Dinginnya Hujan, Hangatnya Sentuhan

3464 Words

Pertemuan mereka berlangsung di sebuah kafe kecil yang sama seperti sebelumnya, tempat yang sudah mulai menjadi saksi dari percakapan hangat dan momen-momen manis antara Paulina dan Raven. Hujan gerimis baru saja reda, meninggalkan jejak embun pada kaca jendela kafe, menciptakan pantulan lampu-lampu kota yang lembut di sore itu. Paulina duduk di salah satu meja, tangan mungilnya melingkari cangkir teh yang perlahan mendingin. Matanya sesekali melirik ke arah pintu, menunggu sosok yang tak lama lagi akan pergi jauh darinya. Ketika Raven masuk, Paulina hampir lupa bernapas. Senyum hangatnya yang biasa itu menyelimuti suasana, membawa ketenangan di tengah kecemasan yang terus menggelayuti hati Paulina sejak mendengar berita keberangkatannya. Raven langsung menghampirinya, duduk di seberang m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD