Glory

1213 Words
Riftan melompat ke arah Gonzales mengarahkan tendangannya tepat ke ulu hati pria itu, tapi dengan cepat Gonzales menghindar dengan menggeser tubuhnya ke samping. Tendangan kedua kembali datang, Gonzales melompat ke atas menghindar. Saat ini yang harus ia lakukan hanya mengindari saja, tenaganya belum sepenuhnya pulih untuk melakukan perlawanan atau pun serangan dengan menggunakan kekuatan. Bisa-bisa pendarahan yang sudah mulai kering akan kembali terkoyak dan berdarah. Riftan tahu betul jika Gonzales hanya bisa menghindari serangannya. Untuk itu ia menggunakan kesempatan itu untuk terus melancarkan serangan. Ia ingin agar Gonzales kehabisan energi meski hanya menghindar. Sinar itu, ia sudah sangat ingin menggunakan kekuatan pamungkasnya itu untuk segera melenyapkan Gonzales, tapi ia ingin menggunakan kekuatan itu pada saat yang tepat. Gonzales melompat dan melesat keluar dari goa, sangat Riskan jika berada dalam ruangan terbatas. Ia ingin bebas dan menghindar, dan jika perlu, ia ingin melarikan diri. Riftan mengejarnya dengan kecepatan penuh. Gonzales hanya bisa terus menghindar menunggu kekuatannya pulih. Ia mencari-cari singa miliknya tapi tidak melihat adanya satu singa pun, padahal ia membutuhkan mereka untuk membantunya mengalihkan perhatian Riftan. “Vandelmor…!” Gonzales berseru, tapi tidak seperti biasa, singa kesayangannya itu tidak datang. Hatinya mulai gelisah. dadanya terasa sesak. Apa yang terjadi dengan singa miliknya itu. Riftan hanya menatapnya dengan selidik. “Apa yang kau lakukan dengan vandelmor?!” Gonzales terlihat sangat geram. Melihat Gonzales bereaksi berlebihan , Riftan jadi mengetahui jika singa Vandelmor adalah hewan kesayangan Gonzales. “Apa kau takut singa kesayanganmu mati di tanganku?” tanya Riftan mulai memancing. Gonzales tidak menjawab, ia hanya terdiam menatap tajam ke arah Riftan. “Jika terjadi sesuatu dengan vandelmor, aku bersumpah akan membunuhmu saat itu juga, Riftan!” “Buahhaha…haha..hha…!!! kau sudah sekarat begini masih ingin berlagak sombong, Gonzales. Aku senang melihatmu bereaksi seperti ini hanya karena kehilangan seekor binatang. Akhirnya kau mengerti bagiamana menyayangi seseorang dan bagaimana rasanya jika yang kita sayangi itu akan pergi meninggalkan kita. Tapi kau masih beruntung, aku tipe vampir yang tidak bisa menyiksa binatang sejahat apapun ia. Karena binatang hanyalah binatang, ia tidak memiliki pemikiran dan hanya mengandalkan naluri dan perasaannya. Jika pun mereka melakukan hal yang merugikan, itu karena mereka ingin melindungi diri dan apa yang mereka sayangi. Terkadang, yang membuat mereka menjadi jahat adalah orang-orang yang berada di sekitanya,” ucap Riftan memberi penjelasan. Gonzales bernafas lega mendengar yang Riftan ucapakan, meskipun ia masih sedikit ragu dan cemas. Sementara itu, putri Adora yang sedang mencari keberadaan singa jantan milik Gonzales, masih terus berusaha mendapatkan jejak singa kesayangan musuhnya itu. Ia bertekad untuk membuat Gonzales menangisi singa miliknya itu. Samar terdengar auman singa dari kejauhan, ia mengendus berusaha mencari lokasi suara singa itu, setelah merasa yakin keberadaan singa itu putri Adora melompat dan terbang menuju tempat terdengarnya suara auman. Begitu sampai di sana, ia melihat seekor singa besar sedang menikmati makanannya. Ia tampak sendiri, entah di mana kelompok betina dan anak-anaknya berada. Putri Adora menyeringai, Ia menghampiri singa itu. Ternyata hewan itu cukup peka karena gerakan halus dan pelan putri Adora bisa ia rasakan. Singa itu mengehentikan makannya dan menatap awas di sekelilingnya. Saat melihat putri Adora, singa itu refleks melompat menjauh. Ia mengaum, tanpa membuang banyak waktu putri Adora yang sudah menemukan hewan buruannya langsung melompat ke arah singa itu. singa itu menghindar, namun, putri Adora kembali menerjang dengan menunggangi tubuh singa itu. menahan kepala sang hewan dengan dengan kekuatannya. Singa itu berusaha melepaskan diri dari cengkeraman cakar putri Adora yang sudah menembus kulitnya. Darah mulai menetes membuat putri Adora senang bukan main. Singa itu kembali mengaum dan kali ini aumannya lebih terdengar seperti meminta tolong. Singa itu terus berlari menuju kedalaman hutan dengan putri Adora yang berada di atas punggungnya. *** Riftan dan Gonzales masih terus berusaha membuat satu sama lain tumbang, Riftan masih memberikan serangan yang terbilang cukup mudah untuk Gonzales. Tapi tiba-tiba tubuh Gonzales mengejang dan roboh ke tanah sambil memegangi lehernya. Riftan hanya menatap dengan bingung, padahal serangannya itu belum mengenai tubuh Gonzales sama sekali, kenapa seperti lawannya ini sudah tidak berdaya? “Hei, kau kenapa?” Riftan masih saja sempai menanyakan keadaannya, tapi bukan karena ia khawatir, tapi lebih kepada penasaran karena serangannya sama sekali tidak pernah mengenainya. “Akh…!!!” Gonzales terus mengeram kesakitan, sambil memegangi tengkuknya. “Vamdelmor…!!!” Gonzales kembali berteriak memanggil nama singa miliknya. Tiba-tiba dari jauh terdengar suara auman singa. Riftan menoleh ke arah suara itu dan melihat seekor singa berlari ke arah mereka. Tapi tunggu dulu, singa itu ternyata tidak sendirian. Ia bersama seseorang yang menungganginya. Begitu mendekat, Riftan terkejut kerena ternyata orang yang berada di atas punggung singa yang berlari itu adalah putri Adora. “Putri Adora…?”ucapnya tidak percaya. Singa itu tampak kesakitan sambil berusaha menjatuhkan putri Adora dari punggungnya. “Putri Adora…?”ucapnya tidak percaya. Singa itu tampak kesakitan sambil berusaha memberontak, darahnya menetes dari lehernya sedangkan putri Adora yang tersenyum senang dengan taring memanjang dan mata yang memerah. “Vandelmor…akh…!!” Riftan tersentak saat ia kembali mendengar teriakan kesakitan dari Gonzales. Riftan menatap Gonzales dan singa yang kesakitan itu bergantian. Mereka seperti memiliki hubungan yang sangat dekat. Bukan hanya sebatas hubungan saja, mereka seperti menyatu dalam dua wujud yang berbeda. Merasakan sakit yang sama saat salah satu di antara mereka terluka. “Putri Adora…!!” Riftan melompat dan melepaskan tubuh putri Adora yang melekat erat di punggung singa itu. Detik kemudian, putri Adora sudah melompat dan berdiri di atas tanah, dan hanya bisa melihat singa itu lepas dari cenkramannya. “Tuan Riftan?” ucap putri Adora. “Singa itu adalah mangsaku, jadi biarkan aku meminum darahnya,” putri Adora tampak kesal. Mata masih memerah dan taringnya masih memanjang. “Kau akan menikmati darah singa itu tapi aku harus memastikan satu hal terlebih dahulu,” ucap Riftan. Keduanya pun menatap ke arah singa yang sedang berjalan pincang menuju Gonzales yang lemas. Singa itu menjilat tengkuk Gonzales yang tiba-tiba saja terluka sedangkan Gonzales memeluk sang singa. Sungguh pemandangan yang menyedihkan jika orang lain yang tidak mengetahui apa-apa yang melihatnya. “Jadi, sekarang bagiamana?” tanya putri Adora yang sudah tidak sabar dengan singa itu. Riftan menatap putri Adora dengan tatapan misterius. “Apakah kau menginginkan darah singa setiap hari?” tanya Riftan. Mendengar itu, tentu saja putri Adora mengangguk antusias. “Iya,” ucapnya bersemangat. “Kalau begitu, kita tangkap mereka berdua,” ucap Riftan sebelum mengeluarkan cahaya biru dari tangannya dan mengarahkan pada ke dua makhluk yang masih saling mengasihi itu. Mereka pun tanpa perlawanan sama sekali, pasrah diikat oleh tali sinar biru. Tidak berapa lama, dua ekor kuda dengan penunggangnya menyeret Gonzales dan singa itu berjalan meninggalkan tempat itu. Putri Adora tersenyum senang karena ia mendapatkan apa yang ia mau. Semangkuk darah singa jantan yang Riftan ambil dari singa milik Gonzales. “Kau akan menyesali perbuatanmu ini Riftan. Aku bersumpah akan membalasmu…!!!” Gonzales tidak berhenti berteriak memaki. Namun, Riftan hanya tersenyum senang penuh kemenangan melihat adik sekaligus musuhnya ini tersiksa dan menderita. Sementara itu, Asoka masih terus berusaha menghentikan pendarahan yang tidak pernah berhenti dari mulut Nayya. ia sangat bingung, sebenarnya sihir apa yang Gonzales berikan kepada gadis malang ini. Sepanjang pangalamannya menyembuhkan penyakit, ia belum pernah menemukan kasus seperti yang Nayya alami. Apa yang ia harus lakukan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD