When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rain duduk lesehan diatas tikar rajut dari plastik. Pandangannya terus terpaku pada teriakan anak -anak kecil yang bahagia dan eria brmain ditaman kompleks ini. Walaupun permainan ditaman ini tidak begitu lengkap, tapi sudah cukup membuat para anak -anak kecil itu betah dan nyaman berada ditempat ini. "Lihat apa sih? Serius banget?" tanya Dika ikut menatap apa yang sedang dilihat Rain. "Seru ya, jadi anak -anak," cicit Rain lirih. "Memang masa kecil kamu gak seru?" tanya Dika sambil menatap wajah Rain dari arah samping. "Seru sih. Tapi, Rain gak punya saudara untuk berbagi. Jadi sepi," jawab Rain lalu menoleh ke arah Dika yang tersenyum manis padanya. Angin malam terasa dingin namun tetap bisa dinikmati dengan bahagia. Sesekali angin dingin itu menyentuh kulit bagian dalam. Hiruk piku