Putri Raja

1068 Words
Wanita berambut panjang itu melangkah dengan cepat menuju mobil. Ia membuka pintu dan hendak masuk ke dalam mobil tapi tangannya tertahan oleh cekalan tangan Asyaq yang sangat kuat. “Kena kau…!” ucap Asyaq dengan seringainya. Wanita itu terkejut dan langsung meronta. Tapi cekalan Asyaq terlalu kuat, ia pun menatap sekeliling dan tersenyum. “Tolooong… ada yang ingin menggangguku… dia pria m***m yang ingin melecehkanku….!!!” Wanita itu tiba-tiba berteriak keras sehingga orang-orang menoleh ke arah mereka. Cekalan tangan Asyaq terlepas dan wanita itu pun melesat pergi bersama mobilnya. Orang-orang sudah menghampiri Asyaq dan mengurumunginya. Menatap Asyaq dengan tatapan tajam. “Jadi kau pria m***m yang selalu mengganggu anak gadis di sekitar sini, ya? kau harus di beri pelajaran,” ucap salah satu pria yang sudah siap melayangkan tinjunya ke arah Asyaq. “Hei tunggu dulu, berhenti…!” kalian jangan langsung percaya dan menuduh seseorang tanpa bukti. Wanita tadi punya masalah denganku dan aku baru saja menemukannya setelah lama bersembunyi. Dia hanaya berbohong kepada kalian untuk kabur dariku!” ucap Asyaq kesal. Ia tidak menyangka bisa mendapatkan tipuan kecil seperti itu. Orang-orang itu pun saling pandang lalu menatap Asyaq dengan tatapan menyesal. Mereka meminta maaf kepada Asyaq. “Lain kali kalian jagan mudah terpancing dan dibohongi, juga jangan main hakim sendiri. Sekarang bubarlah, aku jadi kehilangan dia…” gerutu Asyaq. Nayya keluar dari perpustakaan dan melihat Asyaq dengan wajah tegang. “Kenapa tuan Asyaq, apa ada masalah?” tanya Nayya. “Aku hampir saja menangkap seorang vampir wanita yang sengaja menubrukmu tadi, tapi dia berhasil lolos,” ucap Asyaq lalu berjalan masuk ke dalam mobil. “Apa? Jadi perempuan tadi itu vampir?” Nayya terkejut, begitu juga dengan Sonia. Nayya dan Sonia masuk ke dalam mobil, mereka pun melaju menuju kampus. *** PRAAAAAANNGGGG….!!! Benda-benda jatuh berhamburan ke lantai, tubuh Gonzales gemetar menahan amarah. Nafasnya tersengal. Sudah beberapa hari ini ia hanya bisa berdiam diri di kamarnya karena tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis yang selama ini ia incar ternyata sudah berada dalam kendali Riftan. Terlebih saat ini ia sangat membutuhkan darah itu karena ia harus membunuh Riftan dan seluruh pengikutnya agar tidak ada lagi yang bisa menghalangi keinginannya untuk mengambil alih kastil keluarga dan menguasai seluruh kekuatan yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi, keinginannya itu harus terhalang karena ia belum mampu menyerap kekuatan besar dari darah suci itu. Wanita berambut panjang itu masuk dan terkejut melihat kamar Gonzales hancur berantakan. “Ada apa ini Gonzales? Kenapa kamarmu berantakan seperti ini?” Gonzales mengangkat kepalanya dan menatap wanita itu dengan tajam. “Aku harus mendapatkan gadis itu dan meminum darahnya, aku tidak bisa berdiam diri lebih lama. Aku harus menguasai kastil itu secepatnya dan menguasai seluruh tempat ini, sebentar lagi baginda Raja akan mengadakan perayaan kegadisan purti Adora, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menarik perhatian raja, ” ucap Gonzales dengan penuh ambisi. “Ah, sejak kapan kau menjadi tidak sabaran seperti ini? bukankah kau sendiri yang mengatakan semuanya harus berjalan sesuai rencana. Tapi sikapmu ini terlihat sudah di luar rencana. Kau tahu, aku sudah menyimpan penanda kepada gadis itu. coba lihat ini.” Wanita itu meyerahkan sesuatu kepada Gonzales, sebuah cermin kaca. “Apa ini?” tanya Gonzales bingung. “Ini alah sesuatu yang bisa m, membantumu lebih mudah mendapatkan gadis itu. Cermin ini, bisa mendeteksi keberadaan gadis itu. Selama ia memakai tasnya, kau akan mengetahui kemana saja gadis itu pergi,” ucap wanita itu sambil tersenyum. Riftan menatap kaca kecil itu dengan seksama, ia terkejut saat tiba-tiba wajah Nayya terlihat di kaca itu. “Hah… ini sangat bagus, Iliyana kau memang jenius…” ucap Gonzales sambil meraih pinggang wanita itu dan membawanya ke ranjang. Dengan kasar Gonzales mencium bibir wanita itu dan merobek pakaiannya. Mereka pun bercinta seakan tiada hari esok. *** Setiap malam Riftan memantau dan menjaga daerah kekuasaannya, daerah hutan dan sekitarnya telah menjadi tanggung jawabnya selama beribu-ribu tahun lamanya. Setelah peperangan yang menewaskan kedua orang tuanya, yaitu bangsawan kerajaan yang sangat di percaya oleh raja, Riftan sebagai pewaris tertua di berikan sebagian besar wilayah timur sebagai rasa rasa terima kasih raja atas dedikasi orang tua Riftan selama ini. Selam itu pula, Riftan selalu menjaga daerahnya kekuasaannya hingga saat ini. Sebenarnya raja juga memberikan sebagian tanah kekuasaan untuk Gonzales, tapi ia menjadi serakah dan menginginkan semua milik Riftan. Akibatnya terjadi peperangan antar saudara yang menewaskan Adelia, dan sejak kejadian itu Riftan kehilangan kakuatannya dan tertidur selama berabad-abad lamanya. Sekarang, setelah kekuatannya kembali, Gonzales kembali berusaha merebut dan bertarung dengannya. Riftan tahu jika manusia hilang itu itu ada hubungannya dengan rencana Gonzales untuk mengalahkannya. Riftan menghela nafas dalam. Sebentar lagi, raja akan merayakan upacara kegadisan putri satu-satunya yang akan mewarisi kerajaan dan yang akan menjadi ratu suatu hari nanti, Putri Adora. Riftan menggeleng beberapa kali untuk mengusir pikirannya. Kenapa ia tiba-tiba mengingat perempuan itu? Riftan melompat dari dahan yang ia hinggapi menuju ke sebuah ujung tertinggi pohon yang berada di perbatasan wilayah kerajaan. Sudah lama ia tidak menginjakkan kaki di istana. Riftan berharap semuanya akan baik-baik saja. *** Di sebuah kamar indah nan mewah, seorang gadis tampak tertidur pulas sambil memeluk guling empuk kesayangannya. Rambut panjangnya menjuntai sampai ke lantai. Ia masih terlihat tertidur pulas. Seorang pelayan mengetuk pintu chamber sebelum masuk. “Tuan putri, sarapan sudah siap.” Pelayang membawa troli dan menyajikan makanan di atas meja. Gadis itu bergerak dan membuka mata. Ia menoleh ke arah gelas emas yang bersisi cairan merah. Ia bangkit dan langsung meminumnya. “Ah segarnya…” gumannya sambil merenggangkan tubuhnya lalu melangkah masuk ke kamar mandi. “Putri Adora…” ucap seorang pria tua bermahkota yang duduk di hadapannya. “Iya, ayah…” sahutnya dengan suara rendah. “Saat bulan purnama penuh nanti, kau akan berubah menjadi vampir dewasa yang akan mendapatkan seorang pasangan jiwa. Karena kau adalah vampir keturunan berdarah murni, ini menyulitkanmu mendapatkan seorang pasangan Jiwa. Maka dari itu, pada saat perayaan kegadisanmu nanti, kau harus memilih salah satu pemuda yang di undang sebagai pasanganmu,” ucap sang raja dengan penuh ketegasan. “Baik, ayah.” Hanya itu yang putri ucapkan, ia tidak ada pilihan lain selain mengikuti ucapan sang ayah. Memilih pemuda yang ayahnya undang. Andai pemuda itu datang, ia akan dengan senang hati memilihnya. Akan tetapi, ia tidak pernah lagi mendengar kabar beritanya saat kejadian itu. Setiap kali mengingat Kejadian itu, wajahnya memerah. Anda pria itu datang lagi…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD