"Ya, kenapa Amira?" tanya Digo pelan. Perhatiannya terfokus pada layar Ipad yang ada di hadapannya, memeriksa laporan yang masuk dari manager pemasaran pagi ini. Pria itu menoleh sejenak, menyentuh gelas berisi air putih yang ada di dekatnya. Tengorokannya sejak pagi terasa gatal, kering bahkan terasa sakit saat menelan sesuatu. Jadi Digo yang biasanya minum kopi kini hanya bisa meneguk air putih saja. "Bu Sisi mau ketemu, Pak." Gelas yang dia sentuh tadi sontak terguling, airnya tumpah ke meja. Digo gelagapan. Dengan segera dia bangkit dan mengambil tisu di meja untuk mengelap tumpahan air putih tersebut. "Ap-apa? Siera?" katanya kaget. "Betul, Pak. Bu Siera ingin minta tanda tangan Bapak untuk laporan rapat kemarin." Digo seketika terdiam. Dia berpikir keras dengan d**a berdebar.