Kedua mata yang biasanya terlihat sangat indah itu kini tengah sayu, netra kebiruan yang selalu memancarkan pesonanya kini telah redup. Ia duduk dipinggiran taman seorang diri, duduk diantara kedua kakinya seolah ia wanita yang kuat hidup seorang diri. Tapi kenyataannya tidak, tubuhnya membutuhkan seseorang ketika keadaan memburuk seperti ini. Mungkin perasaan Daisy terlalu dalam kepada Andrew, keinginan untuk bersama pria itu terlalu besar, meskipun begitu Daisy tidak ingin tubuh atau hidupnya diatur dengan cara seperti itu. Ia ingin bebas, katakanlah ia egois jika dalam suatu hubungan atau hanya sekedar s*x affair. Tapi Daisy tetap bersikeras akan sifatnya tersebut. Hari ini ia memilih untuk tidak pergi bekerja, bertatap muka dengan pria itu hanya akan membuat hatinya menjerit sakit.