Part 14 Keberangkatan Kak Doni

1164 Words
Hari ini Kak Doni akan pergi ke kampusnya yang ada diluar kota. Rasanya berat Kak Doni jauh dari ku. Kami hanya 2 bersaudara dan sangat dekat satu sama lainnya. Aku menangis sambil membantunya merapikan pakaian yang akan dia bawa. "Udah donk, Din.. Kakak kan cuma kuliah, seminggu sekali juga pulang.." Bujuk Kak Doni. Aku tak bergeming, hanya sesekali menyeka air yang membasahi pipiku. "Kamu baik baik diRumah sama Mamah.. Sekolah yang bener ya. Biar bisa dapet beasiswa juga kaya Kakak.."nasehatnya sambil memasukan baju ke koper kecilnya. Aku langsung memeluknya seketika. Kak Doni juga memelukku erat. Tok tok tok... Pintu kamar Kak Doni diketuk. "Will udah didepan, Don.."kata Mamah yang sudah ada di bibir pintu. "Will?"aku menatap Kak doni heran. "Kakak minta dianter Will ke Stasiun."ucap Kak Doni yang membuatku mengerutkan kening. Kami lalu keluar menemui Will didepan. "Sory ya, Will. Ngerepotin jadinya."ucap Kak Doni sambil memakai sepatunya. "Nggak papa kok Kak.. Aku juga baru pulang dari gereja nih..". Yah, ini hari minggu. Setiap minggu Will rajin ke Gereja. "Din, kamu ikut ya, nganter Kakak.."pinta Kak Doni. Aku masih bengong, karena rasanya masih berat melepas Kak Doni pergi jauh. "Din..." Kata Kak Doni sambil menyentuh bahuku. "Hah.. Eumm..iya Kak. Dina ganti baju dulu."lalu aku berlalu masuk ke dalam. 10 menit kemudian aku siap dan menyusul mereka didepan. "Mah, Dina anter Kak Doni dulu ya."pamitku ke Mamah. "Iya, Mamah juga langsung ke Butik ya, Din." Kami lalu masuk ke mobil Will. Kali ini dia membawa mobil Papahnya, karena bawaan Kak Doni yang lumayan banyak. 15 menit kami sampai di Stasiun.. Kami membawa barang barang Kak Doni ke dalam Stasiun kereta. Setelah mengantri tiket Kak doni pamit ke Will dan aku. "Will.. Nitip Dina ya. Tolong jagain dia baik baik."kata Kak Doni. "Pasti Kak...," "Dina, kakak berangkat ya. Kamu baik baik diRumah. Jagain Mamah juga."kami berpelukan. Aku hanya mengangguk sambil berurai air mata. Setelah terdengar instruksi dari petugas, kak Doni masuk ke dalam kereta. Aku melambaikan tanganku kepadanya. Kereta berangkat tak lama kemudian. Aku masih duduk ditempatku tadi. Will seolah mengerti kesedihanku hanya membiarkanku saja, sambil mengelus punggungku. "Jalan jalan yuk, Din.."ajaknya. "Nanti siang aku mau ke Masjid Agung, Will." Ujarku. "Oh iya, aku ikut ya.."pintanya. Aku hanya tersenyum menanggapinya. "Tapi masih lama kan, Din? Ini aja baru jam 8 nih."katanya menunjukkan jam dipergelangan tangannya. "Iya sih.. Terus gimana donk."aku balik bertanya ke Will. "Jalan jalan aja yuk..kita ke Mall.."ajaknya. Kami berkendara sampai ke Mall satu satu nya dikota ini. Namanya juga Mall, pasti ramai. Aku dan Will menyusuri lantai demi lantai. Sampai disebuah Toko boneka, "Din..." Will menunjukan sebuah boneka beruang yang lucu. Aku tersenyum lalu meraihnya. Ku amati lekat lekat sambil tersenyum tipis. "Kamu suka?"tanya Will. Aku mengangguk. Dia langsung membayarnya dikasir. "Makasih ya, Will." "Habis ini makan ya. Laper.."ajak Will. Kami memilih K*C saja yang antriannya tidak begitu panjang, dan suasananya kulihat agak lenggang. Setelah mendapatkan makanan, kami segera menyantapnya. Sebelum makan aku mengadahkan kedua telapak tanganku ke atas, berdoa. Will menyatukan kedua tangannya didepan dadanya. kami berdoa menurut agama kami masing masing. Orang orang yang melihat kami, menatap heran dan bingung. Kami cuek saja dan melanjutkan makan. Hape  Will berbunyi. "Ya Mah...," "....." "Lagi pergi sama Dina.. Kenapa?Mamah gak papakan." Tanya Will serius. Kulihat dia menghentikan makannya dan fokus dengan panggilan telepon dari Mamahnya. "Iya Mah, Will terserah Mamah aja." Lalu telepon berakhir. "Ada apa Will?"tanyaku. "Gak papa" kata Will dingin. Baiklah ,mungkin itu urusan keluarga nya, aku pun tidak ingin ikut campur. Setelah menerima telepon dari Mamahnya, kulihat Will banyak diam. Tapi aku tidak akan bertanya lagi, aku menunggu saja sampai dia mau menceritakan masalahnya. "Will.. Kamu jadi ikut aku? Atau mau balik pulang?"tanya ku. "Jadi ikut kamu.." "Oh..oke.."aku agak ragu sebenarnya. "Aku gak papa kok, Din. Kamu nggak usah khawatir."ucapnya. Walau begitu aku merasa dia punya masalah yang berat. Semoga dia baik baik saja ya Allah. "Makasih ya, Din. Kamu udah khawatirin aku."katanya lagi. "Kalau kamu mau curhat, curhat aja Will..siapa tau jadi lebih lega. " pintaku. "Iya, lain kali aja ya. Aku lagi males bahas." "Ya udah.. Semangat ya Will"sambil ku sentuh tangannya. Dia tersenyum kembali. ===== Kami menuju Masjid Agung. Setelah mobil terparkir di Parkiran, aku dan Will turun dan masuk ke Masjid. Kami menuju ke Aula tempat kemarin Will menungguku. Sudah ada Aisyah dan A Harun sedang ngobrol. "Assalamualaikum.."sapaku ke mereka. "Wa alaikum salam..." "Udah lama, Ais?" "Baru 10 menit, Din.. Hai Will. Jadi juga ikut?" Tanya Aisyah. "Jadi dong. "Kata Will santai. "Oh iya A.. Aku sekalian ngembaliin buku. Udah aku baca semuanya. Makasih ya.."sambil ku berikan buku yang kemarin ku bawa. "Cepet banget, Din? Gimana? Kamu suka?" tanya A Harun lembut. Aku mengangguk. "Alhamdulillah kalau gitu...,"ucapnya. Will kulihat masih sedikit kurang nyaman dengan keakraban ku dan A Harun. "Aku wudhu dulu ya.."pamitku ke mereka. Aisyah& A Harun mengangguk. Setelah wudhu aku masuk ke Masjid melakukan Sholat Tahiyat Masjid. Beberapa jamaah sudah datang rupanya. Aku kembali ke Aula menemui Will yang masih disana menungguku sendirian. Karena aisyah dan A Harun sudah masuk ke Masjid. "Will.. Kamu yakin mau nunggu?"tanyaku. "Iya..kenapa? Nggak boleh??"dia menutup buku yang sedang dibacanya sambil menatapku. "Bukan gitu. Takutnya lama.. Ntar kamu bosen lagi nungguin aku.." Will terkadang tidak bisa ditebak, dia bisa jadi galak, baik, dan lembut. "Santai aja, Di.. Aku punya banyak waktu buat kamu."ucapnya lalu berdiri dan menuju ke rak buku, memilih buku buku lagi. "Ya udah kalau gitu, aku masuk ya Will. Kalau kamu bosen, kamu balik aja duluan.." Kulihat dia sama sekali tidak meresponku. Malah sibuk membaca buku yang dipegangnya. *** Setelah jamaah sudah berkumpul, kami lalu sholat dhuhur terlebih dahulu. Ustadz Abdullah segera menuju Mimbar untuk memulai tausiyah. Beliau memberikan tausiyah kepada jamaah disini. Dan 80% yang mengikuti tausiyah hari ini anak muda. Jadilah tema hari ini membahas tentang pergaulan anak muda dalam pandangan islam. Aku duduk disebelah Aisyah. Sesekali aku menengok ke Tempat Will menungguku. Dia masih ada disana rupanya. "Tenang aja Aa Will masih nungguin kok, Din."canda Aisyah. "Apaan sih, Ais.... " ku cubit Aisyah yang tertawa tertahan. "Lagian kalian ini membingungkan deh. Dibilang pacaran.. Eh enggak, tapi dibilang enggak, eh kemana mana bareng kaya pacaran. Kalau kamu deket sama cowok lain, Will bete.. Begitupun sebaliknya. Hehehehe" Tukas Aisyah. "Terus aja deh.. Terus.."kataku sambil mencubit pelan pinggang Aisyah. **** 2 jam sudah berlalu. Pengajian pun diakhiri. Aku berjalan ke Will yang ternyata masih asyik membaca. Padahal kebanyakan buku disini bertema kan Islam. Kadang aku takut jika aku dianggap berniat mempengaruhi Will untuk menyukai islam. Dan masuk islam karena perasaan Will padaku. Padahal aku tidak terlalu berharap apa apa. Aku sangat menghormati agama dan keyakinan yang Will anut. Semua agama itu baik. Makanya jika aku ada kegiatan seperti ini, aku tawarkan saja dia untuk pulang duluan. Tapi nyatanya Will yang tidak mau. Malah kulihat dia asik sekali membaca buku disini. "Will, pulang yuk.."ajakku. "Eh... Udah selesai? Cepet banget?" tanyanya heran. "Hah? Udah 2 jam lebih lho Will.." "Masa sih? Nggak berasa ya?" dia masih memegang buku ditangan kanannya. Aisyah dan A Harun juga menemui kami disini. "Din, mau balik?"tanya Aisyah. "Iya nih..kamu balik sama siapa, Ais?"tanyaku. "Sama A Harun nih, sekalian katanya mau ngajar ngaji di Mushola deket Rumahku." "Kalau mau bawa pulang, bawa aja Will, nggak papa kok" suruh A Harun. kulihat juga sepertinya dia sangat tertarik dengan buku itu. Buku apa sih ya? Nggak keliatan tulisannya. "Boleh?" Tanya Will lagi. "Silahkan. Bawa aja Will." "Ya udah, besok aku balikin ya kalau udah selesai ku baca."kata Will senang. Kami lalu pamit pulang karena hari sudah sore.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD