Bagian 32 - Keturunan Dewa X

1245 Words
Ayah Hekate bernama Aidos. Sedangkan ibunya bernama Eirene. Mereka adalah orang tua yang sangat bijaksana dan dikagumi oleh banyak penghuni rumah karena kebaikannya. Hekate merupakan salah satu kebanggaan mereka. Mereka sangat senang saat tahu Hekate menjadi penguji s*****a elit. Dengan begitu garis keturunan mereka tetap memegang gelar Dewa X. Ini adalah kebanggaan terbesar bagi penghuni surga saat keluarga mereka mendapatkan gelar penghormatan.  Hekate memiliki sepupu yang juga masuk dalam kelompok elit tersebut. Ini merupakan sebuah keberuntungan yang sangat besar karena ada dua anggota keluarga mereka yang menjadi penguji s*****a elit. Banyak yang mau mendapat posisi itu, tapi sayangnya, tidak semua yang bisa. Tak cukup hanya memiliki perasaan mau. Harus ada skill yang benar-benar jauh di atas rata-rata. Ayah Hekate memiliki adik perempuan. Adiknya bernama Harmonia. Suaminya bernama Filotes. Anak mereka bernama Kerberos. Ialah sepupu dari Hekate. Hubungan keluarga ini sangat erat. Mereka termasuk keluarga yang sangat disegani oleh penghuni surga. Mereka bukannya mengharapkan penghormatan dari setiap penghuni surga. Tapi memang, penghuni surga melakukannya dari hati, bukan karena paksaan.  Mereka mendapat undangan dari Dewa Olimpus dan istrinya Thalassa untuk datang ke opera yang telah mereka buat. Mereka sangat senang mendapat undangan tersebut. Mereka mengajak banyak orang dari daerah mereka untuk datang ke tempat itu. Ini adalah salah satu tujuan Dewa Olimpus mengundangnya. Ia bisa mengajak banyak orang untuk meramaikan pertunjukannya.  Aidos dan Eirene tinggal di surga bagian ke enam. Tak jauh dari tempat tinggal mereka, adiknya Harmonia juga disana. Mereka sering berkumpul dan makan bersama di belakang rumah mereka saat sore, untuk sekadar mengobrol. Mereka sedang menunggu suami Harmonia, Filotes untuk datang membawakan mereka buah-buahan untuk pertemuan kali ini. Mereka menyiapkan meja dan kursi di belakang rumah Aidos. Pemandangan disana sangat indah. Mereka sangat suka melakukan kegiatan seperti itu saat sore hari sambil memakan buah kesukaan mereka.  Aidos dan Eirene sudah selesai menyiapkan meja dan kursi. Mereka duduk berdua di belakang rumah mereka sambil bergandengan tangan. Adik Aidos, Harmonia datang. Ia berbincang dengan mereka disana. “Kau sudah datang!” Kata Eirene kepada Harmonia yang berjalan di belakang mereka.  Aidos menatap adiknya. Harmonia duduk di sebelah mereka berdua dan menatap pemandangan sore yang indah. “Filotes belum pulang membawa makanan kita! Sebentar lagi ia pasti pulang!” Kata Harmonia kepada mereka berdua. “Kita akan menunggu mereka!” Kata Aidos kakaknya. “Kapan jadwal Dewa Olimpus membuat operanya? Kita diundang olehnya!” Kata Harmonia. “Benar sekali! Aku hampir melupakannya. Itu akan dilakukan beberapa waktu lagi. Kita harus sudah bersiap-siap untuk itu!” Kata Eirene menanggapi Harmonia. Hekate, anak Aidos dan Eirene datang ke rumahnya. Ia melihat kedua orang tuannya dan bibinya berada di sana. Ia dengan senang menyambut mereka.  “Aku senang kau datang!” Kata Harmonia. “Kita mendapat undangan dewa Olimpus, jadi aku besok datang bersama kalian!” Kata Hekate memberitahu alasan kepulangannya. Aidos berbicara kepada Hekate. “Aku mendengar lagi-lagi kau mendapat lima murid!”  “Benar ayah!” Jawabnya. “Sudahlah Aidos!” Kata istrinya, Eirene. Tapi, suaminya masih tetap melanjutkannya. Ia melirik sebentar, setelah itu kembali melihat Hekate. “Aku tidak percaya, anakku hanya mendapat lima murid. Padahal ia seorang penguji elit terkenal.” Kata Aidos. “Aku dan Amfiaraus hampir mirip kekuatannya. Kadang orang merasa Kelincahan lebih penting dibanding kecepatan. Apa yang bisa kuperbuat!” Ucap Hekate menjelaskannya dengan menggerutu. Aidos melihat adiknya. “Harmonia! Kalau Kerberos, berapa banyak murid yang dikirimkannya kepada juri?” Harmonia menjawab, “Dia mendapat dua slot kali ini! Cukup banyak!” “Normalnya, murid yang diterima hanya satu. Penguji s*****a jarang memberikan permintaan secara langsung kepada kalian untuk merekomendasikan dua murid. Tapi, kau hanya satu!” Kata Aidos lagi yang tak berhenti komplain.  Hekate tidak bisa menyela. Ia sudah pasrah. Ia menghela napas dengan kuat dan mencoba untuk sabar.  “Aku ingin nantinya ada peningkatan. Ini tentu membuat malu keluarga kita. Itu tandanya mereka tidak mau mengikuti jejakmu dan kekuatanmu mengajar tidak bisa diandalkan!” Nasihat dari Aidos kepada anaknya. “Baiklah Yah! Aku sudah berusaha!” Kata Hekate.  “Dia sudah berusaha, sayang! Kau menambah bebannya.” Kata Eirene. Harmonia memiliki pandangan lain. Ia juga ingin berbicara di antara ayah dan anak itu. “Kak, anak-anak kita sudah berjuang mati-matian. Setidaknya, mereka sudah termasuk dalam penguji s*****a elit. Itu sudah sangat cukup! Murid-murid itu tidak tugasnya Hekate. Jika mereka berbakat, mereka akan naik ke puncak!” Kata Harmonia.  “Dimana Kerberos?” Tanya Eirene. “Dia pasti langsung ke opera! Kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Ia pasti datang!” Kata Harmonia. Eirene berkata lagi, “Undangan dari Dewa Olimpus sangat penting. Kita tidak ingin mendapat hinaan karena tidak menghargai undangannya!”  “Aku sudah menyiapkan baju untuk hari -H itu.” Kata Harmonia. “Ada banyak penghuni surga yang melihat acara itu. Kalian harus berdandan cantik!” Kata Aidos.  Suami Harmonia, Filotes datang membawa buah-buahan di tangannya. Ia baru saja pergi ke surga bagian ketiga untuk mencarinya. Ia meletakkannya di meja, lalu mengelap wajahnya dengan tangan setelah terbebas dari beban. “Maafkan karena terlalu lama datang!” Kata Filotes sambil menyusun buah-buahan tersebut di meja. Mereka sudah lama menunggu Filotes. Saat ia datang, semua tampak sangat senang karena bisa mencicipi buah enak dari surga bagian ke tiga. Memang setiap buah akan tumbuh di setiap daerah surga. Tapi, tidak semua yang enak. Buah-buah terlezat hanya ada di surga bagian ke tiga. Jadi agar pertemuan ini istimewa, sebelumnya, Filotes dan Harmoni sudah menyiapkan rencana ini. “Kau lama sekali sayang!” Kata Harmonia kepada suaminya. “Karena bangunan opera, pasar semakin padat. Banyak penghuni surga yang hanya datang untuk melihat-lihat bangunan opera tersebut. Mereka berdiri di depan bangunan opera yang sedang dibangun. Ini membuat penduduk penghuni surga kedelapan membludak.” Kata Filotes. Ia harus berjalan lambat menunggu penghuni-penghuni lain berjalan dan barang bawaannya begitu berat. “Apakah bangunan tadi sudah selesai?” Tanya Eirene kepada Filotes. “Sedikit lagi. Panggung dan kursi sudah. Tapi, tenda penutup bangunan belum. Aku memperkirakan bahwa yang datang bisa jadi sangat banyak karena mereka menyediakan banyak sekali kursi!” Kata Filotes lagi. Filotes telah selesai membuka buah-buahan yang dibelinya di meja. Ia dengan senang hati mempersilahkan yang lain untuk memakannya. Aidos dengan senang hati mengambil anggur merah yang paling disukainya. Ia kembali ke tempat duduknya sambil membawa segandeng anggur dan memakannya satu persatu.  “Memang buah dari surga ketiga sangat enak!” Kata Aidos kepada Filotes. Hekate mengambil buah-buahan tersebut di meja. Ia sangat senang memakan buah-buahan yang dibawa oleh pamannya. Saat bibinya menggodanya dengan mencubit bibinya, Hekate bertanya padanya. “Apakah Kerberos akan datang?” Tanya Hekate kepada bibinya. “Sepertinya tidak, Hekate!” Jawab bibinya.  Hekate tampak senang. Akhirnya tidak ada yang bisa mengganggunya. Ia tidak begitu suka dengan Kerberos karena asal mereka berada di satu tempat, Kerberos-lah yang menjadi sorotan dan selalu mendapat pujian.  “Kemarin ayahmu mengirimkan undangan kepada Kerberos. Ia mengatakannya bukan?” Tanya bibinya lagi. Hekate mengangguk. “Benar! Ia memberitahu ku itu!” “Bibi senang karena kalian mau berbicara lagi!” Ucap Harmonia. Hekate dan Kerberos selalu berantem dari kecil. Mereka memperebutkan perhatian keluarga tersebut. Saat Aidos menginginkan salah satu dari anggota keluarga mereka meneruskan karir sebagai penguji s*****a, karena sebelumnya ia adalah penguji elit, Hekate dan Kerberos saling bersaing untuk menjadi penguji s*****a. Ternyata, keduanya bisa menjadi penguji s*****a elit. Ini memang keadaan yang jarang terjadi. Juri penguji s*****a yang melihat kejadian itu juga tidak percaya ada dua anggota keluarga sekaligus yang masuk ke dalam delapan penguji elit. Mereka pun dinobatkan sebagai keturunan Dewa -X karena keunggulan dalam menjaga kehormatan keluarga. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD