Fiona mendesah ketika menahan rasa sakitnya. “Tidak apa-apa. Jangan khawatir. Paman, masuklah ke kamar dulu. Aku akan masuk nanti.” Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, ada penjahat di sini.” Dia berkata ketika memandang ke arah wanita tua yang berdiri anggun di sana. ‘Penjahat?’ Ekpresi wanita tua itu semakin suram saat dia tersulut emosinya. “Apa kamu tidak tahu siapa yang membayar biaya pengobatanmu? Jika bukan karena aku, kamu sudah mati sekarang. Beraninya kamu mengatakan aku penjahat? Kamu benar-benar orang yang tidak tahu berterima kasih!” Wilson mengerti apa yang dikatakan oleh wanita tua itu. Dia mengerutkan bibirnya dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara wanita tua itu tetap mencibirnya dengan dingin. “Kenapa? Apa kamu masih ingin memukulku?” "Paman.