Bagian 70 - Bertemu Cucu

1141 Words
Kokytos sudah menjelaskan semuanya kepada abangnya, yaitu Akheron dan Flegethon. Mereka tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Lagian ibu mereka sudah menerima mereka sebagai penjual bahan s*****a. Tak ada yang ditakutkan mereka lagi. Mereka yang terlalu berlebihan hingga harus menggunakan k*******n.  Kokytos juga berbicara kepada Bia. Ia tidak mau Bia merasa kecewa, padahal ia sudah membantunya. Ia sudah berjanji bahwa ia akan membantu Bia membuat s*****a. Ia pun menepatinya.  “Aku akan melakukannya. Aku akan menjadi penasihat bahanmu!” Kata Kokytos. Bia sangat senang karena Kokytos mau membantunya. Ia memeluk Kokytos dan air matanya berjatuhan dengan sendirinya. Ia memukul dadanya pelan dan membuat Kokytos tertawa. “Aku pikir kau akan mengabaikanku dan memerlukan waktu lagi. Padahal aku harus menyiapkan s*****a ini dengan cepat.” Kata Bia. “Tentu aku akan melakukannya. Seperti kata Akhlis, kekuatan itu tidak hilang. Ia akan tetap di dalam. Jika aku tidak mengeluarkannya, itu tidak akan berguna. Aku sekarang tahu apa yang membuatku senang.” Kata Kokytos. Hebe menghampiri mereka. “Aku rasa, aku tidak dibutuhkan lagi! Aku pergi!” “Hebe!” Panggil Kokytos.  “Mengapa kau pergi begitu saja? Kau juga termasuk tim disini. Maafkan aku berkata kasar padamu. Aku tidak akan sewenang-wenang lagi. Kau rekanku sekarang.” Ia melihat Bia. “Kita tiga adalah rekan!” Kata Kokytos yang menyentuh hati Hebe. *** Despion mengunjungi cucunya di Matta. Ia ditemani dengan Lethe dan juga Styx. Mereka berjalan ke surga bagian ke empat sekaligus ingin menemui menantunya yang meninggalkan Kokytos.  “Siapa nama wanita itu? Mengapa aku mendadak tidak mengingatnya!” Kata Despion sambil berjalan.  “Erin kah?” Kata Lethe dengan ragu. “Bukan! Euribia!” Kata Styx. “Oh iya, Euribia.” Kata Despion tersenyum kepada Styx. “Aku senang ibu kembali, dan semua dari kita menyatu lagi. Akheron dan Flegethon juga sudah bisa dikendalikan dan tidak semena-mena pada Lethe!” Kata Styx. “Mereka memperlakukanku buruk!” Kata Lethe.” “Terima kasih juga saling menjaga!” Kata Despion sambil memeluk kedua anaknya itu. Ia mencium kening mereka masing-masing. “Ibu tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Lethe pasti sangat tersiksa!”  “Tapi, tidak lagi. Semua itu karena ibu telah kembali!” Kata Lethe.  Mereka pun sampai di Matta. Mereka mencari Palaemon dan Minos. Lethe sudah sering mengamati keponakannya itu. Ia tahu cara cepat kesana. Saat sudah dekat, Lethe menarik ibunya agar cepat berjalan. Ia sudah tidak sabar lagi melihat mereka.  Styx melihat sikap Lethe. “Pelan-pelan saja!” Katanya. Tapi, Lethe tidak mendengarkan sedikitpun. Saat sampai disana, Palaemon sedang berbicara dengan seseorang. Ia melihat Lethe dan dua orang lainnya berdiri di depan pintu rumahnya. Ia menyipitkan mata, karena tidak mengenal dua orang itu. Hanya Lethe yang dikenalnya. Lethe sering melihat mereka dari kejauhan. Jadi ia lebih mengenal Lethe.  “Paman Lethe!” Kata Palaemon. Ia berdiri dan meninggalkan pelanggan nya. Ia hanya melihat sambutan dari senyuman Lethe. Seraya mendekat, ia melihat jelas wajah dua orang lagi. “Ada apa?” Tanyanya.  Despion langsung memeluk Palaemon. Ia bingung dan tidak menyambut pelukan itu. Despion melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.  “Ini nenek! Kamu sangat tampan seperti ayahmu!” “Nenek Despion? Bukankah nenek sudah mati?” Palaemon terkejut. Pupilnya membesar dan ia mundur. “Ini benar nenekmu! Ceritanya panjang!” Kata Lethe. Minos keluar melihat keributan itu. Despion kembali memeluk Minos tanpa izinnya.  “Aku rasa kita seperti keluarga!” Kata Minos yang juga kebingungan. Despion menjelaskan siapa dirinya. Minos dengan lembut menyuruh mereka masuk, sementara Palaemon dengan mulut terbuka masih tidak percaya bahwa ada keluarga ayahnya yang mendatangi mereka. Pelanggan mereka pergi karena melihat kedua penentu bahan tersebut memiliki tamu. Palaemon memastikan agar pelanggannya tidak sakit hati dan memberitahunya agar kembali beberapa hari lagi. “Dia benar nenekmu!” Kata Styx.  “Aku tidak mengenalmu!” Kata Palaemon menggelengkan kepala dengan wajah menyolot.  “Kau tampak ramah!” Kata Styx sambil mencubit pipinya. “Panggil aku paman. Kalau tidak, kau yang ku binasakan!” Ancamnya. Ia tidak tahu seberapa kasarnya Styx. Palaemon langsung takut dan memanggilnya paman dengan lembut.  “Dimana ibu kalian?” Tanya Despion yang merasa mereka hanya tinggal berdua. Minos berkata, “Kami tidak tahu dimana w***********g itu! Mungkin dia sudah menikah dan memiliki miliaran anak dari pria yang berbeda!”  “Itu sangat kasar!” Kata Lethe. “Kasihannya kalian! Ayah kalian pasti tidak melihat kalian!” Tanya Despion. “Dia tidak perlu datang kesini. Kami sudah cukup enak tanpanya!” Kata Palaemon. Despion banyak cerita tentang masa kecil ayahnya dan bagaimana pada akhirnya ia harus berujung pada kematian. Lethe tampak kesal karena dari cerita itu, ia mendapat dampak yang sangat besar. Ia harus disalahkan karena kesalahpahaman yang dibuat ibunya. Ia harus hidup di bawah cacian rakyat surga.  “Kami mengerti sekarang nenek!” Kata mereka berdua serentak lalu memeluk neneknya bersama-sama.  “Kalian tidak ingin tinggal bersama nenek di surga bagian pertama. Kemanapun kalian pergi pasti tetap mendapat langganan!” “Kami tidak mau terlibat dengan ayah. Kami sudah besar dan bisa hidup dengan lebih baik!” Kata Palaemon. Minos diam saja. Tapi, dalam hatinya, sebenarnya ia ingin ada sosok ayah seperti Kokytos. “Kalian haruslah bangga memiliki ayah yang berbakat!” Kata Despion lalu melihat pajangan jenis bahan di dinding milik mereka. “Kalian bisa seperti ini hebatnya, pastilah karena dia, bukan?” “Tentu kami bangga, tapi tidak sekarang! Aku tak melihat kebanggaan dari dirinya selain mabuk-mabukan di rumah wanita!” Kata Palaemon. “Menerima tidaklah berat. Mengerti yang berat!” Kata Lethe. Kata-kata yang dalam itu membuat Styx harus tepuk tangan.  “Aku tidak menyangka, kau juga hebat dalam bidang puitis!” Kata Styx. Palaemon melihat Lethe. Ia memujinya. “Sepertinya, paman ku ini orang yang pintar, bukan orang yang bodoh!” “Aku memang pintar dan aku bukan orang gila!” Ucap Lethe dengan bersemangat. Mereka semua tertawa.  Despion sudah menghabiskan banyak waktu dengan cucunya. Mereka tertawa terbahak-bahak dengan kisah aneh yang diceritakan oleh Lethe. Ia menceritakan gaya hidup penduduk surga pertama yang sangat aneh agar mereka mau tertawa. “Saat mereka berlari, sebuah panci besar di depan rumah menghalangi mereka dan membuat mereka terjatuh lalu masuk ke panci itu!” Sedikit cerita dari Lethe.  Saat sudah merasa puas, Despion pun pergi. Ia tampak senang karena sudah menemui cucunya.  “Aku tidak menyangka, cucu-cucu ku akan setampan itu!” Kata Despion dengan bangganya. Saat asik membahas cucunya, ia teringat lagi dengan anak-anaknya yang lain. “Dimana cucuku yang lain? Lethe? Styx?” “Kami belum ada!” Kata Styx menunjukkan giginya tanda kecemasan. “Ini pasti karena ibu yang membuat nama keluarga kita tercemar sehingga tidak ada yang ingin berhubungan dengan kalian.” Kata Despion melihat Styx dan juga Lethe.  “Kami  baik-baik saja. terlalu banyak hal yang bisa kami lakukan sehingga tidak memikirkan hal itu!” Kata Lethe.  Despion tidak lagi berbicara hingga mereka kembali ke surga bagian pertama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD