Pertengkaran

1285 Words
“Ayah, apakah saya bisa meminta sesuatu?” ucap putri Adora kepada sang raja. “Silakan, putri. Kau bisa meminta apapun selama itu mampu ayah penuhi,” jawab sang ayah. “Aku ingin ayah mengundang tuan Riftan di acara nanti. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya,” ucap putri Adora dengan wajah yang bersemu merah. Sang ayah yang cukup peka bisa langsung memahami apa yang sebenarnya di inginkan oleh putrinya. Ia mulai mengingat-ingat nama Riftan yang di sebut oleh putri Adora. Ia pun mengangguk paham saat sang raja sudah mengingat Riftan siapa yang putrinya maksud. “Hmm, Riftan itu seorang pemuda baik, ia adalah vampir hebat dan terkuat yang disegani di semua wilayah. Sudah lama ayah tidak mengundangnya ke istana. Baiklah, ayah akan mengirim utusan khusu untuk mengundang datang ke upacaramu. Tapi ingat, kau harus memilih pemuda yang terbaik untuk kau jadikan pasangan jiwa. Semoga saja, Riftan belum menemukan pasangan jiwanya,” ucap sang ayah sambil tersenyum ke arah putrinya. Putri Adora hanya tertunduk malu-malu. Sementara itu, Riftan yang baru saja ingin masuk ke dalam kamar, terkejut melihat Nayya yang sedang mondar-mandir di depan kamarnya. Ia melangkah menghampiri gadis itu. “Kenapa kau ada di depan kamarku? Kau mau menggangguku lagi?” tanya Riftan. Nayya tersentak saat melihat Riftan yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Ah, Pak Dosen..?! aku hanya tidak bisa tidur. Aku pikir kalau kau berada di sekitar kamarmu, aku bisa langsung mengantuk,” sahut Nayya. “Alasan saja kau ini, baiklah, waktunya sudah habis. Sekarang kembali ke kamarmu dan tidur.” Riftan menarik tangan Nayya berjalan menuju kamar. “Tidak, Pak. Biarkan aku tidur di kamarmu!” tolak Nayya mempertahankan posisinya . Ia bahkan berpegangan pada tiang penyangga agar tubuhnya tidak bergeser. “Nayya! Kenapa kamu terus saja bersikap kekanak-kanakan begini? kau tahu kan, seorang perempuan tidak boleh masuk ke dalam kamar laki-laki! Sekarang pulang ke kamarmu,” perintah Riftan, namun Nayya tetap kekeh tidak ingin pergi dari tempat itu. Riftan tidak ada pilihan lain, ia langsung menggendong tubuh Nayya dan membawanya menuju kamar gadis itu. Tidak peduli Nayya meronta untuk di turunkan. Riftan membuka pintu kamar lalu berjalan ke arah ranjang. Merebahkan Nayya di atas kasur, Nayya berusaha bangkit dari tapi dengan cepat Riftan menindih tubuhnya. “Kau tidak boleh bersikap seperti ini lagi, kalau tidak aku akan mengurungmu di dalam kamar ini selamanya.” Riftan mulai mengancam. “Aku hanya ingin tidur di dekatmu, Pak. Hanya malam ini saja, aku tadi mimpi buruk dan aku tidak bisa tidur lagi setelah itu. Aku mohon, malam ini saja,” pinta Nayya. Riftan menatap gadis itu lama, ia menghela nafas lalu bangkit dan duduk di sisi ranjang. “Baiklah, tapi sampai kau tertidur aja ya,” ucap Riftan mengalah. Ia benar-benar kehabisan akal menghadapi keras kepala Nayya. “Yeay.. terima kasih, Pak.” Nayya bersorak riang. Ia pun menggeser tubuhnya ke samping, memberikan tempat untuk Riftan tidur di sampingnya. Perlahan Riftan merebahkan tubuhnya di sisi Nayya. Ia menatap Nayya dengan tatapan dalam. Nayya tersenyum senang. “Pak, apa aku boleh tanya sesuatu?” ucap Nayya. “Tanya apa?” sahut Riftan, tangannya terulur membelai rambut Nayya dengan lembut. “Aku kan, selalu mengungkapkan perasaanku padamu, Pak. Tapi sampai detik ini kau tidak pernah membalas perasaanku. Aku jadi penasaran apakah kau juga menyukaiku atau hanya menjadikanku sebagai makanan saja?” Gerakan tangan Riftan terhenti, ia menatap Nayya tanpa kedip. Benar juga, ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya kepada Nayya. “Kau mau aku bilang apa padamu, memangnya?” Riftan bertanya balik. “Loh, itu kan terserah padamu, Pak. Masa tanya aku sih?!” ucap Nayya sambil mengelus lembut hidung mancung Riftan. “Jadi Bapak mau bilang apa padaku sekarang?” Nayya melanjutkan ucapannya. Riftan menatap Nayya dengan dalam, ia lalu tersenyum dan menggeleng. “Gadis nakal seperti kamu tidak boleh mendengar pengakuan apapun dariku. Nanti yang ada kamu semakin bertingkah,” ucap Riftan. Mendengar itu mulut Nayya cemberut. “Bapak jahat, aku tahu kau tidak pernah menyukaiku. Hanya aku saja yang menyukaimu, entah kenapa kau bersikap seperti itu, padahal kalau dipikir-pikir, apa untungnya aku menyukai pria tua sepertimu? Kau seorang vampir jahat, tidak punya perasaan dan taunya hanya menghisap darah saja. Ya sudah, kalau kau tidak mau menyukaiku juga terserah, tapi jangan salahkan aku kalau mulai menyukai pria lain!” ucap Nayya sambil membalikkan tubuhnya dan memejamkan mata. Ia menjadi sangat kesal. Mendengar hal itu tentu saja Riftan terpancing. “Apa katamu? Kau mau menyukai pria lain?” ucapnya sambil membalik tubuh Nayya menghadap ke arahnya. Tapi Nayya tidak menjawab, ia hanya terus menyembunyikan wajahnya di balik selimut. “Tatap aku Nayya!”Riftan mulai gemas. “Tidak mau!” tolak Nayya. Riftan mulai semakin tidak sabar. Ia membuka selimut Nayya dan membuat Nayya mengangkat kepala gadis itu yang terus bergerak untuk bersembunyi, Riftan membuat melihatnya sehingga pandangan mereka bertemu. Mata Nayya berkedip-kedip menatap wajah tampan Riftan yang sedang kesal. “Cepat tarik ucapanmu itu sekarang juga,” tuntut Riftan sambil menatap tajam Nayya. Bukannya takut, Nayya malah menantang Riftan dan membalas tatapan pria itu dengan tak kalah tajamnya. “Kalau kau tidak mau mengakui apapun, berarti kau tidak menyukaiku. Kau hanya menyukai darahku saja. Baik, akan aku berikan darah sebanyak yang kau mau karena aku memnag tidak ada pilihan lain. Kau akan mencelakai seluruh keluargaku kalau aku menolak. Jadi aku mau kau mmmphhh….” Nayya tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena Riftan sudah membungkam mulutnya dengan bibirnya. Ia menghisap dan mengulum bibir mungil Nayya dengan kasar seakan semua kekesalannya ia tumpahkan dalam ciumannya yang agresif itu. Nayya berusaha berontak tapi Riftan menahan kepalanya dan memaku kedua tangannya sehingga Nayya hanya bisa pasrah. Tangan Riftan yang satunya mulai meraba tubuh Nayya meremas d**a indah gadis itu membuat Nayya tersentak. Ia baru kali pertama ini di sentuh di bagian itu. Ia tidak menyangka Riftan bisa menyentuhnya tanpa aba-aba dan itu membutanya sangat malu. Nayya meronta meminta lepas tapi Riftan sepertinya tidak ingin melepaskan mangsanya yang sudah ia kuasai, ia terus memperdalam kulumannya sambil terus menyentuh tubuh Nayya. Ia baru melepaskan Nayya saat gadis itu hampir kehabisan nafas. Air mata Nayya mengalir, ia tidak suka Riftan memperlakukannya seperti wanita rendahan. Sikap Riftan itu semakin membuat Nayya berpikir jika dirinya memang hanya di anggap seperti perempuan rendahan seperti yang Riftan katakan dulu. Melihat Nayya menangis, Riftan baru tersadar dengan apa yang ia lakukan. “Nayya maafkan aku, aku… aku tidak bermaksud bersikap kasar padamu. Aku hanya lepas kendali dan terbawa emosi karena ucapanmu,” ucap Riftan sambil membingkai wajah cantik Nayya sudah memerah. “Pak, aku hanya ingin mendengar kau mengucapkan jika kau juga menyukaiku tapi kau malah memperlakukanku seperti perempuan rendah yang pantas diperlakukan hina. Kau menciumiku dengan paksa, kau menyentuh seluruh tubuhku semaumu tanpa izinku. Jika kau tidak suka padaku tinggal bilang tidak suka. Supaya aku bisa mengerti dan menjauhimu. Tapi sikapmu ini semakin meyakinkanku jika kau hanya menganggapku seperti perempuan penghiburmu.” “Cukup Nayya! Kau jangan pernah berkata seperti itu. Kau mau tahu apa yang aku rasakan padaku, kan?! Baiklah aku akan mengatakannya sekarang. Aku me…” “Tok..tok…!” suara ketukan menghentikan ucapan Riftan. Riftan menatap Nayya yang masih terisak, ia menghapus air mata gadis itu lalu bangkit dari ranjang menuju pintu. Riftan membuka pintu dan melihat seorang pengawalnya berada di ambang pintu. “Ada apa kau mengetuk kamar wanitaku malam-malam? Apa kau mau aku bakar hidup-hidup?!” bentak Riftan. “Maafkan saya tuan, sebenarnya saya tidak bermaksud mengetuk pintu kamar Nona Nayya, hanya saja tuan tidak ada di kamar dan pelayan bilang kalau tuan ada di kamar ini. jadi saya terpaksa,” jawab pengawal itu dengan tubuh gemetaran. “Lantas apa yang membuatmu mencariku?!” “Seseorang dari kerajaan datang untuk bertemu dengan Tuan.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD