Persiapan

1219 Words
“Kalau begitu kemauanmu, aku akan dengan senang hati melakukannya” ucap serigala itu tiba-tiba seakan mengetahui ucapan hati Nayya. Binatang itu bahkan sudah berjalan ke arahnya. “Ah…! Sa…saya tidak bilang begitu, kok. Tolong…jangan makan saya, saya mohon…” Nayya mundur beberapa langkah hingga tubuhnya terjebak di sudut ruangan. Matanya terbelalak horror saat serigala itu perlahan menghampirinya. Sebentar lagi nyawanya akan melayang, ia akan digigit serigala itu dan dijadikan santapan makan malam. Pasti rasanya sangat sakit, tidak…tidak…! “Jangan….!” Nayya berteriak histeris, ia menutup mata ketakutan, tapi setelah beberapa lama tidak ada yang terjadi. Nayya membuka mata, ia melihat serigala itu kembali berada di dalam sangkarnya dan tampak tertidur lelap. Apakah dia sedang bermimpi? Ini benar-benar hari yang sangat mengerikan, Riftan…kau sangat kejam padaku. Air mata Nayya luruh. Ia tidak sanggup membayangkan hari-hari tinggal bersama seekor serigala menakutkan. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Riftan, apakah ia benar-benar ingin membunuhnya? Jika demikian, kenapa tidak langsung membunuhnya saja? Kenapa ia harus menyiksanya seperti ini? Nayya berjalan perlahan menuju ranjang, ia merasa sangat lelah dan mengantuk. Kejadian yang menimpanya bersama Asyaq sangat menguras energi dan mentalnya. Sekarang, di tambah lagi dengan siksaan mental karena ketakutan. Ia benar-benar tidak sanggup, ia ingin tidur. Meskipun pada akhirnya nanti ia akan mati di santap serigala itu. Dengan sangat hati-hati, sebisa mungkin ia tidak menimbulkan suara. Nayya mencoba memejamkan mata hingga akhirnya ia benar-benar terlelap. Asyaq membuka mata, ia baru terbangun setelah pingsan beberapa lama. Pertarungan itu membuatnya kehilangan separuh sumber energinya. Untungnya, Asoka selalu ada di sampingnya dan membantu pemulihanya. Ia bangkit dan memasang jubahnya, dadanya masih terasa berdenyut dan perih. Ia melamgkah menuju pintu tapi Asoka tiba-tiba muncul di hadapannya. “Mau ke mana kamu?!” tanya pria berambut emas itu. “Aku ingin mengetahui kondisi Nayya,” jawab Asyaq. “Gadis itu telah dipindahkan ke ruangan Ganna untuk menjalani hukuman,” ucap Asoka. “Apa?!” Asyaq terkejut. Ia menatap Asoka dengan tatapan tajam. “Kenapa kau membiarkan tuan Riftan melakukan itu pada Nayya? Ini bukan salah Nayya, aku yang tidak becus menjaganya dan membuatnya dalam bahaya. Nayya tidak bersalah, dia berada di kampusnya saat kejadian itu. Kenapa tuan Riftan tidak mendegarkan penjalsanku dulu sebelum mengambil tindakan? Gadis itu pasti akan sangat trauma. Kau tahu kan sikap Ganna seperti apa?” gerutu Asyaq gusar. Ia sangat menyesalkan semua kejadian itu. Ia menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjadi pengawal Nayya degan baik. “Sudahlah, ini sudah menjadi keputusan Riftan, kita tidak bisa mengubahnya bagaimana pun alasannya. Sebaiknya kau kembali istirahat. Luka dalam dadamu belum sepenuhnya sembuh. Aku akan mencari cara agar gadis itu secepatnya bisa keluar dari ruangan Ganna,” ucap Asoka. Asyaq hanya bisa menghela nafas dalam lalu kembali merebahkan tubuhnya dengan gelisah. *** “Terima kasih, silakan datang kembali..!” senyum pria dengan ramah saat pelangganya meninggalkan toko. Ia melihat jam sudah berada di pukul 11 malam, sudah waktunya toko tutup. Sepertinya pelanggan itu adalah pelanggan terakhir. “Waktunya tutup..!’ gumannya sambil merenggangkan tubuhnya. Ia pun bersiap-siap meninggalkan tokonya. Memasang jaket dan mengambil kunci kendaraan. Saat pintu toko sedang di kunci, tiba-tiba seorang pria berhoodi muncul di hadapannya. “Aku mau minum,” ucap pria itu dengan tatapan tajam. “Oh, kami sudah tutup, Pak. Tapi kalau mau minum, saya bisa kasih air mineral, tunggu sebentar,” ucap pria itu lalu membuka tas dan mengeluarkan sebotol air kemasan dan menyerahkannya kepada pria berhoodi itu. “Aku mau minum.” Pria itu mengulang ucapannya. Ia tidak menerima air pemberian pemilik toko. “Iya, ini airnya, silakan,” ucap sang pria tanpa rasa curiga sedikitpun. Pria itu berhoodi itu mengambil air itu lalu meminumnya sampai habis. “Aku sangat haus..!” pria berhoodi itu kembali mengulang ucapannya meskipun ia sudah meminum habis sebotol air pemberian pria baik hati tadi. “Oh, saya tidak tahu kalau anda begitu haus. Tapi maaf, hanya itu yang saya punya. Kalau begitu saya permisi dulu. Silakan kembali lagi ke toko saya ini besok,” ucap pria itu sambil melangkah pergi. Akan tetapi, pria berhoodi itu langsung menyentuh bahu pria itu sehingga langkah pria itu tetahan. Sang pria yang bingung pun membalik badannya. Betapa terkejutnya ia saaat melihat pria yang ada di hadapannya itu menyeringai dengan taring tajam dan mata memerah. Dengan sekali garakan, pria berhoodi itu langsung menggigit leher pria malang itu hingga kehabisan darah dan terkulai lemas tak berdaya. Pria malang itu dibiarkan tergeletak tak bernyawa ti depan tokonya. Tubuhnya membiru dengsn bekas gigitan yang menghitam. Lama –kelamaan bekas gigitan itu berubah menjadi memerah dengan garis hitam seperti urat yang tumbuh menjalar di sekitar leher. Urat-urat hitam itu semakin menjalar keseluruh tubuh mayat itu. Mayat pria itu bergerak dengan mata menghitam. Mayat itu bangkit, ia membuka mulutnya lebar-lebar menyeringai dengan taring yang mulai tumbuh memajang. Pria baik tadi telah berubah menajdi mahluk mengerikan dengan taring yang panjang. Ia kemudian berjalan pincang menuju mobilnya dan melaju pergi. Beberapa hari berlalu, kota tiba-tiba di hebohkan dengan berita tentang orang hilang. Laporan di kantor polisi hanya berisikan tentang kehilangan. Berita di berbagai sosial media atau televisi heboh memberitakn tentang orang-orang yang tiba-tiba hilang secara misterius. Pihak kepolisan segera bertindak mencari keberadaan orang-orang yang dilaporkan itu, akan tetapi sampai saat ini mereka tidak menemukan apa-apa. Sementara itu berita kehebohan orang-orang hilang sudah sampai ke telinga Riftan. Saat ini ia dan beberapa orang kepercayaannya sedang mengadakan pertemuan. Wajah –wajah mereka terlihat serius. “Kita tidak basi membiarkan kejadian ini terus berlanjut, semakin lama mereka semakin merajalela,” ucap salah satu pria yang ada di ruangan itu. Riftan tampak berpikir, ia kemudian menatap Asoka. Pria berambut emas itu menghela nafas lalu menatap ke seluruh orang yang hadir dalam pertemuan itu. “Mulai besok malam, kita akan memperketat penjagaan. Beberapa tempat yang di jaga oleh orang-orang kita relatif lebih aman. Kita tidak mendengar adanya laporan kehilangan di sana. Sehingga para vampir itu memilih target di tempat-tempat yang tidak terjaga. Jika ini terus di biarkan kota akan menjadi mati karena kehabisan orang-orang. Dan kalian tahu apa yang akan terjadi setelahnya? Orang-orang yang hilag itu akan muncul dan menyerang kota tanpa sisa. Mereka semua akan berubah menjdi makhluk penghisap darah yang tidak terkendali. Untuk itu, kita harus bertindak secepatnya. Para serigala akan menjaga sekitar hutan dan area kastil, sedangkan para vampir akan tersebar di seluru penjuru kota. Jangan lupa, persiapakan semua prajutit kalian untuk ini. Selain itu kertas yang Asyaq sudah siapkan, harus kalian bawa ke mana pun. Karena itu adalah tameng terakhir kalian jika seandainya kalian kewalahan melawan musuh nanti, mengerti? Tangkap para vampir itu hidup atau mati.” Asoka menjaleskan dengan penuh keseriusan. Mereka pun menyimak dengan baik. Setelah petemuan berakhir, semua orang keluar dari ruangan kecuali Riftan , Asoka dan Asyaq. Mereka terdiam beberapa lama. “Bagiaman kabar gadis itu?” tanya Asoka. Riftan menghela nafas. “Tidak tahu, lagipula hukumannya belum berakhir. Masih ada beberapa hari lagi, baru setelah itu aku akan melihat kondisinya. Aku yakin hasilnya akan seperti Adelia waktu itu. Kau jangan terlalu menghiraukannya. Dia itu gadis kuat dan cerdik, dia akan baik-baik saja bersama Ganna,” sahut Riftan dengan santai lalu meninggalkan mereka berdua. Asyaq yang sejak tadi terdiam lantas ingin menyusul Riftan tapi Asoka mencegahnya sambil menggeleng. “Tidak usah, kita lihat saja nanti, apakah gadis itu akan baik-baik saja setelah ini atau pria keras kepala itulah yang akan menyesali perbuatannya,” ucap Asoka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD