chapter 8

1155 Words
Awalnya aku tak percaya tapi kini aku melihatnya sendiri. Janjimu kepada Eru ternyata berbohong, janjimu kepada Vada ternyata bohong. Kau tahu bagaimana rasanya putraku kau korbankan hanya untuk apa? Demi naga itu. Kau berbohong padaku Ev. Wanita cantik itu berbalut jubah berwarna kuning emas dengan berjalan di temani para volker, prajurit dari Grissham. Diatas kuda putih dengan manik mata dinginnya. Rana Jarvish putri Severin, ia sudah lama tak pernah terlihat semenjak melahirkan putra yang seharusnya ia rawat semenjak lahir. Peperangan yang terjadi beberapa tahun silam cukup sudah menyisakan banyak duka. Bahkan mendiang ayah mertuanya mengorbankan peperangan dingin ini. Yang Mulia Luza dengan membiarkan Rana pergi demi melindungi Landmark dan Grissham. Camello kini menundukkan pandangannya dengan menciumi tangan kanan Yang Mulia Rana Jarvish putri Severin. "Salam Grissham Yang Mulia," suara lirih dari Camello kini terdengar dengan Rana yang tak banyak bicara. Mata indah itu kini kembali terlihat dengan kecantikan meliputi daratan Wriston. Tubuh cantik itu kini berjalan diantara para volker dengan mereka yang berdiri memenuhi sisi jalan dengan memegangi tombak. Rana yang tak menginginkan putranya di korbankan dalam hal ini, "Kau berbohong padaku Ev." Jubah keemasan itu kini terbuka dengan wajah cantik bercahaya dari seorang Rana. Istri yang selama ini ia jaga hadir dengan membawa kekecewaan, seandainya kau tahu Rana. Janjiku kepada ayahku jauh lebih besar, yang diinginkan adalah Edward dan kau adalah ibunya. Cintaku jauh lebih antara ujung Zion hingga Garvyn, suara hati seorang Evan kini terdengar oleh Camello yang bisa membaca pikiran. Aku yang tak menginginkan kalian terluka lalu sekarang kau hadir dengan para draganor diluar sana yang menginginkan putra kita. Mata dingin berwarna abu-abu itu kini menatap dingin seorang Evan, rambut cokelat dengan kulit putih bercahaya. "Selama ini aku percaya padamu dan kau mengorbankannya? Aku tak habis pikir jika kau ingin mengorbankan putra kita. Apa ini janjimu kepada Eru Illuvatar dan Lord Vada?" Suara Rana dengan lantang berseru disana. Camello yang menelan salivanya kini menarik beberapa volker untuk berjaga. Tak diizinkan untuk mencampuri persoal pembicaraan serius, selama ini Edward sudah cukup menderita dengan tak pernah mendapatkan sentuhan seorang Rana. Keputusan Raja adalah mutlak, Rana seorang istri yang harus mengorbankan kasih sayang untuk putranya diantara peperangan dingin itu. Ia sangat ingat ketika peperangan dingin itu harus pergi membiarkan putranya dalam genggaman seorang Evanjors, manik dingin itu kini menangis dengan melihat langit-langit. Diluar sana segel itu masih berjaga dengan langit-langit biru bercampur jingga dengan membentuk bola langit di angkasa para Axon pemanah dari Wriston. "Awalnya kupikir kau akan menjaganya dengan baik. Aku pikir kepergianku akan membuatnya baik-baik saja, aku datang sekarang bukankah itu hal yang tepat? Kau mengorbankan putraku Ev. putra kita katamu? Aku ingin rasanya marah sayangnya aku masih menerima kabar dari beberapa diantaranya," suara Rana dengan memegangi jendela besar tersebut. Evan yang kini masih terbaring di atas ranjang pun memejamkan matanya dikala istrinya itu berbicara. Yang ia inginkan dua-duanya baik-baik saja tapi Vada tak menginginkan itu semua. Tangisan itu kini berbalut dengan pesan mendiang ayahnya Luza, seandainya kau memahami ini Rana. Aku tak pernah membiarkan Edward dalam penderitaan, Edward adalah putra kita dan yang kuinginkan kau baik-baik saja bersama para elvis di Wriston. "Hentikan Ev, aku selama ini menerima kabar kematianku. Lalu sekarang kau menginginkan ia terluka disana? Aku sangat kecewa padamu." Bentakan istrinya itu kini masih membuat Evanjors sedikit terluka dengan tak pernah melihat istrinya marah. Selama ini ia selalu menerima kabar putranya di Wriston, bahkan kabar kematian tersebar dengan Rana yang menerima akan perjalanan yang di lakukan suaminya. Luka itu kini terasa lapang dengan ucapan Rana yang getir, Camello yang memejamkan kedua matanya berkali-kali dengan mendengarkan adiknya berbicara pun kini menahan diri dengan mendengar dirinya membentak seorang Raja yang tak lain adalah suaminya sendiri. Selama ini ia sudah cukup menderita dengan tak pernah tersentuh kedua tanganku. Tangan yang seharusnya memberikan kasih sayang untuk putraku, nyanyianku yang seharusnya menghiasi memori perjalanannya. Seharusnya ia selalu bersamaku dan demi kau aku memberikannya. Aku berharap doaku kepada Sang Eru di kabulkan, aku berharap Lord Vada menerimaku. Ia akan menjadi penerus Landmark di masa depan, ternyata kau mengorbankannya. Ini adalah kesalahanku, tangisan Rana Jarvish kini menangis dengan bulir air mata memperlihatkan butir layaknya mutiara dari kedua matanya. Tiara di atas puncak kepalanya terlihat cantik dengan wajah bercahayanya. Suara hati itu terdengar oleh Camello dengan dirinya yang masih tak ingin ikut campur akan kedatangan adiknya. Selama ini seluruh daratan Wriston menjaganya dengan baik tanpa luka dan tanpa kesedihan untuknya ini adalah keinginan Raja Evan untuk istrinya, tangisan itu adalah luka untuk Grissham. Sesekali wajah itu tertunduk dengan Camello yang kembali menegakkan kembali wajahnya, berbeda dengan para volker dengan berjaga di sepanjang jalan dengan para axon yang selalu memberikan panah di luar sana dengan para hewan-hewan yang mencoba memasuki perbatasan kerajaan. Kedatanganmu sangat tidak tepat istriku, seharusnya kau menangis di depanku dan aku yang seharusnya menyeka air mata itu. Ini adalah keputusan mutlakku demi membuatmu terjaga, awalnya kupikir semuanya baik-baik saja tapi Lord Vada berkata lain. Tangisan mu membawa luka pada Grissham, seandainya aku bisa menggerakkan tubuhku saat ini disaat penyembuhanku mungkin aku akan memelukmu saat ini juga. Jangan menangis lagi istriku. Rana masih menangis disana dengan melihat langit-langit dengan bola-bola panah dari para axon. Camello memasuki ruangan dengan penjemputan untuk Rana Jarvish. Ia berdiri dengan menunggu disana dengan Rana yang kembali menaikkan jubah miliknya. Wajah cantik bercahaya itu kini mendekati suaminya dengan kalung berwarna biru di lehernya, ini adalah pemberian dari Evan dengan bukti cintanya dari batuan pecahan sihir yang ia temukan pemberian dari Yang Mulia Luza. Ciuman kening itu kini berarti ketika Rana menciumi suaminya dengan tangannya yang menyentuh wajahnya. Kalung itu kini bersinar dengan cinta suci yang tersemat untuk penyembuhan suaminya, "Aku akan kembali ke Wriston." Rana yang kembali membalikkan tubuhnya dengan jubah yang menutupi kepala dan seluruh tubuhnya. "Aku selalu mencintaimu dan anak kita, tak ada niatku mencelakai kalian," suara Evan dengan terdengar oleh Rana. Wanita itu kini menghentikan langkahnya dengan mendengarkan suaminya berbicara. Baginya suaminya adalah nyawa Landmark dan seluruh tanah Grissham, pengorbanannya untuk seorang Evanjors dan juga demi Edward. Yang diinginkan Rana adalah putranya selalu baik-baik saja. "Aku akan datang melihat pemberkatan itu, walaupun kau tak mengizinkanku Ev. Para volker akan selalu bersamaku," suara Rana dengan nada rendahnya. Ia kini kembali berjalan dengan Camello yang membungkukkan setengah tubuhnya di depan Yang Mulia Raja lalu Evan mengangguk dengan Camello menutup pintu lapis emas itu. Langkah kakinya melewati karpet berwarna merah, para volker yang kembali membawa Rana Jarvish kembali ke Wriston. Sentuhan tangan itu kembali di cium oleh Camello yang tak lain adalah kakaknya sendiri. "Demi Akasia, Yang Mulia Rana Jarvish putri Severin," suara Camello kakaknya dengan Rana yang menaiki kuda berwarna putih tersebut. Para volker kini mengelilinginya dengan membawa Putri Rana kembali ke Wriston. Camello yang melihatnya kini merapelkan beberapa mantra elf dari wriston dengan bendera Akasia diantara para volker. Ini adalah penjagaan untuk adiknya selama di perjalanan dengan bola mata miliknya yang bersinar lalu ia sentuh tanah tersebut membentuk rune bola cahaya berwarna biru ke seluruh para volker dan juga Rana Jarvish.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD