"Mama?!" kaget Mita begitu melihat Ranisa di depan pintunya. Meski begitu, dia tak begitu abai sehingga lupa mempersilahkan ibu mertuanya masuk. Regan yang menunggu Mita lama segera menghampiri dan menemukan ibu kandungnya di sana. "Kenapa Mama tidak bilang mau ke sini, kan aku bisa menjemput Mama?" "Ini masih kepagian, maaf Mama tiba-tiba ke sini dan--" Regan menatap koper yang dibawa ibunya dan mengerti apa yang terjadi. Dia segera memotong kalimat Ranisa. "Aku sangat lega akhirnya Mama setuju juga dengan omonganku. Bagaimana apa bajing*n itu menandatangani surat cerainya?" Mita terkejut, tapi tak berani menyela atau bahkan meninggalkan tempat itu, karena dinilai tak sopan. "Hush! Jangan ngomong seperti itu. Mau bagaimanapun dia tetap ayah kamu," tegur Ranisa. "Terserah Mama