When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dika berjalan dengan langkah pelan menuju ranjang dan duduk di tepinya sambil menatap punggung Rain yang membelakanginya. Dika belum membuka suara untuk berbicara dengan Rain. Dika masih bingung ingin bertanya apa? Atau membicarakan apa? "Rain?" panggil Dika dengan suara lembut. Rain terdiam tidak menjawab. Rain merasa nasibnya sungguh jelek sekali. Rain langsung berdiri lalu berjalan menuju tempat tidurnya. Bokongnya dijatuhkan ke kasur dan merebahkan tubuhnya dengan nyaman tanpa mempedulikan kehadiran Dika. Rain sengaja merebahkan tubuhnya dengan posisi menyamping membelakangi Dika. Kedua matanya langsung dipejamkan dan berpura -pura tidur. "Rain ... Terserah kamu mau dengar atau tidak. Kita berdua sekarang sudah SAH menjadi suami istri. Aku tahu, kamu pasti belum ada cinta buat a