Bagian 74 - Kehadiran 8 Penguji Elit

1340 Words
Erebus tinggal di surga bagian kedua, satu wilayah dengan Bia. Penguji s*****a dan pembuat s*****a disatukan di tempat ini. Mereka melakukannya, agar mudah untuk melakukan komunikasi. Tetapi, untuk pertandingan final nya tidak dilakukan disini. s*****a yang sudah di seleksi dan masuk delapan besar akan bertanding di surga bagian ke lima. Disinilah digelar acara terbesar dari pertandingan ini. Setengah bagian dari wilayah ini dipakai untuk kepentingan pertandingan. Setengahnya untuk dewi-A dan juga penduduk lainnya yang tidak termasuk bagian dari pertandingan. Beberapa wilayah tampak kering dan penuh dengan keributan, sedangkan yang lain sangat subur dan indah karena tanaman bunga. Para juri sedang sibuk melakukan penjurian s*****a yang masuk dari seluruh daerah. Mereka membutuhkan bantuan dari murid-murid yang diajar oleh para penguji elit. Mereka sudah mengirimkan murid-murid yang layak kepada para juri. Mereka yang lulus seleksi oleh penguji s*****a elit disebut penguji s*****a level awal. Saat mereka sudah menjadi ahli, mereka akan masuk ke level dua. Saat penguji s*****a tersebut sangat hebat, ia akan menggantikan salah satu dari penguji s*****a level awal. Para penguji s*****a level awal sudah berada di tempatnya untuk melakukan penjurian. Mereka sangat sibuk melakukannya karena banyaknya s*****a yang dikirim kesana. s*****a-s*****a yang dikirim semakin lama semakin banyak. Peserta yang ikut lomba dalam pengujian semakin bertambah. Matton sebagai juri tertinggi mengawasi setiap juri yang melihat penguji s*****a level awal melakukan tugasnya. Ia memperhatikan juri-juri bawahannya untuk memastikan apakah mereka benar-benar memperhatikan s*****a tersebut diuji atau tidak. Sebagaimana seperti yang dikemukakan dalam rapat sebelumnya, banyak juri administrasi awal yang menerima semua s*****a tanpa menseleksinya. Matton melihat ke sekeliling, dan memang para penguji elit tidak ada di tempat. Ia memanggil Aporia. “Mengapa penguji elit tidak ada disini? Bukankah sudah diberitahu bahwa mereka harus ada sebagai pengawas penguji s*****a yang tanpa pengalaman?” Tanya Matton. Sekarang ia berbicara dengan lembut kepada Aporia setelah ditegur oleh Porus. “Sudah tuan! Saya tidak tahu itu!” “Aku rasa kau jangan panggil aku tuan. Panggil aku Matton!” “Baik Matton. Aku akan memanggilmu dengan sebutan itu.” “Kau coba pastikan kepada mereka, apakah benar mereka sudah mengerti dengan peraturan yang dibuat atau mereka sengaja melakukannya.” Kata Matton. “Baik!” Aporia meninggalkan Matton dan pergi ke teater. Dalam perjalanan, ia bingung ingin menemui siapa. Ia melihat waktu dan ternyata sekarang sedang istirahat makan. Ia berharap bahwa mereka ada di ruang makan dan berkumpul di sana sehingga ia tidak perlu datang satu-satu ke ruangan pengajaran mereka. Ia sampai di teater. Tak ada bunyi keributan. Jadi ia langsung ke ruang makan untuk memberitahu mereka tentang perintah Matton. Ternyata mereka disana. Mereka sedang bercanda gurau padahal para juri sedang kewalahan. Yang ada di ruangan itu adalah Amfiaraus, Askalafos, Empusa, Erebus, Hekate, Kerberos, Keuthonimos, dan Kharon. Mereka adalah kedelapan penguji elit. “Kalian kenapa disini?” Kata Aporia yang memukul meja hingga mereka semua terkejut dan berhenti bicara. “Kau mengagetkan kami!” Kata Askalafos yang kembali membentak Aporia. “Aku hanya bersikap normal! Aku kesini karena Matton yang menyuruhnya!” Kata Aporia yang menjadi ciut karena Askalafos lebih kasar membentaknya. “Apa kami harus kesana?” Tanya Erebus. “Setidaknya, salah satu dari kalian. Kalau mau semua juga boleh. Tidak ada yang mengawasi para penguji s*****a level bawah!” Kata Aporia. “Bagaimana jika kami tidak mau?” Tanya Askalafos. “Aku tidak tahu. Kalian bisa coba. Tapi yang pasti itu mengancam mahkota duri (wewenang) dari Matton. Ia bisa kehilangan jabatannya.” Kata Aporia. Mereka menjadi prihatin karena ini ternyata serius. “Kami sedang beristirahat. Kalau sudah selesai beristirahat, siapa yang akan mengajar murid-murid kami nantinya?” Tanya Keuthonimos. “Murid kalian bisa ditinggal. Aku biasa melihat mereka berlatih sendiri dan kalian hanya mengawasi. Selama kalian disana, kalian bisa menyuruh mereka untuk berlatih dengan meninggalkan rincian latihan yang harus dikerjakan.” Jelas Aporia dengan tegas. Ia juga ingin cepat-cepat pergi dari situ, tapi melihat mereka yang susah diatur membuatnya harus lebih lama menyakinkan mereka. “Kami akan berusaha.” Kata Kharon. “Bagaimana jika kami bergiliran? Itu terlihat efektif!” Kata Kerberos. Mendengar usulannya, Hekate tampak senang. Ia melihat Kerberos dan mereka tos. “Itu diluar kebijakanku. Yang terpenting, kalian sekarang pergi menghadap Matton. Entah itu sebagian, ataupun semuanya.” Jelas Aporia lagi. Mereka pun pergi semuanya. Aporia berada di depan mereka bagaikan ayam yang diikuti oleh anak-anaknya di belakang. Mereka sampai di ruang pengujian dan melihat ke Matton yang berdiri ke hadapan seorang penguji s*****a awal yang tidak kompeten dan tidak bisa melakukan tugasnya dalam memakai s*****a. Matton melihat kedelapan penguji elit datang bersamaan. “Akhirnya tuan-tuan rumah ini datang. Ia tidak membantu sama sekali padahal disini membutuhkan bantuannya!” Kata Matton menyindir mereka sambil bertepuk tangan. Mereka tidak menanggapinya karena memang ini adalah kesalahan mereka. “Awasi mereka semua!” Kata Matton memberikan perintah dan ia pun pergi. Mereka mulai duduk di dekat para juri-juri yang melihat para penguji s*****a melakukan uji coba s*****a. Di dalam ruangan itu, ada ruangan kaca yang didalamnya terdapat satu penguji s*****a yang memakai s*****a yang diujikan kepada mereka. Ada sebuah alat ukur di setiap ruangan tersebut, dan tugas dari penguji s*****a adalah melakukan tembakan, pukulan, tes kekuatan kerangka s*****a dan juga efektivitas. Semua tes ini harus bernilai seratus baru boleh lulus. Erebus sedang melihat sebuah penguji s*****a level awal yang kewalahan karena tidak bisa mengangkat s*****a tersebut. Seorang juri memanggil Erebus ke tempatnya untuk melihat s*****a itu dan mencobanya. Ia sudah memberikan s*****a itu kepada semua penguji s*****a level awal, tapi tidak ada yang sanggup mengangkatnya seorang diri. Jadi ia ingin meminta bantuan Erebus untuk mengangkatnya. Erebus datang dengan santai ke tempat itu, lalu ia melihat seperti apa s*****a tersebut. Ia terkejut betapa besarnya s*****a ini. Salah satu juri pengawas disana bernama Praxidike. Ia melihat Erebus yang diberitahu untuk mencoba s*****a berat tersebut. s*****a berat itu adalah milik dari Bia. Ia tidak tahu tentang itu. Ia memperhatikan bahwa tak satupun yang bisa mengangkat s*****a tersebut. “Apakah s*****a yang berat seperti ini kita tolak?” Tanya juri administrasi tersebut. Praxidike melihat mereka. Ia mendatangi Erebus dan bertanya tentang apa yang terjadi. “s*****a berat memang susah untuk digunakan. Eliminasi saja!” Kata Praxidike. Erebus mendengar hal itu. Juri administrasi bertanya pada Erebus. “Apa kau mau mencobanya?” Ia tidak mempertimbangkan kata Praxidike. Praxidike langsung marah. “Kau tidak mendengar kataku!” Juri administrasi tersebut berani melawannya. “Ini wewenang siapa? Meski kau adalah wakil-wakil dari kami, mungkin kau menganggap kami lebih rendah, tapi kau harus tahu, ini tugas siapa. Pengujian ini belum sampai kepadamu! Jangan atur-atur bagian ini!” Katanya ketus. Praxidike tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia tidak mau mencari keributan. Erebus setuju untuk mencobanya. Ia masuk ke dalam ruangan itu dan menyuruh penguji s*****a sebelumnya keluar. Ia mengangkat s*****a tersebut dengan sekuat tenaga. Tanah di kakinya langsung turun dan membentuk cap kaki. “Ini s*****a yang kumau. Ini hebat!” Kata Erebus. Ia kemudian melakukan ujian. Ia menyerang dinding kanan, untuk mengetahui defence s*****a mace tersebut. Lalu nilai keluar. Ia melakukan beberapa manuver sambil memukul dinding kiri. Hasil pun keluar. Ia mencoba melempar s*****a itu jauh ke depan, tapi malah tembok tersebut hancur dan penguji s*****a di sebelahnya tertimpa reruntuhan dinding. “Ini tidak main-main. Begitu stabil!” Kata Erebus. Praxidike tercengang. “s*****a berat itu bahkan bisa kau lempar!” Kata Praxidike yang melihat Erebus mengambil mace yang dilemparnya. “Tidak bisakah s*****a ini kembali setelah dilemparkan seperti bumerang?” Tanya Erebus kepada juri administrasi. “Aku akan catat!” Katanya lalu mengambil catatannya untuk dikirim kepada si pembuat. “Aku juga ingin agar gagangnya dipendekkan sedikit, dan ada tambalan lembut di bagian ujung yang dipegang.” Kata Erebus lagi memberikan komplain. Lalu ia menyimpan s*****a itu. Juri administrasi berbicara kepada Praxidike. “Kau lihat? Apakah ini perlu dimasukkan ke tahap selanjutnya? Nanti kau berkata, kami malas melakukan pengujian dan menerima semua berkas tanpa membacanya!” Praxidike melihat juri administrasi itu dengan kerutan lebar di jidatnya. Dalam hati ia berkata ini tidak adil. Bukan hanya dia yang mengemukakan itu, melainkan semua tetua para juri. Ada orang lain yang melihat peristiwa tersebut, Kerberos.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD