Panas sinar matahari yang menerpa wajah membuat Hana terbangun dari tidurnya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengerjap beberapa kali. Dirasakannya sebuah tangan melingkar posesif di pinggangnya, hal itu membuat kesadaran Hana kembali. Dia menunduk, menatap rambut cokelat suaminya. Wajah Hana memerah seperti tomat ketika mengingat apa yang mereka lakukan tadi. Bahkan sekarang, hangat napas Justin yang menerpa dadanya membuatnya semakin gila dan malu. Tidak ada hal lain yang ingin dilakukannya selain mengubur diri dalam-dalam sampai rasa malu ini hilang. Bagaimana dia akan menatap Justin nanti? Hana menghela napas, senyum lebar bermain di bibirnya. Dia sedikit menjauh, lalu menatap wajah Justin yang tampak sangat damai dalam tidurnya. Bulu mata pria itu lentik, dengan alis tebal dan rah