalu pandangannya beralih ke Rain yang dengan penuh konsentrasi menyusun piring-piring di meja sampai jarak sendok dengan piring disusun Rain dengan presisi.
“ Rain, memang seperti itu. Semuanya harus rapi. Jadi kamu jangan heran.” Kata Embun pada Rose yang masih berdiri terbenggong- benggong.
Tiba-tiba suara menggelegar Pak Langit terdengar dari pintu kaca yang membatasi bagian gedung mereka dengan ruang makan ini.
“ Rain… Kamu ini bikin malu keluarga Berlian aja. Mana ada cowok yang beresin meja. Embun… Kamu ini sudah gila membiarkan anakmu menyusun meja makan! Itu kerjaan kalian wanita-wanita. Kamu jangan pikir suami mu uda meninggal, jadi nggak mau urusin aku . Aku ini masih mertuamu. Kalau memang kamu tak mau urusin aku lagi, silahkan pindah dan lupakan semua harta warisan dari Guntur dan dariku. Kamu jangan pikir otomatis kamu bisa mendapatkan semuanya . Untung Guntur setuju kusuruh buat surat wasiat ,agar harta pribadinya tidak otomatis menjadi milikmu kalau dia meninggal.”
Embun tampak terkejut. Dia sama sekali tidak tahu suaminya ada membuat surat wasiat. Apa isi surat wasiat itu, pasti bukan menyebutkan akan memberi Embun dan Rain hartanya begitu saja. Karena tanpa wasiat, otomatis juga sesuai hukum waris, harta yang meninggal akan turun ke istri dan anak. Tapi kalau memiliki surat wasiat, harta akan dibagi sesuai yang tertera di surat wasiat.
“ Kaget kamu ya ? Tidak menyangka kan, suamimu itu pintar. Jadi kamu jangan semena-mena dulu. Kalau kamu menginginkan harta Guntur.” Kata Pak Langit dengan senyum licik.
“Nggak kok Pa. Aku nggak semena-mena. Buktinya sarapan pagi ini masih aku siapkan untuk Papa . Rain sudah terbiasa menyusun piring sendiri di Belanda jadi tadi dia berniat membantu. Kalau memang tidak Papa izinkan, besok Rain tidak akan melakukannya lagi.” Kata Embun dengan suara lembut. Dia harus penuh taktik juga dan berpura-pura jadi wanita yang patuh agar mertuanya ini tidak ngamuk.
Mereka semua lalu duduk mengelilingi meja makan. Rose ingin menyendok nasi untuk Rain. Tapi Rain menggeleng dan menyendok nasinya sendiri.
“ Rain!!….. “ Jerit Pak Langit.
“ Rain bisa sendok nasi sendiri, Opung.” Kata Rain tanpa melihat opungnya.
“Meskipun bisa kamu tidak usah. Suruh si Rose aja. Biasakan dia melayani.Jangan nanti bertingkah kek mamakmu ini.” Kata Langit.
Tapi Rain tidak mengacuhkan Opungnya. Dia tetap menyendok nasi gorengnya sendiri dan makan dalam diamnya.
Pak Langit menyerah karena Rain sama sekali tidak mau memandangnya. Dia lalu berpaling pada Embun dan memarahinya.
“ Itulah , dulu aku suruh kamu berhenti kerja untuk merawat Rain , kamu nggak mau. Kamu bersikeras kerja dan menyerahkan perawatan Rain pada susternya. Makanya dia tetap aja jadi anak kurang 1 ons. Nggak bisa menatap mata, nggak bisa berbicara, nggak bisa menunjukkan emosi. Percuma kamu lahirin anak cowok, kalau anakmu seperti Rain. Aku juga malu kalau nama Rain ada di kuburanku nanti. Si sialan Bintang itu juga nggak ada anaknya. Dosa apa aku sampai punya keturunan seperti ini.” Marah Langit
“ PAPA Keterlaluan.” Embun berkata hanya dengan nada naik satu oktaf tapi tidak menjerit.
“ Kenapa? Bukannya benar? Kamu Perempuan sial yang melahirkan anak laki-laki tak berguna ini.” Kata Pak Langit.
Ya Tuhan , Rose sampai gemetar menahan amarah . Kalau dia tidak ingin pesan Mami, pasti kakek tua ini sudah dikaratenya.
“ Pa.. Rain itu terdiagnosa syndrome asperger saat berumur 3 tahun dan aku selalu menemaninya terapi meskipun aku bekerja. Kalau aku tidak bekerja, papa pikir Si Guntur bisa mensukseskan kantor pengacara kami. Semua perusahaan besar bisa menjadi klien kami karena mereka percaya pada diriku. Makanya Guntur juga takut , kalau aku tidak bekerja dan Guntur tidak pernah memaksaku harus berhenti jadi pengacara. Dan untuk papa ketahui. Kantor pengacara kami semakin sukses dan mendapat banyak klient perusahaan -perusahaan asing, itu semua berkat Rain yang sangat pintar menelaah setiap laporan keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang akan diakuisisi oleh para klient. Tidak ada satu angkapun yang bisa lolos dari pengamatan Rain. Kalau perusahaan itu merugi tapi mempermainkan laporan keuangan dengan auditor, Rain segera tahu dan aku akan memberikan saran untuk tidak boleh diakusisi oleh para klient kami. Jadi kami bertiga ini saling mendukung. Aku dengan kemampuan lobbyku. Rain dengan kemampuan auditor nya yang jauh melebihi auditor public karena dia juga menguasai aspek hukum dan Guntur dengan kemampuannya berperkara di pengadilan, saat deadlock terjadi dan harus diselesaikan di pengadilan. Tapi papa harusnya tahu, sekarang jarang sekali orang yang menyelesaikan masalah di pengadilan karena menghabiskan banyak waktu dan biaya. Jadi kalau ada perselisihan aku selalu memilih diselesaikan tanpa persidangan, akibatnya ya Guntur jadi tidak ada kerjaan dan kebanyakan waktu luang sehingga dia bisa bobok-bobok siang dengan sugar babynya, bisa main golf berlubang-lubang sehingga akhirnya mati terkapar di lubang wanita. Jadi aku harap papa jangan lagi katakan kalau anakku tidak berguna.” Embun menjelaskan dengan tenang tanpa melihat ke arah mertuanya
.
Mendengar kata-kata Mami, Rose terpukau, ternyata benar yang Rose baca, biasanya orang dengan syndrome asperger mempunyai keahlian yang sangat menonjol di satu bidang dan Rain itu menonjol di bidang angka.
“ Ah.. Ngapain hebat di bidang angka kalau tidak bisa berhadapan dengan client, tidak bisa bersidang di pengadilan karena tidak bisa debat dengan hakim dan jaksa. Sekarang Guntur sudah mati, aku mau lihat gimana kamu bisa berhasil mempertahankan kantor pengacaramu yang kamu bangga-banggakan itu.” Kata Pak Langit sinis.
“ Itu akan menjadi urusanku Pa. Rain juga bersedia pulang untuk membantuku. Toh nanti kantor pengacara ini akan menjadi milik Rain. Jadi sekarang aku sedang mempersiapkannya.”
“ Aku sih pesimis , Rain sanggup untuk itu.” Kata Pak Langit sambil mencibir.
“ Kalau Rain sanggup, apakah papa akan mewarisi semua harta Papa pada Rain?” Gertak Embun.
“ Okay, kalau kalian mau semua semua asetku dari hotel, perkebunan sampai pabrik pengolahan kelapa sawit. Rain harus bisa membuktikan dua hal padaku. Pertama. Kantor pengacara kalian harus mendapat satu kasus besar dalam tahun ini, sebelum perayaan ulang tahunku dan Rose harus segera hamil dan memberiku cicit . Kamu nanti nggak perlu pake kond0m lagi. Langsung tembak aja Rain. Bisa menggerti kamu? ” Tanya Pak Langit pada Rain yang tetap tanpa ekspresi.
“ Baik..Aku setuju semua syaratnya. Semua asset akan menjadi milik Rain dan diumumkan di ulang tahun papa yang ke 80 tapi sebelum itu aku mau bertanya, apa isi surat wasiat Guntur. Aku tidak ingin ada celah yang menghambat Rain.” Kata Embun khas pengacara.
Pak Langit mengeluarkan handphonenya dan mengirimkan file PDF ke handphone Embun. Embun membacanya pelan dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Suaminya Guntur, benar-benar sampai matipun tetap menyusahkan dirinya.
“ Sudah baca syarat dari Guntur jika kamu dan Rain, ingin menerima seluruh harta warisan Guntur?” Tanya Langit dengan senyum penuh kemenangan.
“ Iya aku menyetujuinya. Toh hanya menyuruhku tidak boleh menikah sampai papa meninggal dan aku harus tetap merawat papa dengan baik sebagai menantu dan tidak boleh keluar dari rumah ini. Aku memang tidak berniat menikah lagi. Hidupku memang sudah merangkap, dirangkap dan terperangkap sebagai menantu di keluarga Berlian. Jadi papa tidak usah khawatir untuk itu. Penuhi saja janji-janji Papa dan aku akan memenuhi janjiku dan untuk satu klausal lagi di surat wasiat Guntur, kalau harta hanya bisa diserahkan kalau Rain menikah, itu sudah terpenuhi karena Rain akan segera menikah dengan Rose. Pastikan pengumumannya di ulang tahun papa ,jangan ingkar janji karena papa selalu mengatakan kalau kata-kata para pria yang lahir dikeluarga Berlian sangat bisa dipercaya. ” Kata Embun
Embun tidak menyangka suaminya Guntur akan mengikatnya untuk melayani bapaknya dan tidak memperbolehkannya menikah , pasti itu ajaran Pak Langit pada Guntur, karena dia takut tidak akan ada yang melayaninya. Untuk klausal Rain harus menikah , memang sesuai prediksi Embun karena Guntur sudah mengatakan berulang kali semasa hidupnya , kalau harta pribadinya akan dia berikan saat Rain sudah menikah, makanya Embun langsung mengambil langkah berani ketika melihat Rose yang ingin membantu adiknya terlepas dari jeratan hukum. Embun langsung melalukan perjanjian dengan Rose untuk menjadi istri Rain. Embun hanya tidak menyangka tentang klausal tidak boleh menikah lagi sampai mertuanya meninggal bila ingin harta Guntur menjadi miliknya dan Rain.
Rose memandang Embun dan Pak Langit, kedua orang ini ibarat jendral perang yang menjalankan berbagai strategi untuk memenangkan peperangan. Lalu Rose memandang ke arah Rain yang tetap makan dengan tenang dengan pandangan yang hanya focus pada piring nasinya. Sepertinya dia sedang menghitung berapa bulir-bulir beras yang ada disendoknya. Begitu focus, begitu tenang dan begitu menghangatkan hati.
Peperangan ini sudah dimulai akanlah dimenangkan oleh Embun dan Rain. Akankah aku bisa membantu mereka untuk mendapatkan semua harta Pak Langit demi membayar rasa sakit mami?