Satria memaksakan tawanya. “Becanda kamu makin kesini makin aneh ya.” “Aku gak becanda.” Gladys menggenggam jemari Satria erat. “Bolehkan?” Satria diam. “Aku baru sadar, ternyata, aku suka sama kamu. Aku sayang, dan bahkan, aku punya perasaan cinta ke kamu.” Satria menggantikan jemari lentik Gladys. Kini dia yang menggenggam. “Yang aku bilang waktu itu, aku cuma becanda. Dan...uh, gimana ya?” ia menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal. “Aku mau jujur, aku juga sayang sama kamu. Tapi sebatas temen. Jadi—” Cup. Ucapannya terhenti oleh sentuhan benda kenyal di bibirnya. Gladys menciumnya! “Aku mohon kasih kesempatan sama aku. Aku gak masalah jadi yang kedua. Gak masalah kamu belum cinta sama aku. Karna urusan rasa, seiringnya waktu, aku bakal berusaha tumbuhin itu di hati kamu. Plea