Bagian 21 - Kharon si Pelompat

1071 Words
Keuthonimos sangat kesal dengan perlakuan Hekate dan Kerberos. Ia kembali ke tempat latihannya dengan kesal. Ia diusir begitu saja tanpa mempertimbangkan perasaannya. Ia melihat Kharon yang sedang latihan. Ia mengangkat beban yang diikatkan pada tali di kakinya. Ia memanggil Keuthonimos.  “Kau tampak sedih!” Kata Kharon. “Apa yang kau lakukan?” “Latihan dengan kakiku!” “Mana muridmu?” “Aku sudah memulangkan murid-muridku!” Ucap Kharon tanpa bersalah.  “Ini masih jam belajar! Mengapa kau memulangkan mereka?” “Aku sudah siap melatih mereka, dan tidak perlu lagi menambah beban mereka lagi, bukan?” “Bagaimana dengan pemilihan murid untuk juri uji s*****a?”  “Kau benar! Aku belum mempersiapkannya!” Kata Kharon sambil bersusah payah dengan latihan kakinya. “Hebat!” Kata Keuthonimos sambil bertepuk tangan karena kebodohan Kharon. Ia duduk di depannya, dan memandang Kharon dengan kesal. Tak ada juga yang bisa dilakukannya selain bercerita kepada Kharon tentang apa yang terjadi padanya. “Aku bertemu dengan Hekate dan Kerberos. Mereka sedang mempertandingkan murid nya masing-masing. Tapi, aku malah di usir!” “Apa yang kau katakan?” “Hanya mencoba untuk membuat mereka tidak bertengkar!” “Berarti mereka sedang tidak bertengkar. Seharusnya kau tidak mengganggu!” “Aku diusir dengan tidak hormat!” Ucap Keuthonimos. “Memang ada cara usir yang hormat? Kau diusir karena kau layak di usir. Tak ada cara mengusir dengan hormat.” Kata Kharon sambil tertawa. Kini ia duduk dan menekuk kakinya. Ia tidak melanjutkan latihannya lagi. Ia berfokus mendengarkan Keuthonimos. “Kau benar juga!”  Kharon merupakan penguji s*****a elit yang kedelapan. Ia memiliki kekuatan yaitu, lompatan yang tinggi. Ia sangat hebat dalam hal melompat. Tak banyak yang meragukannya. Tapi, performanya dalam memaksimalkan s*****a cukup mengesankan. Banyak pembuat s*****a yang terpaksa menggunakannya. Mereka tidak punya pilihan lain karena penguji s*****a yang lain sudah mendapatkan s*****a untuk mereka. Keahlian Kharon sulit disinkronkan dengan s*****a buatan pembuat s*****a. Jadi ia merupakan pilihan lain. Jika mereka bekerjasama dengan Kharon, terkadang pembuat s*****a harus menyesuaikannya lagi. Beberapa keunggulan s*****a mereka pasti ada yang tidak cocok, dan harus melakukan perubahan lagi agar cocok untuk Kharon. “Jadi kau tidak melatih murid mu?” Tanya Kharon. “Kau benar! Sebaiknya, aku melihat mereka!”  Keuthonimos melihat murid-muridnya. Ia masuk dengan wajah yang sedih. Ia melihat murid-muridnya dan membayangkan apakah muridnya juga salah satu dari murid yang patut diperhitungkan. Mereka sedang berlatih. Mereka sedang melakukan yoga di atas karpet. Mereka melakukan posisi yoga yang sangat sulit. Beberapa menggunakan posisi Eka hasta vrksasana. Itu adalah posisi yoga dimana tubuh bertumpu pada satu tangan. Sedangkan yang lain melakukan yoga Sayanasana. Saat melakukan pose ini, mereka akan menumpuhkan badan pada siku tangan dan tubuh diangkat ke atas. Tangan akan menangkup pada dagu seolah-olah sedang bersantai. Mereka tampak tenang dan berkonsentrasi untuk memahami diri mereka sendiri. Tak ada yang boleh membuka mata. Itu adalah perintah dari Keuthonimos kepada mereka. Sehingga mereka tidak tahu kepergiannya dan juga kedatangannya. Keuthonimos duduk menatap mereka, dan mencari keunggulan mereka. Ia melihat tubuh mereka yang besar dan berotot. Ia merasa itu sudah cukup untuk membuktikan keunggulan mereka. Beberapa waktu lagi, adalah waktunya mereka siap melakukan sesi yoga. Alarm berbunyi tanda mereka sudah selesai pemanasan. Saat selesai, murid-muridnya langsung telentang di tanah karena lelahnya. Mereka melihat Keuthonimos sedang menatap mereka. Semua langsung berbaris lagi karena melihat guru mereka menatap dengan murka. Padahal sebenarnya, ia tidak seperti itu. Ia hanya sedang kesal saja. “Aku rasa hari ini hanya sesi latihan. Untuk pemilihan murid yang akan dikirim oleh penguji kita undur saja. Saya ingin kalian berlatih lebih keras sehingga menjadi kandidat yang terkuat dari semuanya!” Kata Keuthonimos. Mereka tampak kecewa karena pemilihan diundur.  Mereka diberikan pelatihan oleh Keuthonimos. Ia ingin menguji kekuatan murid-muridnya dan membandingkan dengan murid-murid dari guru penguji lain. Ia juga ingin disanjung karena murid-muridnya juga berbakat dan tak terkalahkan. Mereka saatnya menggunakan defence terkuat mereka dalam bertarung. Ia akan melempar batu api ke arah mereka, beberapa tembakan s*****a lalu mereka harus menahan itu dengan defence yang mereka miliki.  Defence yang dimiliki oleh Keuthonimos adalah defence yang kuat, semacam shield yang sangat keras yang bisa melindunginya saat pertandingan. Ia memang hanya bisa menggunakan kekuatannya lima kali saja. Tapi, itu akan berguna untuk memenangkan pertandingan. Ia juga bisa menyalurkan defence nya kepada s*****a yang dipakainya. Sehingga ia bisa stun serangan lawan dengan keahliannya itu. Ini merupakan salah satu keunggulan yang disukai oleh pembuat s*****a. Dengan begitu ketahanan s*****a mereka menjadi bertambah sedikit. Cara yang dilakukan Keuthonimos untuk mengaktifkan defence murid-muridnya adalah dengan pengenalan energi diri sehingga tubuh secara otomatis bisa memancarkan defence yang kuat di sekitar tubuh mereka. Untuk memunculkannya, murid-muridnya selalu disuruh untuk Yoga. Tak ada yang boleh melewatkan sesi ini. Dengan melakukannya, maka kekuatan defence yang mereka miliki semakin lama akan semakin kuat. “Sekarang, siapa yang belum bisa melakukan defence-nya?” Tanya Keuthonimos kepada murid-muridnya.  Sebagian dari mereka belum bisa membangkitkan defence-nya. Ia langsung menyisihkan mereka, membaginya menjadi dua bagian. Ia sekaligus akan menentukan siapa yang akan diujinya dalam pertandingan dan dikirim ke penguji s*****a. Jadi ia hanya mengambil murid-murid yang sudah bisa melakukan defence. Untuk murid-murid yang belum mahir akan membantunya untuk mempersiapkan arena pengujian defence. Mereka membantunya untuk mempersiapkan batu api dan memilihkan s*****a bazooka untuk tembakan selanjutnya.  Wajah Keuthonimos sekarang lebih sangar. Ia sangat serius, sehingga suasana disana tampak menegangkan. Sekarang, ia menyuruh mereka untuk mengeluarkan defence mereka. Ia berkeliling melihat dari dekat, dan mengecek apakah ada defence yang tidak sempurna. Jika tidak sempurna dan ia ikut pengujian ini, bisa-bisa muridnya dalam bahaya. Ia menyingkirkan defence yang tidak cukup mampu dalam pengujian tersebut. Tersisalah tiga puluh murid untuk melanjutkan pengujian.  Ia duduk di tempatnya. Lalu satu-satu dari mereka berdiri di depannya untuk menunjukkan defence dan menguji ketahanannya. Salah satu murid berdiri, ia mengaktifkan defence. Mereka melempar batu api padanya, dan defence nya cukup untuk menahan batu tersebut. Lalu yang kedua adalah bazooka. Tembakan s*****a ini sangat kuat. Beberapa defence tidak bisa menahannya. Jika belum cukup kuat, roket yang keluar dari bazooka bisa tembus ke tubuh target. Jika di pertandingan asli, ini bukanlah apa-apa. Meski begitu, Keuthonimos hanya ingin murid-muridnya lulus dasarnya terlebih dahulu. Roket ditembakkan. Beberapa murid ada yang bisa menahannya. Tapi, ada juga yang gugur karena tercampak jauh akibat dari kerasnya hantaman roket yang diluncurkan. Murid-murid yang tidak berhasil langsung dievakuasi sehingga bisa langsung ditangani dengan baik. Mereka yang tidak bisa melakukannya, akan didiskualifikasi untuk dikirim sebagai penguji s*****a tahun ini. Mereka akan mengikuti pelatihan lagi dari Keuthonimos.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD