Beberapa menit ruang tamu itu hening, sementara Disa dan Fadli belum kembali dari menbawa Syarief jalan-jalan sore. Iman tampak membetulkan kembali kain sarungnya. “Maaf, ayah harus pergi mandi sebab sebentar lagi ayah mau ke masjid. Kalian berdua silahkan ngobrol saja. Bicara saja dari hati ke hati, Insyaa Allah akan Allah tunjukkan jalan yang terbaik untuk kalian berdua.” Iman pun bangkit, mengambil moknya dan membawa mok itu ke meja makan. “Bu, tolong ambilkan handuk ayah,” ucap Iman dengan volume sedikit keras. “Iya, Ayah ....” Niyan menoleh sesaat ke arah Jonas, “Nak Jonas, ibu tinggal dulu ya. Silahkan bicarakan semuanya secara baik-baik dengan Amanda.” Niyan tersenyum, bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Wanita itu mengambil handuk dan memberikan benda itu pada suaminya. Di ru