When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kedua keluarga itu malah semakin akrab dan mulai asyik dengan kesibukan mengobrolnya hingga Dika merasa terabaikan maksud kedatangan yang menjadi tujuan paling penting. "Selamat malam ..." sapa dua orang lelaki dengan pakaian yang tak asing ala alim ulama. Salah satu dari dua orang tersebut memakai pakaian formal celana hitam dan batik serta peci hitam di kepalanya. Sedangkan leaki yang satu memakai jas hitam yang warnanya mulai pudar dengan peci hitam juga tentunya sambil membawa map di tangannya. "Malam ... Silahkan masuk Pak Kyai Dul dan Pak Ustadz Rahman," ucap Hendi dengan sangat sopan sambil mempersilahkan kedua tamu agungnya itu masuk ke dalam dan diberikan tempat yang khusus. Dika menatap dua orang itu dan melirik ke arah Handoko. Anak dan Ayah itu saling menaik nurunkan alisnya