Emi gugup ketika Arron melangkah menghampirinya, berlutut di atas tubuhnya merangkak dan mengurungnya lagi. Gadis itu menelan saliva melihat benda panjang dan besar itu menggantung hampir menyentuh perutnya. “Aku tidak bisa berhenti, Emi. Ini pertama kalinya aku memesan gadis yang sama dari rumah April,” ucap Arron di atas wajah Emi. Perlahan dia menurunkan wajahnya, mendaratkan bibirnya di bibir Emi lalu melumatnya dengan lembut. “Aku tidak rela kamu disentuh pria lain, aku tak peduli berapa banyak uang yang aku habiskan asal bisa menyentuhmu setiap malam, hanya untukku!” bisik Arron lagi. Emi termangu mendengarnya, otaknya kembali normal dan logikanya berjalan. Matanya memanas menyadari fakta jika lagi-lagi dia jatuh ke lubang yang sama, bahkan dengan liarnya melayani nafsu Arron. “