Bab 19. Syukuran Keluarga Wijaya

1547 Words
Pagi semua sudah di meja makan, hari menunjuk kan pukul tujuh pagi. Semua memilih sarapan roti isi dan segelas kopi. " Ayah pagi ini akan bersama uncle Yusuf menjemput kakek Wijaya dan nanti kita bertemu sehabis Magrib di rumah Kakek Wijaya. Hati hati beraktifitas, Zayn temani Bunda ya", Bram membuka percakapan. "Kami akan ke bengkel Yah, di samping; melihat kerusakan mobil Abah Muin juga ketemu dengan penjual mobil bekas nya bersama mobilnya. Lalu nganterin bunda belanja harian dan baju untuk malam biasa lah kalau banyak duit Bunda bakalan senang hati katanya mau cari kemeja koko lagi untuk Zayn pulang Zayn mau latihan silat dan malam ketempat Ayah". " Kalau nggak banyak duit Bunda gimana?", kata Bram lagi. " Zayn, mau kemana lagi istirahat aja dirumah, hobi banget jalan jalan ntar laper mata pengen jajan, belum lagi kesenggol dagangan orang mau bayar pake apa, masuk tidur", kata Zayn sambil melirik Bundanya yang cuek aja minum kopi serta main ponsel. " Iya Nda", tanya Bram sambil senyum menyadari Hanin yang kini makin cerewet menyikapi kondisi hidup. " Iya, kan benar itu, Ayo sudah jam setengah delapan entar kita di tunggu si Rochim". " Iya deh, Mas berangkat juga mas antar kalian ke bengkel ya? " " Boleh, biar nanti kalau deal mobilnya juga bisa bawa pulang ", kata Zayn menunggu tanggapan Hanin. " Eh , Mas lupa entar datang tukang yang ganti pagar dengan pasang canopy. Nggak apa ayah sudah bilang ke mereka supaya kerja aja diluar dan nanti di rapikan semua". " Entar dari bengkel Bunda minta Ratna anterin makanan dan minumnya". "Ok, Assalamualaikum", Bram mencium kening Hanin bergantian, di jawab keduanya sambil mencium tangan Bram. " Hati hati Mas, jika nanti ada selisih paham, jaga emosi ya", Hanin tiba tiba merasa ada permasalahan yang akan timbul akibat. ** Hanin dan Zayn tiba di bengkel, pas jam delapan pagi. Rochim sudah siap membuka bengkel dan Daniel juga baru datang. Hanin menghampiri Ratna yang sedang memasak gorengan. " Ratna gorengannya apa saja, tante bisa minta buatkan kopi tiga dan masing masing gorengan lima serta air mineral botol besarnya satu dus jam jaman sembilan diantar ke rumah ada tukang soalnya", kata Hanin memikirkan tukang dirumahnya. " ntar makan siang ada Ratna?" " Makan siangnya ke Wak Tini aja Tan, Ratna cuma ada mie rebus dan mie goreng. Ntar Ratna singgahi biar wak nanti nganterin tiga kan Tan? " "Iya, Ratna makasih udah ngerepotin" Hanin memberinya uang merah dua lembar. " Nanti sisanya Ratna kembalikan ya Tan". " Sekaligus aja unuk ongkos nganterinnya Rat", " Oh makasih ya tante", Ratna pun menyiapkan permintaan Hanin. Sedang Hanin menghampiri Rochim yang sudah. membuka kap mobil. " Him, coba stater dulu", kata Hanin yang sudah melapisi bajunya dengan sejenis apron. Rohim menstarter mobil tersebut tapi tidak ada apinya . Hanin membuka kap dan dengan teliti memperhatikan satu persatu kabel dan kondisi mesin yang sudah dibersihkan Rochim. Hanin memberikan beberapa dugaan sementara kondisi mobil lalu mulai melakukan solusi atas hal tersebut. Ada beberapa kabel rawan putus yang mereka ganti dan baut baut yang longgar, baterai mobil kemudian mereka mulai memperbaiki sistem kelistrikannya dan lainnya. Akhir nya mesin mau berfungsi tapi harus di servis keseluruhan mengingat mobil sebelum mobil tidak digunakan lama pernah terjadi benturan keras. Jam sepuluh kurang pemilik mobil yang akan dijual datang. Alhamdulillah kondisi mobil mulus, suaranya pun halus dan pajak lengkap. Tinggal test drive Zayn, Hanin dan yang Pak Sabri pemilik mobil menemani untuk keliling kompleks. Ada sedikit kerusakan di audio, dan ban depan yang agak botak tapi Hanin menganggap harga masih cukup miring. Sehingga mereka pun melakukan transaksi untuk itu. Tak terasa hari sudah hampir jam dua belas siang Hanin mengatakan apa apa yang harus dikerjakan dan seandai ada kendala besok sepulang kerja akan kemari lagi. Hanin mengikutsertakan Zayn dalam pekerjaan perbaikan tersebut. Mereka memesan go food untuk makan siang semua menu masakan padang ternyata jadi pilihan semua ya. Selesai makan Hanin pergi mengganti ban mobilnya dia tidak mau nanti bermasalah bila terjebak di jalan yang licin. Ditinggalkan mobil dan berjalan kaki ke swalayan yang tidak jauh dari bengkel tersebut. Sementara Zayn pergi ke latihan silat nya karena sudah di telpon terus oleh temannya. Sehingga Hanin memilih untuk berangkat sendiri. Selesai semua jam tigaan di sampai di rumah terlihar rumah sudah rapi tiga orang tukang sudah bersiap untuk pulang. Hanin meminta maaf karena tidak bisa menunggui. Dengan sigap mereka membantu Hanin membawa belanjaan dan kemudian Hanin menyusunnya ke kulkas dan lemari dapur. Setelah selesai diai masuk kekamar membersihkan diri dan setelah shalat diputuskannya untuk beristirahat. Hanin terbangun mendengar suara ketukan pintu dan suara Zayn yang memanggilnya. Dilihat nya jam dinding ternyata sudah hampir jam enam. Dibukanya pintu, dilihatnya Zayn sedang minum s**u dan roti selai. " Lapar lagi Nda, bunda kecapekan kali dari jam berapa tu tidurnya", Zayn yang terus mengunyah roti selai dan meminum habis s**u nya. " Bukannya di meja makan ada bunda letakkan burger, kalau nggak mau nanti Bunda pindahin ke kulkas", Hanin menuju meja makan badannya terasa letih dan merada ingin minuman panas. Sudah dua hari ini tidurnya kurang nyenyak karena ulah Bram yang selalu rindu akhirnya berujung ke ninu ninu.. *** Hanin dan Zayn sudah sampai di rumah utama Wijaya tampak kesibukan panitia WO menyusun makanan dan tempat duduk para tamu yang katanya hanya berkisar 30 orang, tapi jika dilihat dari persiapannya lima puluh orang mungkin lebih. Di pintu depan terlihat Bram bergegas ke parkiran menuju tempat mobil mereka. Bram membuka pintu dan mengecup kepala Hanin yang beralas hijab, dan melirik kr Zayn, wah. ganteng betul anak Ayah", dilihatnya Zayn memakai kemeja koko kurta berwarna hijau lumut. " Zayn juga bawa nih. Baju untuk Ayah yang sama dengan ini". "Apa baiknya ayah ganti saja ya biar satu style dengan mu boleh juga", Bram meminta pendapat Hanin, sekarang Bram menggunakan kemeja batik. " Keluarga Mas pakai pakaian apa?" " Papa memakai Koko, dan Yusuf seperti Zayn nih, bia Mas ganti sebentar ya, Zayn sama Ayah aja, Ayo". Bram melebarkan pintu Hanin. Hanin memperhatikan siapa saja yang telah hadir, dilihat nya Faiz dan Heni duduk di kursi depan. " Hanin kesana Mas dekat Faiz dan Heni" dan Bram mengangguk. Dan Hanin bergegas mmeninggalkan parkiran dan menunjukkan gerakan agar Zayn menelponnya nanti. Ketika sudah dekat ke Faiz, Faiz melihat nya " Wah Mbak Han cerah banget bawaannya", Faiz tersenyum cerah melihat mantan idolanya dengan baju gamis bahan jatuh warna hijau lumut kontras dengan kulit wajah yang putih mulus seperti kapstok model berjalan, apa lagi sekarang Hanin memakai sendal sepatu model wedges dengan tinggi 5 cm. " Perasaan gaya acara pesta dengan kantoran sama aja sih Mbak, gemerlap dikit kenapa tapi ibu Manager? " Heni yang berbadan mungil malam ini menggunakan slack dress Maroon di bawah lutut dengan lilitan syal di bahunya. " Hen, begini aja Mbak Han udah cemerlang, Lo lihat entar wajah pak Rifky dan Frans melihat koleganya ini". " Sudah sudah kan memang style orang kan beda beda kamu lihat saya nggak suka saya lihat kamu juga merinding, jadi saling hargai saja lah", Hanin mencoba menetralkan suasana. Tiba tiba Bram yang merangkul Zayn lewat di depan mereka dengan senyumnya ke Hanin di sebelah nya tiba tiba muncul Tika si sekretaris yang berhenti di samping Bram seakan menunggu untuk jalan bersama kembali. " Kalian ambil aja dulu minum atau snack sambil nunggu yang lain", Bram mempersilahkan stafnya mencicipi makanan yang ada. " Beres Pak, ini juga akan mulai beraksi, ini anak lajang siapa?" " Anak saya lah, kenalkan ini staff Ayah". " Saya Zayn, Om, Tante, ini kok emak emak " kata Zayn tertawa melihat Hanin yang mengetuk kepalanya dengan tas tangannya. Melihatnya Tika dan Heni tertawa geli seolah mencemooh Hanin. " Emak emak itu banyak duit nya, kamu mau nggak di kasih jatah", Bram mengacak rambut Zayn. " Iya nih mobilnya banyak CEO aja butuh mobil nyariin Mak cantik ini" kata Faiz yang mencoba menebak Zayn anak Hanin, hanya bingung melihat mereka seperti adik dan kakak saja. Atau itu keponakan Pak Tyo ya pikirnya. Tika terus mengekori Bram sampai ketika Bram dan Zayn memasuki rumah utama langsung menuju kamarnya bersama Zayn. *** " Tuh anak kecil juga tahu gaya beginian emak emak, aneh emang pejabat di Grya Dinamika ngejar cewek style emak emak" "Bukan Style saya ini yang kaya emak emak Heni, tapi saya ini memang sudah emak nya seseorang jadi buat apa saya malu, kamu bisa kok ngingetin para pejabat yang di maksud. Bahwa saya sudah emak orang", Hanin heran dengan anak gadis di kantornya yang menjadikannya saingan. Heni yang mau menjawab pun, tiba tiba mengalihkan pandangannya. " Malam Pak Frans, Pak Ricky " , Heni tersenyum cerah menatap mereka, Hanin pun memilih duduk kembali lelah mengikuti sikap si Heni. Kedua Manager yang menjadi kolega Hanin di kantor ternyata datang sendiri mereka memang belum menikah tapi apa belum punya pasangan juga sih batin Hanin. Rifky yang menoleh tiba tiba langsung menatap ke Hanin, Hanin tersenyum sekedar menyapa. " Malam Bapak Bapak, Ini baru sampai, apa berdua saja", Rifky yang terdiam terus saja memandang Hanin. Ntah lah dia belum bisa menetralkan hatinya setiap melihat Hanin. Frans mendehem kecil. " Yah gimanalah Mbak Han, mendapatkan pasangan ternyata nggak segampang teorinya", Frans menyenggol lengan Rizky. " Malam ini kamu cantik sekali", kata Risky Membuat Faiz memandang ke Heni dengan tersenyum menang Apa mereka tadi sempat bertaruh ya, batin Hanin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD