When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rain menunggu Dika yang sudha berjanji akan menjemputnya. Rain sengaja masih berada di dalam Kafe dan menatap satu undangan yang diberikan Dona tadi. "Dasar orang aneh," umpat Rain yang sudah tak bisa meluapkan amarahnya lagi. "Sayang ... Maaf ... Macet." Tiba -tiba saja Dika sudah ada di Kafe itu dan menepuk punggung Rain. "Pak?" "Kok Pak sih?" "Iya Mas." "Nah gitu dong, gadis pintar. Kmau mau pesen lagi? Kok, saya jadi pengen minum kopi juga?" "Biar Rain pesenin ya? Mas mau apa?" "Tanya aja, best seller disini apa?" "Oke Pak Suami ..." Goda Rain sambil mengedipkan satu matanya pada Dika. Dika tersenyum geli melihat kelakuan Rain yang begitu bersemangat dan ceria. Rain berjalan ke arah kasir dan memesan lagi dua pie strawberry dan dua es kopi latte. "Gimana kuliahnya?" "Ya