When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rain menepis tangan Dika yang sempat menarik melingkar erat di lengan Rain. "Rain ..." panggil Dika dengan suara begitu nanar. "Bapak sudah menghancurkan hidup saya! Sekarang Bapak mau hancurkan juga nama baik saya! Iya Pak?! Lepasin tangan saya, Pak!" teriak Rain sambil terisak. "Rain ... Bu -bukan begitu maksud saya. Saya sudah minta maaf. Saya juga mau bertanggung jwab atas perbuatan saya pada kamu. Tolong terima saya. Biar masalah ini cepat selesai dan clear. Tidak ada salah paham. Saya mohon Rain ..." pinta Dika pada Rain. Dika langsung bersujud di depan Rain. Rain menatap Dika dengan lekat. "Ba -bapak mau ngapain?" tanya Rain lirih sambil menghapus air matanya yang ada di pipinya. "Saya ingin menikahimu, Rain. Saya bersunggh -sungguh so ini," ucap Dika pada Rain. "Gak Pak! Rai