Bagian 44 - Agon Pemilik Ladang Pohon

1106 Words
Bia membawa mereka berjalan ke daerah surga bagian ke tujuh. Kokytos dan Hebe tidak mengeluh. Mereka menikmati perjalanan tersebut. Mereka jarang sekali menelusuri daerah-daerah lain di surga. Ini adalah petualangan baru mereka.  Di bagian itu, tak banyak penghuni surga yang tinggal. Tanah yang ada disana sangat tandus. Hanya sebagian tanah yang subur, sedangkan sebagian lagi tidak berproduksi sama sekali. Mereka berjalan tanpa henti hingga beristirahat di bawah pohon Olea europaea. Pohon itu rindang tapi bagian batangnya sangat tebal dan berurat. Mereka duduk melihat hamparan tanah tak berpenghuni tanpa berbicara.  Seseorang datang menghampiri mereka bertiga. Nama penghuni surga itu adalah Hamadryad. Ia menanyakan apa yang dilakukannya di bawah pohon Olea europaea miliknya. Ia akan mengambil buah dari pohon itu sehingga mereka harus menyingkir.  “Apakah kalian memakan buah itu?” Tanya Kokytos yang melihatnya meletakkan jala di bawah pohon tersebut lalu menggoyang-goyangkan batang pohon hingga buahnya jatuh ke tanah. “Apa kau mau sebagian dari buah ini?” Tanya Hamadryad. “Apakah boleh? Kami ingin sesuatu yang memberi kami kekuatan untuk berjalan lagi!” Kata Kokytos. “Tentu!” Kata Hamadryad. Mereka bertiga langsung memakan buah yang ada di jaring-jaring itu. Mereka memasukkan sebanyak-banyaknya buah tersebut ke dalam mulut. “Ini sangat enak!” Kata Hebe yang memakannya tidak secepat Bia dan Kokytos. “Ini seenak buah yang ada di surga bagian ke tiga!” Kata Bia.  Tak lama mereka memakan buah itu, tangan mereka menjadi lemas. Mereka bingung mengapa mereka tidak bisa berdiri dengan tegak. Kepala mereka terasa sangat berat dan mata mereka langsung tertutup. Mereka bertiga jatuh ke tanah.  Hamadryad tertawa terbahak-bahak melihat mereka bertiga pingsan. Ia memanggil temannya yang membawa mobil untuk mengambil buah agar memasukkan mereka juga ke dalam dan membawa mereka ke rumah tuan mereka. Hamadryad menceritakan itu kepada temannya, Silenus. Mereka tertawa terbahak-bahak karena berhasil membodoh-bodohi penghuni baru yang datang ke daerah mereka.  Mereka sampai di rumah tuan mereka pemilik ladang dari tiga jenis pohon yang hanya tumbuh di daerah surga bagian ke tujuh. Dua pohon itu adalah Olea europaea, ash dan juga Oek. Hamadryad menceritakan apa yang terjadi dan mereka meletakkan ketiga penghuni itu di tempat tidur, menunggu mereka sadar. Saat sadar, Bia berteriak keras karena kepalanya sangat pusing. Karena teriakan Bia, Kokytos dan Hebe terbangung. Mereka tidak seperti Bia yang kesakitan. Mereka menanyakan apa yang terjadi dengannya dan mencoba menenangkannya. Mereka bingung dimana mereka berada. Mereka berada di ruangan yang cukup indah dengan langit-langit ruangan yang sangat tinggi.  “Apa kita sedang di sekap?” Tanya Hebe ketakutan. Bia masih memegang kepalanya yang sakit. Ia tidak bisa mendengar dengan baik karena teralihkan dengan sakit yang dideritanya. Pintu ruangan terbuka dan Hamadryad masuk ke sana. “Hei! Kau yang menipu kami!” Kata Kokytos kesal sekali. Ia berjalan ke arah Hamadryad ingin memukulnya. Tapi, ia mengurungkan niatnya karena Hamadryad membawa tiga gelas teh di tampa. Ia memberikannya kepada Kokytos agar di minum. “Kalian akan lebih baik ketika minum teh ini!” Kata Hamadryad lalu menemui Hebe dan memberikan kepadanya agar diminum. Ia tanpa ragu meminumnya. Lalu yang terakhir ia menemui Bia dan memberikannya. “Ini akan membuatmu lebih baik!” Katanya lagi kepada Bia.  “Apa ini tidak beracun? Nanti kau menipu kami!” Kata Kokytos kepada Hamadryad. Hamadryad tidak menanggapinya. Ia berdiri di depan mereka bertiga dengan tatapan tajam.  “Kalian sedang berada di rumah dari tuan kami, pemilik ladang pohon suci yang sangat kuat.” Kata Hamadryad menjelaskan kepada mereka.  “Maksudmu ini adalah rumah Agon?” Tanya Bia yang sudah merasa baikkan setelah minum teh yang diberikan oleh Hamadryad. “Ya! Kami adalah pekerja yang membantunya!”  Bia tampak senang. Ini adalah tujuan mereka. Mulutnya menganga dan ia mendekati Hamadryad. Mereka jadi tidak perlu mengerahkan kekuatan lebih untuk bisa mencari Agon.  “Mengapa kau meracuni kami?” Tanya Kokytos kesal kepada Hamadryad. “Aku tidak meracuni kalian. Itu memang efek dari buah yang kalian makan. Bukankah kalian yang ingin memakannya?” Tanya Hamadryad kepada mereka. “Tapi, kau tidak mengatakan apapun sebelumnya!” Kata Kokytos kesal. Bia mencoba menenangkan mereka. “Tenanglah, kita baik-baik saja. Ia hanya bercanda. Memang surga bagian ke tujuh terkenal dengan candaannya yang kasar!” Kata Bia kepada Kokytos. Ia merentangkan tangannya di d**a Kokytos agar ia tidak maju melawan Hamadryad. “Jadi apa tujuan kalian datang kemari?” Tanya Hamadryad.  “Kami ingin bertemu dengan Agon. Bisakah?” Tanya Bia. Mereka pun dibawa ke hadapan Agon. Mereka dibawa ke ladang miliknya tak jauh dari rumah itu. Ia sedang berada di sopo-sopo rumahnya menikmati hembusan angin di tandusnya tanah di daerah itu.  “Hari ini sangat panas. Menikmati ladang adalah pilihan yang terbaik!” Kata Agon melihat mereka mendatanginya. Ia berdiri menyambut mereka dengan senyuman.  “Kenalkan, saya Bia! Ini teman-teman saya, Kokytos dan Hebe. Kami sengaja ke daerah surga ke tujuh sengaja untuk menemui tuan!” Kata Bia.  “Siapakah wanita cantik yang kalian bawa ini?” Kata Agon melihat Hebe. Ia tampak terkesima dengan kecantikan Hebe. “Saya Hebe tuan!” Bia tahu bahwa Agon pasti akan tertarik dengannya. Kokytos melihat Bia. Ia menatap Bia dengan berang karena Agon tertarik pada Hebe. Bia mencoba menenangkannya dengan menatap kembali. Lalu ia mendekati Kokytos berbisik, “Tidak apa-apa! Tenanglah!” “Apa yang kau inginkan?” Bia menunjukkan gambar mace rancangannya. Agon melihat rancangan itu dan tahu tujuan dari Bia. Ia mengangguk lalu tertawa melihat ke arahnya. “Semua yang ingin ke sini pasti berhubungan dengan penempa s*****a. Kalian tidak ada habis-habisnya menggangguku! Beberapa pembuat s*****a seperti kalian datang ke daerah ini lalu menebang ladangku sembarangan. Apakah itu baik?” Tanya Agon kepada Bia. “Tidak! Tentu tidak!” Bia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin membuat Agon percaya padanya. “Jika kalian ingin meminta bantuanku, harusnya kalian membawakanku hadiah! Tapi, kalian datang dengan tangan kosong!”  “Tidak, kami membawa Hebe untukmu!” Kata Bia menunjuk Hebe.  Kokytos menatap Bia. “Kau bilang akan baik-baik saja! Tapi aku menyerahkan Hebe sebagai pemberian!” “Tenang saja! Ia hanya ingin Hebe menemaninya minum anggur. Ia tidak akan melakukan apa-apa padanya.” Kata Bia.  Kokytos lebih tenang. Hebe mendekat kepada Agon dan duduk disebelahnya. Ia tersenyum kepada Agon dan ia sangat menyukai Hebe.  “Kau benar-benar cantik!” Kata Agon lalu mencolek dagu Hebe. “Kalau begitu tuan, apakah aku bisa meminta bantuanmu untuk mengambil sedikit kayu mu untuk gagang Mace ku? Aku memerlukan kayu yang kuat yang bisa menahan mace yang besar nantinya.” Kata Bia meminta bantuan Agon. Agon setuju untuk memberikan beberapa pohonnya kepada Bia. Ia menunjuk Hamadryad untuk membawa Bia dan Kokytos ke ladangnya. Tapi, ia meminta Hebe untuk menemaninya minum anggur bersama sambil menunggu mereka selesai di ladang. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD