Mencari Darah Suci

1094 Words
Keduanya terperangah, terutama Nayya yang tidak pernah menyangka jika Reno yang pendiam dan sangat sopan tiba-tiba berubah seperti ini? Rambut yang sudah diwarnai menjadi merah, dengan garis mata yang di beri cilak yang hitam membuatnya seperti Roker. Untungnya Reno tidak bertatto dan bertindik, hanya pakaiannya saja yang sedikit nyeleneh dari biasanya. Sepatu boot panjang dengan jeans hitam, di padukan dengan jaket kulit hitam dengan kaos warna senada. Nayya dan Sonia saling pandang, lalu kembali menatap Reno yang berjalan menuju keduanya. Begitu sampai di hadapan keduanya, Reno langsung menarik kursi dan duduk di hadapan mereka. “Hai gadis-gadis cantik pujaan hati, lama tidak bertemu,” ucap Reno dengan gombalan yang membuat mereka berdua ingin memuntahkan semua makanan yang sudah mereka telan. “Hah..?!” keduanya syok. “Reno, kau berubah seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi padamu?” tanya Nayya, sebenarnya ia sudah tahu jika Reno sudah berubah menjadi vampir, hanya saja ia ingin memastikannya sendiri dan memperlihatkan kepada Sonia siapa Reno yang sebenarnya. “Hah… aku pikir kau sudah tahu. Sini biar aku katakan padamu dengan jujur. Sebenarnya aku membutuhkan darah manusia, tapi darah itu harus memiliki keistimewaan. Darah seorang gadis yang masih perawan.” “Apa?” Nayya tersentak, “Apa yang kau katakan itu?” “Ha..ha..ha.. aku hanya bercanda, kenapa kau menanggapinya dengan serius begitu, ha? Apa aku tidak boleh bercanda seperti tadi? Coba lihat wajahmu Nayya, sayang. Pucat pasi begitu?” Reno tertawa terbahak-bahak membuat keduanya beranjak dari tempatnya dan berniat meninggalkan Reno yang tingkahnya tidak bisa mereka kenali lagi. “Hai tunggu dulu, selama ini kan kita selalu bersama. Kenapa sekarang kalian seperti memusuhiku? Sonia, maukah kau temani aku sebentar saja? kenapa kalian ini? apa yang sudah aku lakukan sehingga kalian bersikap seperti memusuhiku begini. Nayya, aku kan kekasihmu, kenapa kau selalu menghindar bahkan saat hari pertama kita jadian kau sudah menghindar. Kau yang berubah Nayya bukan aku..” Reno terlihat sangat sedih. Tapi Nayya sama sekali tidak terpengaruh, “ Hentikan sandiwaramu Reno, aku tahu kau sudah berbeda. Kau bukan Reno yang aku kenal lagi. Kau bahkan sudah tidak pernah pulang ke rumahmu sendiri. Aku peringatkan padamu, jangan pernah mendekati kami atau berusaha mempengaruhi Sonia. Hubungan kita sudah berakhir saat di mana kau berubah,” ucap Nayya lalu menarik tangan Sonia mengikuti langkahnya. Sedangkan Sonia hanya bisa mengikuti langkah Nayya tanpa mengucap satu kata pun. Reno menatap keduanya dengan tajam, Rahangnya terlihat mengeras. *** Di sebuah kamar luas yang mewah, terlihat seorang pria berambut sebahu, duduk di kursi empuk sambil mengisap rokok. Asap yang mengepul di dalam ruangan yang temaram membuat ruangan itu terkesan misterius. Seorang wanita cantik sedang memijat punggungnya. Pakaiannya hampir tidak ada. Hanya menutup bagian intimnya saja. wanita itu kemudian menuangkan anggur merah ke dalam gelas dan dengan senyum menggoda, ia memberikan minuman itu kepada pria tadi. “Kau sedang memikirkan apa, hmm?” wanita itu bersuara. Sang pria kemudian menatapnya dan menyeringai. Ia meraih kepala wanita itu dan mendaratkan bibirnya ke mulut sang wanita lalu mengulumnya dengan kasar. Suara desahan wanita itu terdengar. Tangan pria itu sudah tidak terkendali, hingga nyaris menelanjangi sang wanita. “Aku sedang mencari darah murni itu, hidupku tidak akan tenang jika darah itu belum aku temukan,” ucap pria itu sambil meremas d**a sang wanita. “Bukankah kau sudah sering mencoba darah semua gadis perawan di dunia ini? aku tidak habis pikir jika memang darah suci ada, kau pasti sudah menemukannya,” ucap sang wanita sembari mendesah, karena pria itu sudah menyentuh area pangkal pahanya. “Aku belum menemukannya, semua gadis-gadis itu tidak satu pun yang memiliki darah yang aku maksud. Aku menginginkan darah itu masuk ke dalam tubuhku agar kekuatanku sekarang semakin tidak tertandingi. Aku ingin segera menemukannya sebelum menyerang Riftan,” jelas sang pria. Pria itu kemudian merebahkan tubuh sang wanita, melucuti semua yang ada pada tubuhnya . Pria itu menyeringai melihat tubuh polos sang wanita. “Jika aku menemukan darah itu, semua kekuatan yang ada di dalam jagad raya akan melebur ke dalam tubuhku dan menjadikanku makhluk terkuat di dunia ini, akh…” Pria itu mendesah nikmat saat tubuhnya menyatu lalu bergerak liar diatas tubuh sang wanita. “Kau tahu Irina, aku sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut darah suci itu dan…akh… dan aku akan membuatnya menjadi sumber kekuatanku yang suci tak tersentuh. Gadis itu akan selamanya menjadi perawan hingga akhir hidupnya. “Iya, Gonzales.. akh… kau tidak bisa menyentuhnya karena tubuhku ini sudah cukup membuatmu puas,” sahut wanita itu sambil mendesah. Keduanya pun bergerak liar menikmati kehangatan tubuh dengan penuh gairah. Sampai akhirnya mereka lemas merasakan kepuasan masing-masing. Wajah mereka memerah, nafas memburu, Gonzales menyeringai puas sebelum kembali mengulum bibir sang wanita. Ponsel tiba-tiba berdering, wanita itu bangkit dan mengambil ponsel di atas meja samping ranjang dan menyerahkan kepada Gonzales. Pria itu menerima ponsel itu dan langsung menjawab panggilan. “Ya, halo..” sapanya. “Halo Tuan Gonza, kami sudah mengumpulkan beberapa anggota baru dan pasukan kita yang terkumpul sekarang adalah berjumlah 50 orang,” terdengar suara dari seberang telepon. “Hmm, bagus. Terus perbanyak pasukan, dan usahakan jangan sampai ketahuan pihak musuh, sekali mereka mencium jejak kita maka mereka pasti akan mencari dan bahkan akan mendapatkan tempat kita. Sebelum darah suci itu belum ditemukan, aku tidak akan bisa hidup dengan tenang. Riftan akan terus membayangiku. Aku bersumpah akan membuatnya terbakar hangus dan mati untuk selamanya,” ucap Gonzales. “Siap tuan Gonza, kami akan berusaha, selamat malam,” suara di seberang telepon mengakhiri panggilannya. “Sekarang bagaimana?” tanya sangat wanita sambil menyesap minuman berwarna merah yang ada di tangannya. “Aku akan mencoba mencari jejak darah suci itu malam ini? apakah kau membantuku, sayang?” tanya Gonzales sambil membelai wajah halus wanita itu. “Aku pasti selalu membantu, sayang. Akan tetapi kita tidak punya sesuatu yang bisa mempermudah kita untuk lebih cepat melacak darah itu,” jawab sang wanita. Gonzales tersenyum, ia bangkit dari rebahnya dan menatap sang wanita yang sudah menjadi temannya dalam berbagai hal selama beratus-ratus tahu. “Kita sebenarnya hanya perlu mencium aroma darah gadis itu. Tapi sayangnya, tidak ada cara lain selain mencari secara acak keberadaannya.” Sahut Gonzales. “Kita sudah melakukannya selama ini, aku tidak masalah jika akan mencarinya lebih lama lagi,” jawab sang wanita. “Itulah yang aku sukai darimu, Irina sayang. Kau selalu berada di sisiku dan membantuku dalam segala hal,” ucap Gonzales. Wanita itu menghampirinya lalu menatapnya dengan dalam. “Aku melakukannya karena percaya padamu, kau tidak akan pernah membuatku kecewa. Tapi jika itu terjadi, kau akan melihat sisi jahat dari Irina Caesarea, kau mengerti sayang?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD