10 - Eksplorasi

1261 Words
(Wilayah gunung, perbatasan hutan luas bagian belakang Kastil utama Klan Xiao) *Tapp…!!! *Tapp….!!! Tubuh mungil nan ramping Xiao Cang, bergerak dalam langkah agak cepat memasuki wilayah bagian dalam hutan. Sementara mengikuti tepat dibelakang punggung gadis tersebut, adalah beberapa anak anggota kelas generasi berbakat Klan Xiao yang dipimpin oleh Xiao Hai. "Nona muda, apakah masih jauh?" Tanya Xiao Hai. Dimana langkah kakinya saat ini mulai melambat. Tampak telah kehabisan tenaga dan mulai tertinggal dari Xiao Cang. Bagaimanapun juga, kelompok anak yang saat ini sedang melakukan eksplorasi, masih berumur mendekati 10 tahun. Fisik mereka jelas tak terlalu bagus meskipun memang telah mendapat perawatan rutin garis-garis Meridian dalam tubuhnya. Hanya Xiao Cang, dimana tampak memiliki tubuh fisik lebih baik dari kawan-kawan sebayanya yang kini masih melaju dengan langkah teratur. Terlihat sama sekali belum kehabisan nafas. Sorot mata gadis ini, menatap lurus kedepan, pada titik lokasi dimana merupakan tempat tertanda dari peta usang yang ia genggam. *Tap…!!! Setelah sampai pada lokasi, Xiao Cang yang sedari tadi mengabaikan kelompok Xiao Hai, menghentikan langkah seraya membalik badan untuk melihat kearah Xiao Hai dan kawan-kawannya. Dengan nafas yang telah mulai habis, kelompok Xiao Hai membutuhkan waktu lumayan lama sampai akhirnya bisa menyusul Xiao Cang. "Nona muda!" Ucap Xiao Hai, mengusap peluh di keningnya tepat ketika ia menapakkan kaki di hadapan Xiao Cang. Rombongan Xiao Hai sendiri, dimana terpisah jarak tertentu antar sesamanya, sampai di lokasi dalam waktu yang berbeda-beda. "Hmmmm…!" Mendapat sapaan dari Xiao Hai, Xiao Cang hanya membalas dengan bergumam lirih. Gadis tersebut mengerutkan kening saat melihat raut lelah tampak jelas pada wajah masing-masing anggota muda yang saat ini sedang berusaha mengikutinya. Kerutan kening yang entah kenapa justru disambut oleh Xiao Hai, serta kelompok pengikutnya, dengan memasang wajah memerah. Begitu antusias menatap kearah wajah Xiao Cang. Bagaimanapun juga, Xiao Cang meskipun memang masih belum genap berusia 10 tahun, terkenal memiliki paras begitu cantik. Ditambah dengan bakat luar biasa yang gadis tersebut miliki, itu cukup untuk membuat Xiao Cang menjadi primadona bagi tiap lelaki yang berada pada generasi sama. Xiao Cang, adalah dewi yang dipuja oleh tiap lelaki. Bahkan beberapa Tuan muda Klan besar lain, dimana berasal dari generasi yang lebih tua, kerap kali sengaja melakukan kunjungan tak penting ke wilayah klan Xiao. Kunjungan yang hanya bertujuan untuk mencoba peruntungan, berharap secara kebetulan berpapasan dengan Xiao Cang. Berusaha semampunya menebar pesona untuk bisa menarik perhatian gadis tersebut. Satu tindakan yang sebenarnya cukup konyol. Karena bagaimanapun juga, Xiao Cang masihlah anak-anak. Belum memahami hal-hal berbau romansa dan sejenisnya. Dalam benak Xiao Cang sendiri, yang paling penting dan menarik minatnya, itu adalah segala hal yang berkenaan dengan jalan Knight. Berusaha terus meningkat bakat yang ia miliki. Beberapa penjaga keamanan klan bahkan harus kerap kali mengusir para Tuan muda atau generasi berbakat dari Klan-klan lain yang memasuki wilayah Xiao Klan untuk mencoba bertemu Xiao Cang. Beberapa generasi muda dari klan berkelas lebih rendah dari Klan Xiao, harus di beri pelajaran dengan diusir agar mereka paham kedudukan masing-masing. Sementara untuk para Tuan muda atau generasi berbakat yang berasal dari kelompok setara dengan Klan Xiao, memerlukan beberapa Tetua harus repot turun tangan. Mempersilakan mereka pulang secara sopan. "Dewi…!" Gumam Xiao Hai lirih, menatap dengan sorot mata bercahaya pada wajah Xiao Cang yang tampak mengerut. Terlihat imut dimata Xiao Hai. Tak hanya Xiao Hai, seluruh anggota kelompok generasi muda yang saat ini ikut bersamanya, juga sedang menatap kearah Xiao Cang dengan cara sama. Mereka semua merasa beruntung karena lahir dalam Klan Xiao. Sehingga bisa dengan bebas setiap hari bertemu dan melihat wajah Xiao Cang yang bak dewi. Bisa dengan bebas berusaha menarik perhatian dan menebar pesona kepada Xiao Cang. Tak seperti para generasi muda lain yang berasal dari kelompok luar, dimana untuk hanya sekedar melihat-lihat Xiao Cang, mereka harus menyelinap dan dikejar-kejar pasukan penjaga keamanan Klan Xiao. "Kalian semua!" Dibawah tatapan kagum setiap orang, Xiao Cang yang sebelumnya hanya diam menatap rombongan, kini mulai membuka mulut. Dan tepat ketika gadis tersebut mulai mengucapkan beberapa patah kata, Xiao Hai dan kawan-kawannya, segera memasang wajah serius. Seolah sedang mendengar seorang dewi surgawi yang akan menyampaikan pesan dari surga. "Bukankah sudah kukatakan, jika kali ini tak perlu ikut!" Ucap Xiao Cang. "Bagaimanapun juga, menurut peta, perjalanan kali ini tak akan seperti sebelum-sebelumnya! Itu cukup jauh! Jadi aku ragu kalian akan tetap bisa bertahan mengikutiku!" Lanjut Xiao Cang. Mendengar kata-kata Xiap Cang, Xiao Hai segera menanggapi. "Nona muda! Tak perlu terlalu merisaukan kami! Meskipun memang cukup jauh dan terjal mendaki gunung, bukankah kami masih bisa bertahan sampai di tujuan?" Ucap Xiao Hai. Berusaha memasang wajah tegas. Menyingkirkan raut lelah yang sedari tadi ia tunjukkan. Tanggapan Xiao Hai, disambut oleh Xiao Cang dengan kembali mengerutkan kening. "Jadi begitu? Kalian pikir kita sudah sampai di tempat tujuan?" Ucap Xiao Cang. "Sejujurnya itu tidaklah tepat! Lokasi ini hanyalah tanda ketiga dari sepuluh tanda yang ada dalam peta! Jadi, kita masih belum ada setengah perjalanan untuk sampai di lokasi yang sebenarnya!" Tambah Xiao Cang. Penjelasan terakhir yang disampaikan oleh Xiao Cang, segera membuat hati tiap orang yang mendengarnya tenggelam. "Masih belum ada setengah perjalanan?" Gumam Xiao Hai. Memasang raut wajah berat. "Yah, masih belum ada setengah! Jadi, lebih baik kalian kembali! Karena dari titik ini, sepertinya rute akan berkembang menjadi lebih berat lagi!" Ucap Xiao Cang. Kelompok Xiao Hai segera jatuh dalam situasi hening. Terlihat merenung dan ragu-ragu. "Baiklah! Aku akan kembali saja!" Ucap salah satu anak dalam rombongan. "Yah… Aku juga akan kembali! Sampai di lokasi ini saja sudah menghabiskan seluruh tenagaku!" Ucap anak lain. "Itu benar! Lagipula, ayahku mengatakan bahwa masuk terlalu dalam wilayah hutan belakang kastil adalah hal yang berbahaya! Karena semakin dalam, maka kita akan bertemu dengan beberapa Spirit Beast liar!" Tambah sosok anak lainnya lagi. Kata-kata yang dengan sukses semakin menenggelamkan hati kawan-kawannya yang memang sudah ragu dari awal untuk melanjutkan perjalanan eksplorasi. Bagaimanapun juga, meskipun memang Spirit Beast yang tinggal di wilayah perbatasan gunung belakang kastil Klan Xiao tak memiliki tingkatan terlalu tinggi, hanya Spirit Beast kelas rendah, namun tetap saja, satu dari mereka merupakan ancaman bagi para generasi muda seperti Kelompok yang saat ini sedang mengikuti Xiao Cang. Dimana tiap-tiap dari mereka, meskipun memiliki tubuh lebih kuat beberapa kali lipat dari manusia normal imbas perawatan Ranah Jiwa dan Garis Meridian, masihlah belum mencapai tahap untuk bisa di sebut sebagai Knight. Element Seed dalam ranah jiwa anak-anak ini, belum tumbuh. Sehingga sama sekali belum bisa melakukan pengendalian serta pengolahan energi alam, atau biasa disebut Mana.  Pengendalian Mana, adalah faktor penting keunggulan manusia untuk bisa bertahan ketika harus berada dalam situasi berhadapan dengan Spirit Beast. Kecuali tentu saja mereka dibekali teknik Martail Art. Faktor lain yang lagi-lagi jelas tak dimiliki oleh kelompok Xiao Hai dan kawan-kawannya. Setelah berdiskusi singkat, hampir sebagian besar Kelompok yang mengikuti Xiao Cang, memutuskan untuk kembali pulang. Menyisakan hanya Xiao Hai dan dua orang anak lain yang tetap bertahan. Xiao Cang, akhirnya melanjutkan perjalanan. ****  (Lokasi lain, agak jauh di belakang Kelompok Xiao Cang) Mengambil posisi dibalik sebuah pohon besar yang sepenuhnya menyembunyikan keberadaan, Tiankong bersama Xiao Dong, mengamati pergerakan Kelompok Xiao Cang. "Bagaimana? Sebaiknya kita juga kembali! Terus mengikuti akan semakin berbahaya!" Ucap Xiao Dong. "Kau pikir aku akan kembali?" Tanya Tiankong. "Hmmmm… Sungguh merepotkan!" Gumam Xiao Dong. Tahu bahwa kalimat basa-basi yang sempat ia katakan, hanya akan disambut oleh Tiankong bagai angin lalu. *Tappp…!!! Dipimpin oleh Tiankong, Xiao Dong bergerak dibelakang. Keduanya melanjutkan untuk mengikuti Kelompok Xiao Cang. Dan tepat ketika duo Tiankong-Xiao Dong meninggalkan tempat, pada puncak beberapa pohon hutan, sosok-sosok bayangan misterius ikut bergerak menyusul. "Para generasi muda ini sungguh merepotkan!" Gumam salah satu sosok.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD