Bagian 69 - Kekacauan Terjadi

1348 Words
Semua telah berhasil dilakukan. Mereka bisa menemukan Akhlis yang membantu mereka untuk membangkitkan Despion, mengumpulkan bahan-bahan dan akhirnya Despion pun bangkit. Kokytos memandangi terus menerus ibunya yang duduk sedang bercanda dengan Akhlis dan Hebe. Senyuman Despion membuat Kokytos sangat senang. Adik-adiknya, Lethe dan Styx sedang menyiapkan makanan untuk mereka. Saat itu sudah selesai, mereka membagikannya kepada mereka. Semua tampak kelelahan karena kejadian itu.  Bia mendekati Kokytos. Ia masih tak percaya dengan ibunya yang kembali hidup. Ia tak berhenti mengatakan terima kasih kepadanya. “Aku sangat berterima kasih.. sangat berterima kasih!” Ucapnya.  “Tidak bisakah kau berhenti mengatakan itu?” Kata Bia lalu menarik tangannya agar berpisah dari kerumunan orang itu. Ia tidak bisa berbicara dengan leluasa karena suara mereka yang ribut.  “Kenapa kau menarikku kesini?” Kokytos tersenyum dengan paksa. Ia hanya melihat keanehan dari tingkahnya.  Bia tampak tidak bisa mengatakannya. Ia mengangkat alisnya dengan mata bolang.  “Apakah kau sakit?” Kokytos mengerutkan jidatnya.  “Aku hanya mengingatkan tentang  …” Bia menaikkan alisnya lagi.  “Sejujurnya aku tidak mengerti maksudmu!” “Aku akan terus terang mengatakannya. Kau tidak lupa dengan janjimu kan?”  Kokytos langsung berteriak panjang. “Ohhhh…”    “Aku tidak lupa tentang itu! Tapi…” Kokytos sedikit berat meninggalkan ibunya.  Bia merasakan apa yang dikatakan oleh Kokytos. Ia pasti sangat rindu dengan ibunya dan ingin selalu berada di dekatnya. Ia berpikir bahwa Kokytos pasti butuh waktu untuk bisa melepas rindu, setelah itu menolongnya.  “Aku mengerti tentang itu!” Kata Bia langsung.  Kokytos jadi merasa tidak enak karena merasa tidak bisa membantu Bia.  “Tenang.. tenang.. aku pria yang tepat janji!” Kata Kokytos.  Ibunya, Despion memanggil.  “Kenapa kita tidak di Bidal?” Tanya Despion seraya Kokytos berjalan. Dua adiknya hanya melihat saja.  Mereka bingung menjawab. “Ini di Bidal, Bu!” Ibunya langsung melihat ke segala arah memastikan apakah itu benar-benar rumahnya. “Ini lebih seperti tempat perabot dibandingkan sebuah rumah yang dulu kita tempati!” Kata Despion. Ia berkata seperti itu karena di sekeliling mereka hanyalah bahan-bahan s*****a. Wajah Despion langsung ketakutan. Ia berpikir bahwa Kokytos mungkin menggunakan kekuatannya. Ia langsung panik.  “Ibu kenapa?”  “Apakah kau melakukan sebuah hal yang buruk?” Tanya Despion sambil berputar-putar dan akhirnya berhenti menatap matanya.  “Aku tahu bahwa ibu melakukan ini untuk melindungiku bukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatan itu! Tenanglah!”  Mendengar penjelasan Kokytos, Despion langsung berhenti dan mengelap keringatnya. Ia mengeluarkan napasnya dengan lancar.  “Ibu pikir, semua semakin buruk! Lalu apa ini semua?” Tanyanya. “Ini adalah bahan s*****a yang dibuat oleh Akheron dan Flegethon. Aku tidak tahu banyak tentang itu!” “Dimana mereka?” Tanyanya lagi.  Styx dan Lethe hanya melihat saja. Mereka tidak bisa mengatakan bahwa kedua abang mereka ditendang oleh Akhlis. Kokytos menatap kedua adiknya itu. Dari tatapannya yang beradu saling menunjuk untuk menjelaskan. Akhlis mendengar percakapan Despion dan Kokytos. Ia tersenyum kepada mereka. Semua ini adalah perbuatannya. Saat mereka semua diam kaku karena tidak tahu menjawab pertanyaan ibu mereka, Akheron dan Flegethon muncul. Pakaian mereka compang camping dan napas mereka satu-satu. Mereka menatap semua yang ada di situ dengan penuh kemarahan.  “KAU!” Tunjuk Flegethon dengan sangat geram kepada Akhlis. Ia sambil tertawa berlari sedikit menghindarinya. Kokytos menahan dengan tangannya. Ia melingkarkan tangannya di pinggul Flegethon. Akheron tak berbicara sedikit pun langsung mengangkat tangannya ingin menumbuk. Tak ada yang melihatnya dan menghentikannya. Akhlis langsung berdiri tegang membusungkan dadanya, dan memandang rendah Akheron. Ia tidak berbicara apa-apa tapi tatapannya menusuk bagaikan pedang panjang yang tajam. Akheron langsung berhenti dan tidak jadi memukulnya. Ia langsung teringat dengan tendangan Akhlis sebelumnya yang dengan mudah menerbangkannya. Takutnya, Akhlis melakukan hal yang sama lagi.  Lethe berbisik pelan, “Mengapa tidak jadi memukulnya?”  “Kalian selamat!” Kata Styx. Flegethon melihat kakaknya yang tidak jadi memukul Akhlis. Mata Akhlis melirik Flegethon yang membentak Akheron karena tidak jadi melakukannya. Ia langsung memberontak, melepaskan tangan Kokytos dan menuju Akheron. Saat ia menatap Akhlis, Akheron langsung menghalanginya. Ia merentangkan tangannya di d**a Akheron agar ia tidak maju lagi. “Cukup!” Despion bingung dengan apa yang terjadi. “Kenapa kalian bersikap kasar seperti itu?” “Ibu?” Kata Akheron dan Flegethon, lalu memeluk ibunya. Ternyata mereka sangat merindukan ibunya. Padahal di awal mereka mencoba menghalangi agar ibu mereka tidak dibangkitkan.  “Aku merasa lebih tentram setelah melihat ibu seperti ini!” Kata Flegethon dengan tangisan. Lethe berbisik pelan lagi, memprotes apa yang dilihatnya. “Tadi marah, sekarang nangis. Tadi menghalangi, sekarang bersyukur!” Styx sebenarnya mendengar gumam dari Lethe. Ia tepat berada disampingnya. Awalnya ia pura-pura tidak dengar, dan sekarang ia harus menghentikannya karena sudah terlalu banyak gumaman yang keluar dari mulutnya.  “Meskipun kau abangan! Aku bisa membunuhmu dengan mudah!” Ancamnya dengan suara yang lebih pelan lagi. Lethe pura-pura tidak mendengar. “Aku tahu kau mendengar!” Lanjut Styx tanpa melihat ke wajah Lethe.  “Kenapa kalian menjadi pembuat bahan s*****a? Apakah tidak ada yang bisa kalian lakukan selain ini? Aku mendengar itu dari Kokytos. Apa ini semua?” Despion sudah melepas rindu. Tapi, ia tetap marah saat tahu kedua anaknya itu menjual perlengkapan bahan s*****a. “Ini adalah bakat yang kami miliki. Kenapa ibu selalu melarang semua yang ada di dalam diri kami!” Kata Flegethon.  Despion langsung melihat Kokytos. Ia juga merasa terlalu berlebihan dengan sikapnya terhadap mereka, terutama Kokytos. Sampai-sampai ia membatasi kekuatan Kokytos yang sebenarnya. Despion menangis. Ia menyesali perbuatannya.  “Ibu memang salah!” Kata Despion. Ia melihat Ananke yang memperhatikan mereka. “Aku memang salah!”Ucapnya di depan Ananke. Ia pun berencana untuk mengembalikan kekuatan Kokytos lagi. “Apa bisa?” “Bisa, itu bisa dilakukan! Tapi, memang kau harus memenuhi sebuah syarat.” “Apa itu?” Tanya Despion kepada Ananke. “Pembatalan perjanjian yang bisa membuatmu cacat!” Kata Ananke. “Maksudnya, menggantikan kesalahan itu adalah dengan memberikan bagian tubuh kita!?” Despion begitu terkejut. Ia merasa rambutnya menutupi wajahnya sebagian dan menyingkirkannya.  “Aku tidak masalah!” Kata Despion dengan cepat. Semua anak-anaknya memberontak. “Sudah cukup kekacauan yang kau lakukan!” Kata Styx. “Aku tidak mau Ibu cacat!” Kata Kokytos memegang lengan ibunya.  “Kau pantas untuk itu! Ibu bisa berada disini, karena keberanianmu. Sayang sekali jika bakatmu tidak dipergunakan sama sekali. Ibu yang akan sangat menderita pada akhirnya. Tidak cukupkah ibu ada di sampingmu selalu? Ini lebih baik daripada ibu yang harus pergi!” Kata Despion. Telinga Akhlis panas mendengar pembicaraan mereka. “Drama! Drama! Drama! Itu bisa kembali dengan sendirinya. Selama ia menginginkannya, itu pasti kembali. Meski bakat itu disegel oleh Ananke, itu tidak merubah apapun pada tubuhnya!” Jelas Akhlis. Mereka semua diam mendengarnya. Mereka tidak mau membantah nya lagi. “Itu akan kembali! Tenang saja!” Kata Akhlis lagi menepuk pundak Kokytos. “Aku pergi!” Katanya pamit. Ananke juga ikut pergi. Ia mengejar Akhlis dengan cepat. “Kalau begitu, kita tidak perlu melakukannya!” Kata Despion lalu mereka berenam berpelukan.  Di situ, Hebe hanya berdiri dan diam saja. “Siapa wanita cantik itu?” Tanya Despion. Mereka melepas pelukan Despion dan melihat ke satu titik. “Teman?” Kata Styx “Bukan! Pacar?” Kata Flegethon. “Gebetan?” Kata Akheron. “Pembantu?” Kata Lethe.  Kokytos melihat Lethe. “Kau sangat kasar!” Katanya sambil menunjukkan kepalan tangan. Lethe menyipitkan matanya. “Mana yang betul?” Kata Despion dengan bingung. “Hebe Nyonya!” Kata Hebe memperkenalkan diri. “Diakah wanita yang dijodohkan denganmu, Kokytos?” “Tidak… wanita itu dan keluarganya tidak menerimaku setelah tahu apa yang terjadi dengan ibu. Mereka tidak ingin dekat-dekat dengan keluarga kita dan meninggalkanku.” “Apakah kau memiliki anak?” Tanya Despion. “Aku memiliki dua anak. Palaemon dan Minos!” Kata Kokytos.  Despion menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia ingin menahan suaranya keluar dari dalam mulutnya. “Aku ingin sekali melihat mereka!”  “Mereka anak yang pintar dan salah satu penentu bahan terbaik di seluruh Surga. Mereka tinggal di Matta!” Kata Lethe dengan cepat. Kokytos melihatnya dengan berang karena memberitahukan hal itu.  “Sebagai seorang nenek, aku akan mengunjungi mereka!” Kata Despion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD