Chapter 6

1009 Words
“Andreas sangat mencintai kekasihnya, Melinda Gibson.” Elisa telah berusaha menghilangkan ingatan mengenai kekasih Andreas yang Anthony ceritakan. Ia menatap tubuhnya yang sedang fitting gaun untuk acara pertunangan mereka dua hari lagi. Sesuai permintaan Andreas bahwa pertunangan mereka akan digelar secara sederhana dan tidak mengundang media. Tentu saja pertunangan Pangeran yang paling hot di Marchard akan menjadi berita yang hangat diperbincangkan bukan. Bahkan Elisa saat ini merasa bahwa hubungannya dengan Andreas terkesan backstreet . Hanya pihak istana dan keluarga Elisa saja yang mengetahuinya. Banyak rakyat yang belum mengetahui hubungan mereka. Jika nanti tiba-tiba Elisa menikah dengan Andreas apakah tidak timbul tanya besar di kalangan publik? “Mereka sudah berhubungan selama enam tahun.” Seharusnya Elisa dan Andreas fitting bersama hari ini tetapi sepertinya laki-laki itu terlalu sibuk sehingga ia tidak datang. Elisa sudah berada di istana Marchard sejak pukul sembilan dan ia sekarang ditemani oleh ratu Annetha. Setelah mengikuti makan siang bersama di istana Elisa akan kembali lagi ke Mapson dan ia akan datang lagi ke Marchard besok sore dengan segala barang-barang yang akan membuatnya betah menghabiskan masa hidup di istana ini. “Dan yah.. Persaingan ini membuatku dan dia tidak sempat bertukar cerita. Hingga tiba-tiba kita bertemu di meja makan dan Andreas mengatakan bahwa kalian akan menikah dalam waktu empat bulan.” Elisa menggigit bibir bawahnya karena merasa bingung akan fakta yang tidak ia ketahui. Elisa tidak akan menerima affair apapun dalam pernikahannya meskipun ia dan Andreas menjalankan semua ini demi tahta dan keamanan tanah Mapson. Cepat atau lambat Elisa sudah bertekad akan menerima Andreas sebagai suaminya karena meski Andreas telah mendapatkan tahta sekali pun, jika ia bercerai maka tahta itu akan secara otomatis terenggut darinya. Itu berarti bahwa Elisa harus mengabdikan seluruh hidupnya menjadi pendamping Andreas dan Elisa tidak akan menahan diri untuk mencintai laki-laki itu. Usaha yang saat ini sedang ia lakukan. Elisa benar-benar ingin mempertanyakan perihal Melinda Gibson kepada Andreas hanya saja pasti akan timbul pertanyaan darimana Elisa mengetahui hal itu. Elisa belum bisa menebak reaksi Andreas jika mengetahui keakrabannya dengan Anthony meskipun Andreas menganjurkan bahwa Elisa harus bersikap baik kepadanya adiknya itu. “Maaf aku terlambat..” suata bariton itu menyentak Elisa kembali ke dunia nyata dan ia menoleh ketika menyadari bahwa Andreas datang. Laki-laki itu datang. “Akhirnya. Aku yakin kau tidak akan membiarkan cintamu ini sendirian,” ujar Ratu Annetha. “Maafkan aku.” Andreas menghampiri Elisa dan mengecup keningnya dengan hangat. “Sangat cantik.” puji Andreas tulus ketika melihat Elisa mengenakan gaun putih. “Baiklah aku akan memberikan kalian waktu untuk melepas rindu.” Ratu Annetha pamit meninggalkan ruangan. “Yang Mulia, ini pakaian anda. Silahkan dicoba, jika perlu sesuatu silahkan memanggil saya. Saya akan berbincang dengan Yang Mulia Ratu.” Julie, designer kepercayaan kerajaan menyerahkan pakaian yang harus Andreas kenakan. Setelah menerimanya dan menggumamkan terima kasih, Andreas mempersilahkan Julie keluar sehingga hanya ada dirinya dan Elisa di dalam ruangan itu. “Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Andreas ketika menyadari raut wajah Elisa. ‘Aku memang tidak tahu apa yang terjadi dengan kisah cinta mereka, hanya saja aku yakin bahwa Andreas benar-benar mencintai Melinda hingga tidak sempat untuk melirik gadis lain’ “Anda tidak seharusnya kemari dan meninggalkan pekerjaan anda, Yang Mulia. Mereka sangatlah penting.” Andreas meminta tolong Elisa untuk memegang set pakaian tunangannya kemudian ia melepas jasnya dan mengatakan, “calon istriku juga penting, Elisa.” Andreas menyentuh kancing kemejanya dan mulai membuka itu satu persatu. “Anda tidak berpikir untuk mengganti pakaian disini kan, Yang Mulia?” tanya Elisa. “Aku memikirkannya.” Andreas sengaja menjawab pertanyaan itu ketika semua kancingnya telah terbuka dan ia melepas kemeja itu dari tubuhnya hingga kini Elisa dapat melihat betapa bidangnya d**a Andreas serta otot-otot yang berjejer rapi di perut laki-laki itu. Sangat seksi. “Sebaiknya anda melakukan itu di ruang ganti.” Elisa berhasil mengalihkan tatapannya ke mata Andreas. Pernyataan itu membuat kening Andreas mengernyit kemudian melangkah mendekati Elisa. Posisi Elisa yang tengah duduk membuat Andreas berlutut agar tinggi keduanya seimbang. “Sebenarnya aku sedang terburu-buru, Elisa. Ku harap kau tidak keberatan jika aku berganti di hadapanmu.” Elisa menghela napas. Sepertinya Andreas benar-benar memaksakan waktu agar bisa datang kesini. “Baiklah. Saya akan menutup mata, Yang Mulia. Silahkan berganti.” “Kenapa kau harus menutup mata, Elisa?” Elisa bahkan bingung harus menjelaskan alasannya. Ia tidak mungkin melihat sebagian tubuh Andreas sebelum mereka benar-benar menikah. Selain itu yah, semburat merah di pipi Elisa sepertinya sudah cukup menjelaskan bahwa gadis itu cukup merona melihat pemandangan yang Andreas berikan. “Anda sudah membuang waktu, Yang Mulia. Bukankah Anda terburu-buru?” tanya Elisa. Andreas terkekeh kemudian bangkit dari posisi berlututnya. Ia melanjutkan aktivitas berganti pakaiannya dan Elisa spontan menutup matanya dengan pipi yang merona. Hal itu membuat Andreas tersenyum sepanjang ia berganti pakaian. “Jika sudah selesai tolong beritahu saya agar bisa membuka mata, Yang Mulia.” Elisa berujar demikian karena hanya keheningan yang ia dengar bahkan ia sudah tidak memegang apapun yang artinya Andreas seharusnya telah selesai berganti pakaian. Elisa merasakan hembusan napas yang hangat menerpa wajahnya. Ia ingin membuka mata namun keraguannya cukup besar. Rasa penasarannya seketika terjawab ketika ia merasakan benda kenyal lembut memagut bibirnya. Ia terkejut dan membuka bibirnya. Sebuah kesalahan karena itu membuat Andreas semakin senang menjelajah bibirnya. Elisa langsung membuka mata dan melihat wajah Andreas yang sangat dekat dengannya dan matanya terpejam. Elisa langsung menyentuh d**a laki-laki itu berniat mendorongnya sehingg hal gila ini bisa ia akhiri. Sayang sekali Andreas terlalu kuat sehingga usaha Elisa tidak menghasilkan apapun. Demi Tuhan ia mulai kesulitan bernapas. Menyadari pasokan oksigen menipis, Andreas melepaskan ciumannya namun tidak memperlebar jarak antara dirinya dan Elisa. Ia menumpukan keningnya dan kening Elisa dan menatap Elisa begitu dalam. “Kau benar-benar cantik, Elisa.” Tanpa menunggu balasan dari Elisa, Andreas kembali membungkam bibir Elisa dengan bibirnya. Aktivitas itu membuat mereka tidak menyadari bahwa Anthony datang memasuki ruangan dan terkejut melihat apa yang mereka lakukan. Anthony menatap keduanya. “Sepertinya Andreas sudah benar-benar melupakan Melinda.” gumamnya kemudian memilih keluar karena sedikit pun tidak berniat mengganggu pasangan yang sedang b******u mesra.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD