When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Nafsu makan Rain menghilang. Walaupun semua makanan yang tersaji dimeja makan adalah makanan kesukaannya. "Kok cuma diacak -acak? Emang gak enak?" tanya Dika pada istrinya yang terlihat hanya mengaduk -aduk makanannya dengan sendok. Rain mengangkat wajahnya menatap Diak yang sudah hampir selesai makan. Bibirnya melengkung dengan malas. "Lagi gak nafsu, Pak," ucap Rain singkat. "Gak nafsu? Yakin? Atau kamu lagi mau makan apa?" tanya Dika mencoba membujuk Rain. Rain menggelengkan kepalanya pelan. "Gak Pak," jawab Rain singkat menutup sendok dan garupunya di atas piring. Dika mengelap mulutnya dengan lap makan lalu meneguk air putih karena sudah selesai makan. "Udah? Kita ke atas yuk? Ke kamar saya," ajak Dika pada Rain yang ikut berdiri saat Dika mengulurkan tangannya. Saat ini, Rain