Pencarian

1097 Words
Tendangan itu begitu cepat hingga hampir saja Riftan terlambat menghindarinya. Ia memiringkan tubuhnya ke samping sehingga tendangan keras itu hanya mengenai udara. Tendangan itu kembali menyerangnya secara bertubi-tubi tapi dengan gesit Riftan mampu menghindarinya. Kepalan tangan Riftan yang berisi ilmu dalam dilayangkan ke arah wajah penyerangnya itu tapi sang penyerang menahannya dengan tangannya sehingga adu kuat pun terjadi. Riftan mendorong lawannya itu sampai-sampai pijakan lawan Riftan bergeser beberapa meter saking kuatnya dorongan. Pria berhoodi itu tampak mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menahan tekanan dari lawan. Pria itu mengubah posisi dengan memperkuat kuda-kuda pertahanannya, sehingga gerakannya terhenti. Lalu dengan cepat ia terbang ke atas sehingga ia bisa terlepas dari Riftan. Pria itu menyeringai dan kembali turun ke tanah dan berdiri di hadapan Riftan dengan congkak. “Riftan, senang bertemu denganmu lagi? oh, aku bahkan hampir tidak percaya kalau itu kau. Aku masih ingat dengan jelas saat aku membuatmu mencium tanah dan melihatmu memohon agar Adelia dibebaskan. Sekarang, cerita lama itu akan berulang. Aku sudah mengambil sesuatu yang sangat berharga untukmu. Seorang gadis yang ternyata sangat berarti dalam kehidupanmu, benar, kan begitu?” ucap pria itu dengan seringai kemenangannya. “Zeirones, aku tahu kita akan bertemu dan lagi-lagi dalam situasi seperti ini. Sebenarnya apa yang kau harapkan dengan semua ini? pengabdian yang tak dianggap oleh Gonzales, hanya dijadikan seperti anjing yang selalu mengikuti ke mana tuannya pergi, persis seperti. Sampai sekarang pun, dengan kekuatanmu yang kau anggap tinggi itu, kau masih menjadi kacung dari seorang Gonzales yang ilmunya jauh berada di bawahmu, sayang sekali.” Riftan dengan sengaja memancing emosi pria itu, dan benar saja, wajah pria itu tampak menghitam menahan amarah. “b*****t…! kau jangan berbicara sembarangan. Aku dan Gonzales bekerja sama untuk mengalahkanmu jadi terima ini….!” pria itu langsung menerjang dengan sangat cepat. Riftan menghindar. Tangannya yang berisi kepalan sangat mematikan berhasil ia hindari dengan baik. Zeirones adalah vampir keturunan murni yang memiliki kemampuan berupa kecepatan super dalam setiap gerakannya. Jika dibandingkan dengan kemampuan bertarung Riftan, Zeriones masih unggul. Lawan harus selalu waspada dan harus menggunakan trik agar tidak terkena pukulan mematikan dari vampire itu. Riftan selalu waspada jika berhadapan dengannya, meskipun kejadian masa lalu merupakan pukulan telak untuknya karena kalah dari Zeroines, tapi saat ini, Riftan akan melakukan apapun untuk mengalahkannya. Perkelahian terus berlangsung, itu mengundang perhatian penghuni lain tersadar akan bahaya yang sebentar lagi akan datang. Zeirones dengan sangat berambisi menyerang Riftan. Tapi dengan lihai Riftan selalu saja bisa menghindari serangan. Hal itu membuat kesombongan Zeirones menciut digantikan dengan rasa tegang dan was-was. Hal itu pula yang menyebabkan dirinya semakin berambisi untuk mengalahkan Riftan dan mengakhirinya seperti waktu itu. Namun, ia bingung, kenapa sampai detik ini, Riftan belum juga kalah? ia bahkan terlihat semakin berenergi di saat Zeirones merasa tenaganya sudah terkuras. Ia terus melancarkan serangannya kearah Riftan. Tendangan penuh kekuatan dalam di arahkan ke kepala Riftan tapi Riftan menangkisnya dengan menggunakan kakinya yang kuat. Lalu dengan cepat melompat ke udara dan mengepalkan tinjunya kepada Zeirones . Pria bertubuh tinggi jangkung dengan rambut panjang terurai itu kembali menahan serangan Riftan dengan telapak tangannya. Tapi Riftan tidak ingin membuang-buang waktu lagi, jika ia tidak mengakhiri ini, ia tidak akan menemukan Nayya dengan cepat. Ia menyeringai lalu dengan cepat mengeluarkan kekuatan cahaya biru yang membuat tubuh lawannya terpental beberapa meter. Darah keluar dari mulut pria itu. Ia memegangi dadanya yang terasa sakit luar biasa. Nafasnya tersengal, ia menatap Riftan yang sedang melangkah menghampirinya. Ia berusaha beringsut tapi ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. “Di mana kesombongamu tadi, hah?! Kau yang ingin menantangku? Aku akui kau cukup hebat juga, kau dengan cepat mengetahui keberadaanku meskipun aku tidak terlihat, kau juga bisa bertahan dengan seranganku sampai sejauh ini. Zeirones, aku ingin bertanya, di mana kau menyembunyikan gadis yang kau culik? Kau tahu kalau sehari pun aku tidak bisa membiarkannya jauh dariku. Jadi katakan, di mana dia sekarang.” Riftan mencekiki leher pria itu dengan keras, membuatnya meronta kesakitan. Baru setelah vampir itu hampir kehabisan nafas, Riftan melepasnya. “Hah..hah..hah…! a..aku adalah seseorang yang di perintahkan untuk menculiknya saja, Riftan. Aku tidak tahu menahu soal di mana dia dia sembunyikan. Gonzales telah mengetahui kalau dia adalah pasangan jiwamu dan Go..Gonzales telah berencana membunuhnya untuk melemahkan kekuatanmu.” Ucap Zeirones terbata menahan sakit. Ia tahu hidupnya sebentar lagi akan berakhir. Mendengar itu emosi Riftan langsung memenuhi kepalanya. Matanya memerah, sehingga tanpa sadar ia kembali mencekik leher Zeirones. “KRAAAKK…!” suara dari leher patah terdengar. Zeirones meregang nyawa, tidak lama, tubuh Zeirones menghitam lalu berubah menjadi abu dan beterbangan di udara. Riftan bangkit dan meninggalkan tempat itu. Sementara itu, Nayya yang diikat tanpa pernah diberi makan sama sekali terlihat sangat lemas. Bahkan air minum pun, tidak ada. Ia disekap di dalam sebuah ruangan yang hanya memiliki satu ventilasi udara sangat kecil di bagian atas dinding. Tangannya masih diikat, bahkan mulutnya ditutup dengan lakban. Gonzales kali ini rupanya sangat berniat untuk melemahkan Riftan dengan memperlihatkan kondisi pasangan jiwanya yang tersiksa sedemikian rupa. Pintu terbuka dan Gonzales masuk, lampu menyala dan melihat Nayya terduduk lunglai di sudut ruangan. Gonzales melangkah menghampirinya. Ia duduk berjongkok lalu menyentuh dagu dan mengangkat wajah Nayya. Mata yang tertutup, dengan wajah pucat pasi dan mulut tertutup lakban, sungguh menyedihkan sekali kondisinya. “Kau akan terus seperti ini karena hal inilah yang akan membuatku bisa dengan mudah mengalahkannya. Memang sungguh malang masibmu, sudah aku pastikan jika dia melihat kondisimu seperti ini maka kekuatannya akan melemah. Dia tidak akan bisa menghisap darahmu lagi dan itulah yang akan menjadikannya lemah. Jadi tetaplah diam dan berpuasa sampai kau benar-benar mati lemas, karena jika kau mati seperti Adelia waktu itu, Riftan saudaraku juga akan tiada. Ha..ha…ha….!” Gonzales tertawa mengerikan lalu meninggalkan tempat itu. “Riftan… Riftan…” suara Nayya begitu lemah. Ia merasa sangat haus, ia berusaha membuka mata tapi ruangan yang hanya memiliki ventilasi dan sangat pengap itu menjadikan penglihatannya kabur dan berair. Ditambah lagi ruangan yang remang membuatnya semakin ketakutan. “Riftan….” Sedangkan Riftan masih berusaha mencari keberadaan Gonzales yang sampai sekarang tidak terlihat. Sudah beberapa penjaga yang ia habisi setiap kali berpapasan dengannya. Dadanya semakin sasak dan sakit. Itu artinya Nayya berada dalam kondisi tidak baik-baik saja. “Nayya, kau ada di mana?” gumannya sambil terus mencari keberadaannya. Ia berjalan menyusuri lorong yang remang. Terus berjalan mengandalkan perasaannya. Ia tahu Nayya berada di salah satu ruangan yang ada di tempat ini tapi entah kenapa, ia tidak bisa mengetahui letaknya secara detail. Hawa Nayya hanya terus berputar di tempat itu saja. Tiba-tiba ia bertemu dengan 2 ekor singa yang menghadang di hadapannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD