Part 17 ciuman pertama

1523 Words
Sore ini Kak Doni pulang, senang rasanya. Padahal baru 6 hari Kak Doni tidak ada di Rumah, rasanya lama sekali, aku sudah sangat rindu. "Assalamualaikum.." terdengar suara Kak Doni di depan Rumah. Segera aku berlari ke depan. "Kakaaaaaak.....!!" langsung kupeluk dia. "Salamnya gak dijawab!" Ujarnya sambil mencubit pipiku. "Eh iya,wa alaikum salam... Eh kakak naik apa? " "Kereta. Tadi kesini pake Taksi. Mamah mana?"tanya Kak Doni sambil masuk ke dalam Rumah. "Biasalah kak,ke Butik."kataku mengikutinya masuk Kamarnya. "Kakak balik kesana kapan?" "Minggu sore Din." "Cepet banget..."aku sedikit kecewa. "Ya kan liburnya minggu doang" Kak Doni kuliah mengambil jurusan hukum. Dia memang pandai, beda sekali denganku. Kak Doni mengajakku makan diluar karena pengen jalan jalan sekalian katanya. Kami memacu motor menuju ke daerah Gor, disana memang sedang ada bazar kuliner. Kegiatan ini memang diadakan setiap sabtu dan minggu. Kami berjalan disepanjang jalan memilih makanan yang hendak kami beli, aku berhenti di sebuah kedai yang menjual ice cream ukuran jumbo. Kak Doni membeli seblak dan makan ditenda itu. Banyak sekali pengunjung yang datang. Mataku terpaku pada seseorang yang kukenal. Clara! Dia sedang ada di tenda yang menjual pakaian. ku amati lekat lekat Clara yang sedang tertawa dengan seseorang. Tidak mungkin juga dia sendirian kesini. Deg!! Ternyata disana ada Will juga. Baiklah. Hatiku terasa nyeri. Aku berusaha menyembunyikan diriku agar tidak terlihat oleh mereka. Aku duduk agak kepojok sambil makan ice cream, sambil menatap ke tempat lagi. "Will!!!" Teriak Kak Doni. Shit!! Arrghhh!!! Aku melirik tajam ke Kak Doni. Dia malah cengar cengir. Dia tau, kalau aku cemburu tapi malah sengaja memanggil Will, membuatku makin  panas saja. Will mendekat bersama Clara juga tentunya. Aku masih berusaha cuek. "Lho Kak Doni?kapan pulang?"tanyanya basa basi. "Barusan.. Kamu sama siapa?" Lirik Kak Doni ke Clara. "Ni sama temen Kak. Kakak sendiri sama siapa?" Tanya Will yang belum tau kalau aku ada dipojokan melahap es krim dengan hati panas. "Tuuuuuh ..." Tunjuk Kak Doni ke arahku. Will menoleh dan agak kaget mendapatiku sedang ada disini juga.bterlihat raut wajahnya tidak enak sekali karena ketauan jalan sama Clara. "Din...,"sapa nya. Terpaksa aku menoleh. "Eh Will..sama siapa?"tanyaku basa basi sambil melirik Clara. "Sama Clara. Dia lagi liburan disini soalnya."terangnya masih terlihat sungkan denganku. Dia tau kalau aku cemburu. "Ohh.."hanya kata itu yang kuucapkan. Lalu melanjutkan makan es krim. Kak Doni hanya senyam senyum melihat kami. "Mmm.. Ya udah Kak, Din..aku duluan ya.. Mau nganter Clara dulu nih.."katanya pamit. "Iya Will, ati ati ya.." Ucap Kak Doni. Mereka pun berlalu meninggalkan kami. "Cemburu ni yeeee"ledek kak Doni. Aku lempar saja pake sendok didepanku. Dia malah terkekeh. =================== Pagi ini hari senin, UPACARA! Dan aku lagi lagi kesiangan. Kak Doni sudah kembali lagi ke Jogja Aku masuk pintu gerbang dan upacara sudah dimulai. Beberapa siswa yang datang terlambat di jadikan satu dan berbaris didepan, dekat dengan mimbar Bapak Pembina Upacara. Dari 20 orang yang terlambat, hanya aku satu satu nya siswi yang ada dibarisan ini, jadi yang lain cowok semua. T. E. R. L. A. L. U Upacara berlangsung selama 30 menit dan sekaligus meresmikan ketua osis baru. Setelah selesai, semua kembali ke kelaa masing masing. Tapi untuk yang terlambat tadi, mendapat hukuman. Membersihkan lapangan upacara dari daun dan sampah. ============ Selesai kerja bakti aku kembali ke kelas. Pelajaran pagi ini adalah fisika. Bu Fitri, dia orangnya baik sekali. Jadi aku bisa langsung duduk dibangku ku tanpa diberi pertanyaan yang terbelit belit.. "Kamu tuh suka banget ya cari sensasi!" Celetuk Lena tiba tiba. Padahal baru saja aku duduk. Dia nggak tau apa aku capek. "BUKAN URUSAN KAMU!!"kataku lalu aku pindah duduk dibelakang Will. Disana ada Andi yang duduk sendirian, karena agus teman sebangkunya tidak masuk. "Ndi, aku duduk sini dulu ya!"pintaku tanpa ijin langsung saja menghempaskan tubuhku di kursi samping nya Andi hanya manggut manggut. "Eh Din, tumben Elu baru mengibarkan perang ke Lena?" Tanya Alex. Memang benar apa kata mereka, lena ini menyebalkan sekali. "BRISIK!!" bentakku. Will sedari tadi hanya diam saja. Saat pelajaran fisika selesai, Aku pergi keluar kelas, tepatnya ke Gudang belakang. Tak lama kembali dengan sebuah kursi dan meja yang di bawa Pak Dirun, penjaga sekolah ini.  Teman teman bingung melihat kami. "Din, buat apaan?"tanya Shinta. "Ya buat aku lah.." Aku menyuruh Pak Dirun meletakkannya di pojok dekat jendela. "Makasih ya, Pak."ucapku ke Pak Dirun, beliau pun kembali ke Gudang. Segera aku ambil tas dan buku buku ku lalu kuletakan dimeja yang ku bawa dari Gudang. " Yaelah, pindah?"tanya Lena. " BRISIK! BAWEL BANGET SIH KAMU?! " ujarku sedikit berteriak. Tidak ada yang berani bertanya padaku lagi, bahkan Alex yang suka meledekku pun dia hanya diam sambil menatapku. Pelajaran kedua adalah sosiologi, gurunya ijin,  tidak masuk. Jadi kami hanya disuruh mengerjakan tugas di buku panduan. Aku sengaja duduk dipojok dekat tembok. Agar bisa melihat ke luar. Jendela kelas ini juga rendah. Jadi kupikir aku jadi tidak jenuh nantinya. Sreeeertttt! Duuuggggg!! Aku mendengar suara berisik dari sebelahku. Will sedang menarik kursinya mendekatiku. Duh, ngapain sih ini anak? Dan benar saja, dia duduk disebelahku, membawa tasnya juga. Kami diam beberapa saat. "Kak Doni dah balik?"tanya Will basa basi. "Udah...," "Kamu marah sama aku?"tanya Will lagi. "Enggak.. " "Cemburu?" "Enggak!!" "Bohong!!!"kata will tegas. "Will,kalau kamu disini mau ngajak aku ribut kaya Lena..mending balik aja sana sama Alex!! "Kataku sambil berdiri mau meninggalkannya. Tapi tanganku ditarik Will. Semua teman teman melihat kami sambil senyum senyum. Ada yang seperti batuk batuk ,tenggorakannya serak, ada yang bersiul. Intinya mereka ingin meledek kami. "Kita berasa kaya obat nyamuk ya, Gung." Cibir Adi yang duduk didepanku bersama Agung. Agung cekikikan. Aku dan Will jadi tida enak. Terpaksa aku duduk lagi dan kembali mengerjakan tugas, sambil kuletakkan kepalaku di meja. Menghadap ke Jendela. "Maafin aku, Din."ucap Will tak lama setelah tadi aku marah marah . "Hmmm.."kujawab sekenanya. Sampai istirahat pun aku masih saja diam, diajak ke Kantin saja aku menolaknya. Aku berjalan keluar kelas. Entah mau kemana, ku juga tidak tau aku kenapa. "Kemana, Din?"tanya Aisyah saat aku melewatinya. "Nggak tau.."jawabku santai. "Din,.aku temenin ya?" Shinta mengejarku. "Nggak usah... aku lagi pengen sendiri."aku masih berjalan tanpa menoleh ke mereka. Aku merasa ada yang berjalan dibelakangku dari tadi. Ku biarkan saja, aku masih saja berjalan tak tentu arah. Bruuggg!! Aku menabrak seseorang hingga jatuh. Dia kakak kelas ku. Terkenal sebagai preman di Sekolah ini. Tidal ada yang berani mengusiknya. Aku pandang dia, dia balik menatap tajam kepadaku. "HEH! KENAPA MELOTOT ?!! NGGAK TERIMA???" bentaknya. "Banci!" gumamku sambil berdiri. Bukan takut.. Tapi aku sedang malas berdebat. "Apa kamu bilang? Kamu ngatain aku apa??"tanyanya menarik tanganku keras. "B a n c i!!"kuucap lagi dengan menekankan tiap kata. "Kurang ajar nih perempuan. Mau dihajar??"ancamnya. Buuuggg!! Aku lebih dulu memukulnya perutnya. "Kamu pikir aku takut?"tantangku. Dia maju hendak memukulku balik. Aku tepis tangannya dan kupelintir kebelakang, lalu aku melompat kepunggungnya dan kubanting dia ketanah. Brruuuugggghhh!! Teman temannya menatapku heran. "APA? BERANI?! bentakku ke mereka. Mereka menggeleng lalu pergi meninggalkan temannya yang jatuh tadi. Aku melihat ada sosok siswi yang kulihat saat kelas 1 dulu. Sosok itu mendekatinya. Aku hanya terus menatap nya, karena penasaran apa yang akan dilakukan sosok itu. Dia mencekik Kak Daniel tadi. Kak Daniel terlihat sesak nafas "Astagfirulloh..."ucapku lalu membantunya berdiri. "Uhhuuukk... uhuuuuk. "dia batuk batuk, wajahnya juga pucat Kubacakan terus doa doa seperti biasa. "Kak... Kamu habis ngapain sih tadi?"tanyaku. "Aku habis dari belakang Sekolah.."terangnya masih menahan sakit. "Habis ngapain emangnya?" "Kencing doang. Kenapa sih?" Jangan jangan dia kencing sembarangan. "Duuuuh, makanya kalau kencing itu di Toilet, jangan sembarangan Kak.."saranku. Tak lama sosok itu hilang, Kak Daniel pun sudah bisa bernafas seperti biasa. "DINAAAAAA" Teriak Will, dari kejauhan dan berlari bersama Alex, Agung, Adi dan beberapa teman kelas kami. "Heh!! Jangan beraninya sama perempuan ya!"Will tersulut emosi sambil memegang kerah nya. "Eh... Will .. Udah. Lepas."kataku. "Kamu nggak papa, Din?"tanya Will cemas sambil menyentuh kedua  bahuku dengan kedua tangannya& sedikit mencondongkan badannya mendekati wajahku. "Enggak papa Will. Justru yang butuh ditolong tuh dia.."aku menunjuk kak Daniel yang tadi kubanting. Mereka mengernyitkan kening ke arah kak Daniel. "Kak.. Udah nggak apa apa kan?"tanyaku sambil menyentuh bahunya. Dia mengangguk dengan nafas masih tersengal sengak. "Maaf ya soal tadi."kataku lagi "Iya,makasih ya."dia tersenyum ke arahku. "Lah gmn sih ini cerita nya, Din?katanya kamu mau dihajar kak Daniel?"tanya Alex. "Huuhh.. Kebalik kali.. Aku tadi dibanting duluan sama dia" tukas Kak Daniel. "Hah..."teman temanku melongo. "Ya udah, aku balik ya.. Makasih lho.. Siapa nama kamu?"tanya kak Daniel kepadaku. "Dina.." "Iya Dina.. ya udah, aku balik ke kelas dulu ya.."dia pun berlalu. Teman teman ku masih bengong menatap kak Daniel. "Ini pada ngapain sih nyusulin aku?" Will menatapku diam, entah apa yang dia pikirkan. "Tadi kata Ririn kamu mau ribut sama kak Daniel,  ya udah, buru buru kita kesini...Eh..beneran kak Daniel kamu banting, Din?"tanya Alex antusias. "Ck.. Enggak..boong..yuk balik kelas aja."ajak ku. Tapi tangan ku lagi lagi ditarik oleh Will. Teman teman yang lain, balik kelas duluan setelah di kode Will. "Din.. Aku minta maaf."ucapnya lembut. "Minta maaf kenapa?" "Soal kemaren.. Clara sama aku...." "Terserah kamu will! Kita kan emang gak pacaran.jadi kamu berhak jalan sama siapa aja.." Potongku. "Tapi kamu bete kan?" "Biasa aja."aku hendak pergi,will menarik pinggangku ke arahnya. Lalu... cup... Sebuah ciuman mendarat ke bibirku. Aku kaget dengan gerakan nya yang tiba tiba itu. Lalu dengan refleks kudorong dia menjauh. "Maaf, Din.. Kali ini untuk ciuman barusan." Katanya malah senyum senyum. Aku hanya mengernyitkan keningku lalu pergi dari hadapannya. Ku sentuh bibirku dan tersenyum malu malu. Will berjalan mengikutiku. Sampai kelas, semua teman teman meneriaki ku. "Dinaaa... Keren sumpah..." "Hebat kamu , Din..! " "Kamu jago karate? " Haduh aku pusing. Dan gosip aku berkelahi dengan Kak Daniel pun cepat menyebar. Asal jangan gosip aku dicium Will barusan. Untung tidak ada yang melihat. Aku pun duduk di bangku ku. Will juga. Dia masih saja senyum senyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD