Ben menyadari tatapan kesal Skyla karena itu dia berusaha tak melihat Skyla, Dan sibuk berbicara pada Manager Butik, Salah satu Pegawai memberikan kursi kepada Ben agar ia mau duduk.
"Tak perlu, aku buru-buru" Ucap Ben.
Ben sekilas melihat Skyla yang sedang sibuk dengan Melihat para pegawai Sedang membungkus rapi semua pakaian untuknya, Skyla kesal mulutnya Menggerutu tak karuan karena Sikap Ben yang seenaknya dan Arogan.
Ben hanya tersenyum pelan.
Setelah semua pakaian telah di Bungkus rapi dan di letakkan di atas meja, Skyla lalu mendekati Ben yang sedang membayar Pakai kartu kreditnya, Skyla Memonyongkan bibirnya beberapa kali Karena kesal, Ben hanya tersenyum kecil melihat Wajah kesal Skyla.
Ben melihat Skyla dengan Pakaian yang agak Tipis, apalagi di luar sana sedang Hujan, Ben lalu mengambil Mantel yang sedang di Gantung lalu memberikannya pada Skyla.
"Pakai ini" Ucap Ben dengan Melempar mantel itu pada Skyla.
"Kirimkan saja kartu kredit itu Pada Asistenku, aku sedang buru-buru" Ucap ben pada Manager Butik lalu beranjak Keluar dari butik menuju Mobil di Mana sudah ia Parkir.
Skyla hanya mengikutinya dari belakang.
Ben membuka pintu Mobil lalu masuk kedalamnya, di susul oleh Skyla yang masuk dengan helaan nafas panjangnya karena mengikuti Pria menyebalkan ini.
Ben lalu mengemudikan Mobilnya meninggalkan Pelataran parkir Butik besar ini.
Di dalam perjalanan, Skyla melihat taman yang di Padati Pengunjung, Skyla memegang kepalanya karena merasa sangat pusing, ketika melihat Taman itu, seperti ada Aliran listrik yang membuat kepalanya ke setrum.
Ben keheranan dengan Kondisi Skyla, lalu menghentikan Mobilnya tepat di depan taman Yang sejak tadi menjadi Pusat perhatiannya.
"Hei, kau kenapa?" Tanya Ben.
"Aku__"
"Ada apa Skyla?" Tanya Ben lagi.
"Kepalaku sakit sekali" Ucap Skyla Dengan memegang kepalanya kuat.
"Kenapa kau tiba tiba sakit kepala?"
"Aku melihat Taman ini Ben Dan Kepalaku langsung sakit" Ucap Skyla.
"Apa kamu mau Turun? Mungkin saja ingatanmu Bisa kembali" Ucap Ben.
Skyla hanya mengangguk mengikuti.
Ben lalu keluar dari mobil mewahnya dan memutarinya sampai ke Pintu mobil sebelah dengan membuka pintu Mobil untuk membantu menurunkan Skyla.
Ben lalu membawa Skyla Ke taman yang sejak tadi membuat kepalanya terasa sakit, benar benar sakit. Skyla mengikuti langkah kaki Ben.
"Jangan memaksa untuk mengingatnya Skyla" Ucap Ben membantu Skyla duduk di Rerumputan.
Mereka lalu duduk berdampingan.
Seperti ada ketakutan dalam hati Ben jika Skyla mengingat semuanya.
"Apa kau pernah ke taman ini?" Tanya Ben.
Skyla menggeleng.
"Aku tidak tau dan aku tak mengingatnya"
"Apa kamu menginginkan mengingat segalanya?" Tanya Ben.
"Jika ada Kenangan pahit di masa lalu, aku malah berharap tak akan mengingatnya, Aku seperti ini disini seperti terlahir kembali tanpa beban" Ucap Skyla.
Ben hanya mengangguk.
"Apa kamu Bahagia memiliki keluarga?" tanya Skyla yang sudah tau jelas bagaimana keadaan Keluarga Ben yang begitu rumit.
Ben merubah ekspresi menjadi serius.
"Aku Bahagia" Ucap Ben singkat, Skyla bisa melihat Kebohongan dari Sorot mata Ben.
Skyla Mengangguk.
"Kamu?"
"Aku pun akan sangat bahagia jika memiliki keluarga yang utuh" Ucap Skyla.
"Bagaimana jika di dalam keluargamu ada orang lain?"
"Aku akan Bersikap senetral mungkin, Aku akan berusaha menjaga sikap, agar Kita semua tetap bersama" Ucap Skyla berusaha membuat Ben tak membenci ayahnya lewat kehidupannya.
"Bersikap Senetral mungkin? Masa? Jika Ayahmu menikahi wanita lain sedangkan masih ada wanita yang ia nikahi dan bersamanya, apa yang akan kamu lakukan? Kamu akan tetap bersikap senetral mungkin? Jangan Munafik, semua itu hanya Ilusi" Ben Kesal mendengar jawaban Skyla yang tak sesuai sikapnya selama ini.
"Aku akan membenci wanita Pengganggu itu juga anaknya SELAMANYA!" Sambung Ben.
"Semua itu tak benar Ben"
"Tak benar? Aku pikir kau akan sepemikiran denganku, ternyata tidak, lebih baik kita pulang" Ucap Ben beranjak dari duduknya lalu Pergi Meninggalkan Skyla.
Dasar Bastard menyebalkan.
Skyla lalu berlari menuju mobil dimana di dalamnya sudah Ada Ben, Sebelum Ben meninggalkannya, Ia harus cepat sampai, Hujan mulai turun lagi, Sesampainya di Pinggiran jalan di mana Mobil Ben terparkir, Ben lalu melajukan mobilnya dengan Cepat, meninggalkan Skyla, Benar benar pria yang sangat tega, Skyla salah apa sampai ia sampai bersikap seperti itu, meninggalkan seorang wanita dalam keadaan Hujan, apalagi Skyla tak tau daerah sini.
Skyla mulai kedinginan, Mantel yang di berikan Ben mulai basah kuyup, ia berharap ada seseorang yang mau menolongnya, Ia pun berjalan menuju Rumah kecil yang di penuhi orang orang yang sedang berteduh.
Di perjalanan Ben terpikirkan oleh Skyla yang telah ia tinggalkan di taman itu sendiri dengan pikiran yang Memenuhi kepalanya, apalah Skyla tau jalan Pulang? Apakah Skyla memikiki uang untuk Pulang? Dia pasti bisa pulang, Dia hanya hilang ingatan tapi Jalan pulang ia pasti tau dengan jelas, Tapi___
Ben lalu menghentikan mobilnya dan memukul Stir mobilnya dengan keras, karena emosinya membuat Skyla sendirian di luar sana dalam keadaan Hujan begitu deras.
Sedangkan Skyla masih berharap dalam hati, ada seseorang yang mengenalnya dan membawanya pergi dari sini, tempat ini sangat dingin, rumah kecil ini sudah sepi, hanya ada dirinya, jam pun hampir menunjukkan pukul 12 malam, sebentar lagi pergantian Tanggal. Rasanya Skyla Ingin mati saja sekarang, pakaiannya sudah basah kuyup. Rambutnya sudah sangat basah sampai seluruh tubuhnya gemetar tak menentu.
Ya tuhan, kirimkan seseorang yang dapat menolongku?
Herry sedang mengemudi dengan pelan, tak sengaja ia melihat sosok yang ia kenal sedang berdiri dengan kedua tangan ia lipat di sela Pinggangnya karena menahan rasa dingin, Herry menatap sosok itu, ketika sadar jika itu Skyla, ia pun langsung Turun dari mobil tanpa mengenakan Payung, Secara bersamaan pun Skyla langsung Pingsan.
"Ya ampun, Skyla...ada apa denganmu? hei sadarlah Sky" Ucap Herry khawatir, Ia menggendong Skyla masuk kedalam Mobil lalu dengan Jasnya ia pun membungkus tubuh Skyla, Skyla benar benar terlihat sangat Pucat.
Herry lalu melajukan mobilnya cepat menuju rumah sakit terdekat.
Sampainya di rumah sakit, Herry menggendong Skyla masuk kedalam rumah sakit. Beberapa perawat rumah sakit menghampiri Herry dengan menunduk.
"Cepat Periksa wanita ini" Ucap Herry.
Beberapa perawat lalu membawa Skyla ke UGD.
Herry mencoba menelfon seseorang di seberang telfon.
***
Beberapa menit kemudian Ben datang dengan Khawatir, lalu melihat Herry sedang duduk di dePan UGD, Ben menghampiri Herry.
"Ada apa dengan Skyla, Her?" Tanya Ben.
Ben dengan tatapan Marahnya beranjak dari duduknya, lalu kemudian Menonjok wajah Ben dengan keras.
Di Pinggiran Bibir Ben terlihat darah segar.
"Apa kamu tau apa yang terjadi pada Skyla? Kau dari mana saja Ben? Apa kau meninggalkannya? Untung saja aku melihatnya, jika tidak dia sudah tak bernyawa Ben" Ucap Herry dengan kasar.
Ben menyentuh bibirnya yang berdarah, Ia tak mau melawan Herry saat ini, karena Ia khawatir pada Kondisi Skyla. Entah kenapa Herry benar benar marah dengan sikap Ben yang melakukan seenaknya Pada Skyla.
"Seharusnya kau kasihan pada Skyla, dia tak punya keluarga, dia hanya memiliki kita berdua" Ucap Herry.
"Dia selalu membuatku kesal"
"Kekesalanmu itu bisa berujung Dengan penyesalan Ben" Ucap Herry.
Di detik kemudian, dokter yang memeriksa Skyla keluar dari Ruangan UGD.
"Ben? Herry?"
"Jadi kamu dokter yang memeriksa Skyla?" Tanya Ben
"Kalian berdua mengenal wanita itu?"
"Iya, dia teman kami" Ucap Herry.
"Apa yang terjadi Pada Skyla, San?" Tanya Ben.
"Akibat dingin, dia sekarang demam" Jawab Sandy.
Ben menghela nafas panjang lalu menerobos masuk kedalam ruangan dan melihat Skyla sedang terbaring lemah, Ben memegang Dahi Skyla, benar benar panas, Skyla demam Tinggi.
"Jika kau marah pada Skyla, jangan sampai kau tega meninggalkannya" Ucap Herry dari belakang.
"Aku akan membawa Skyla ke apartemenku ketika dia sadar nanti" sambung Herry.
"Dia akan tetap bersamaku" Ucap Ben.
Herry menghela nafas panjang melihat Sikap Ben yang bisa saja berubah kasar pada Skyla.