77. Rencana Kepindahan

1147 Words

Keadaan di ruang makan saat ini benar-benar hening setelah kejadian beberapa menit lalu. Andara sendiri tak berani membuka suara apalagi melihat wajah Mores yang dalam mode cool tersebut. Ralph sendiri harus berusaha menahan tawa melihat ekspresi Mamanya saat ini. Baru kali ini Ralph bisa melihat wajah sang Mama yang terlihat takut-takut tapi ingin sekali mendekat. Katakan saja dia tidak sopan karena menertawakan kedua orang tuanya yang sedang perang dingin. “Mama sama Papi kenapa?” Sela yang sejak tadi melihat tingkah keduanya sebenarnya sudah sangat jengah. Namun sebagai anak yang masih kecil, dia bingung harus mengutarakan ekspresi seperti apa. “Nggak papa, Sela. Memangnya Mama kenapa?” ujar Andara. Mata Sela membidik keduanya seperti orang dewasa, “Kalian beltengkal?” “Enggak,” s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD