47

1107 Words

Dika merasa sangat bersalah sekali kepada Rain karena masalah yang terjadi tadi pagi. Rain sendiri masih tidak enak hati. Rasanya tidak karuan bercampur menjadi satu. "Masih marah?" tanya Dika yang fokus pada bundaran setir. Dika melajukan mobilnya dengan laju lambat. Dika sengaja tidak ngebut agar bisa berduaan dengan Rain. Lirikan mata Dika terlihat sendu. Ia tahu, istri kecilnya sedang merajuk. "Sayang ... Udah dong. Jangan ngambek aja." Dika masih berusaha merayu Rain. Rain menghela napas kasar. Suara napas itu tedengar sangat berat sekali. "Rain?" panggil Dika lagi untuk kesekian kalinya tanpa ada rasa lelah. Dika menggenggam tangan Rain dengan erat. "Udah Mas. Rain lagi males," jawab Rain menepis tangan Dika. "Sayang ... Jangan gitu dong. Lain kali, aku akan lebih hati -hati.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD