Matahari siang yang terik menyusup dari celah tirai kamar, membuat ruangan terasa hangat dan bercahaya. Paulina terbangun perlahan, tubuhnya terasa lemas, tetapi lebih baik dibanding malam sebelumnya. Suara langkah kaki terdengar mendekat, diiringi aroma makanan yang menggoda. Dia melirik ke arah pintu dan mendapati Layla masuk dengan nampan berisi semangkuk bubur ayam hangat, segelas jus jeruk, dan obat-obatan. Layla meletakkan nampan di meja kecil di samping tempat tidur, lalu duduk di tepi ranjang sambil menatap Paulina dengan penuh perhatian. "Gimana? Udah mendingan, Pau?" tanya Layla, nadanya lembut tetapi penuh keprihatinan. Paulina mengangguk kecil, berusaha mendudukkan dirinya meskipun tubuhnya masih terasa berat. "Udah agak baikan, sih," jawabnya pelan, sembari merapikan rambutn