When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hendi sudah sampai di rumah. Ia langsung mengabarkan berita baik ini pada Reni, istrinya. "Bun ..." panggil Hendi yang sudah masuk ke dalam rumah. Kedua matanya mengedar mencari sosok istrinya yang tak kunjung terlihat. Reni pun langsung berlari ke depan saat masik berada di dapur untuk memasak. "Papa! Ngagetin aja. Siapa yang masuk ke rumah. Kenapa udah pulang? Papa sakit?" tanya Reni memberondong beberapa pertanyaan secara terus menerus tanpa berhenti. "Heh ... Suami pulang itu suruh duudk dulu. Biar capeknya hilang. Ini malah diberondong pertanyaan yang meresahkan," ucap Hendi sedikit kesal. "Maaf Pa. Ini tandanya Bunda khawatir sama keadaan Papa. Tulus lho ini," jelas Reni sambil mengedipkan satu matanya pada Hendi. "Halah ... Bun ... Rain dimana?" tanya Hendi yang baru saja dudu