Meloloskan Diri

1061 Words
Putri Adora tidak menyangka akan mendapatkan kemalangan seperti ini, ia tidak menduga jika Gonzales ternyata hanya menggunakannya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Pancingan darah singa jantan yang menggiurkan itu ternyata hanya tipuan. Amarahnya membara tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena tangan dan kakinya terikat rantai yang telah disihir sehingga ia tidak bisa melepasnya meskipun ia mengerahkan seluruh kekuatannya. Apalagi ada empat singa betina yang mengawasinya. ‘Gonzales brengsek..!’ ia hanya bisa memaki dalam hati dan menyesali apa yang telah diperbuatnya. Tiba-tiba pintu terbuka dan Gonzales muncul diikuti oleh singa jantan Vandelmor di belakangnya. Gonzales menyeringai. “Oh, tuan putri Adora. Aku datang kemari untuk mengucapkan terima kasih telah menantuku mendapatkan apa yang aku inginkan. Karena itu aku ingin kau tetap hidup untuk menyaksikan kejayaanku. Aku akan menguasai seluruh wilayah kekuasaan Riftan dan tentu saja setelah membunuhnya. Setelah itu, aku akan merebut kekuasaan raja dengan mempersuntingmu. Kau tahu, setelah melumpuhkan Riftan dengan membunuh pasangan jiwanya, Adelia. Aku hidup seperti penguasa yang tidak diakui. Aku menguasai sebagian besar wilayah Riftan ternyata aku tidak puas. Setelah mengetahui kalau Riftan terbangun dari tidurnya dan berusaha membalas dendam padaku, aku pun akhirnya mencari cara untuk tetap mempertahankan apa yang selama ini aku miliki. Tetapi mendengarnya telah mencicipi darah suci dari seorang gadis perawan, jiwaku kembali terusik. Aku juga ingin meminum darah suci perawan itu dan berusaha mencari cara mendapatkannya tap selalu saja gagal. Tapi sekarang aku tidak akan khawatir lagi karena darah itu sudah berada di tanganku, aku akan menjadi vampir yang tidak tertandingi setelah meminum darahnya. Kekuatan dan kekuasaanku akan diakui di seluruh penjuru negeri. Bagaimana menurutimu?” ucap Gonzales sambil mengelus lembut wajah putri Adora. Putri Adora hanya bisa mengeram dan menatapnya dengan tajam. Matanya berubah merah menahan amarah. “Nikmatilah tempatmu ini sampai aku mencapai semua keinginanku itu.” Gonzales menyeringai lalu meninggalkan tempat itu. Air mata putri Adora menetes, ia menyesal telah menjerumuskan Nayya dan mempercayai tipu muslihat Gonzales. Ia membantu musuh Riftan. Ia menyesal dan merutuk dirinya sendiri yang telah begitu bodoh melakukan hal serendah itu hanya untuk darah singa. Ia dibutakan oleh hasutan Gonzales dengan mengatakan bahwa Nayya adalah wanita yang telah merebut haknya padahal sampai sekarang pun ia tidak pernah bisa membuktikan hal itu. Ia tidak pernah melihat Riftan berinteraksi secara berlebih dengan Nayya, tetapi ia dengan bodohnya membantu orang yang selama ini menjadi musuhnya? Apa yang akan dikatakan kepada Riftan jika tahu kalau dirinyalah penyebab semua kekacauan ini. Ia tidak bisa terus membiarkan dirinya berada dalam sekapan seperti orang yang tidak berdaya. Ia harus keluar dari tempat ini. Ia tidak bisa hanya menunggu dan mengandalkan pertolongan yang entah kapan itu datangnya. Karena sampai sekarang ia tidak bisa menemukan sinyal Asoka sedikitpun. Ia harus melakukan sesuatu. Putri Adora melirik ke empat singa yang sedang bersantai tidak jauh dari tempatnya. Mereka kelihatan menikmati waktu istirahat mereka. Perut mereka terisi penuh, itu berarti mereka memang hanya diperintahkan untuk mengawasi saja. Tidak ada niatan pemiliknya untuk menjadikannya mangsa untuk para singa itu. “Hmm…. Bagus, aku akan mengecoh mereka.” Putri Adora kemudian menutup matanya beberapa saat sebelum tubuhnya terbagi menjadi dua. Tubuhnya yang lain itu berjalan menghampiri para singa itu. Tentu saja singa-singa itu langsung menyerangnya. Putri Adora berlari keluar dari ruangan dengan ke empat singa yang mengejarnya dari belakang. Tubuh putri Adora yang lain masih terikat rantai dengan mata yang masih terpejam. Setelah yakin jika para singa itu tidak berada lagi di tempat, Ia pun berusaha melepas tangan dan kakinya yang terikat. Melebur rantai pengikat itu dengan panas yang keluar dari tubuhnya. Setelah terbebas, ia pun berusaha berdiri tapi pijakan kakinya lemah sehingga ia pun kembali terduduk sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Sejak ditangkap, ia memang belum pernah meminum darah setetes pun. Energinya habis terkuras untuk memanaskan tubuhnya agar rantai itu bisa melebur dan karena itulah tubuhnya lemah. Ia berjalan terseok keluar dari ruangan pengendap dan menyelinap bersembunyi agar para penjaga tidak menyadari keberadaannya. Ia sangat membutuhkan darah saat ini tapi ia tidak bisa menemukan singa lemah yang bisa ia nikmati darahnya. Putri Adora terus berjalan dengan hati-hati sampai ia melihat seekor bayi singa yang sedang menyusu pada induknya yang sedang tertidur. Ia pun dengan pelan menghampiri bayi singa itu. Matanya memerah menahan keinginan untuk segera melahap singa itu tapi ia hanya menatapnya. Rupanya anak singa itu tertidur lelap. Mulutnya sudah terlepas dari s**u induknya sedangkan induk singa itu sama sekali tidak menyadari keberadaan putri Adora karena lelapnya ia tertidur. Putri Adora mengendap berusaha untuk tidak mengganggu tidur mereka. Dengan sangat hati-hati, ia mengarahkan kedua tangannya untuk mengambil anak singa itu tapi usahanya gagal karena induk singa itu bergerak membalik tubuhnya. Putri Adora membeku di tempatnya, ia bahkan menahan nafas saking tegangan. Tapi ternyata singa itu kembali tertidur. Putri Adora menghela nafas lega, ia pun kembali berusaha mengambil anak singa itu dan kali ini berhasil. Saat anak singa itu bertanda di tangannya, dengan cepat ia membawanya lari menjauh. Ia bersembunyi semak belukar. Dengan mata yang merah, taring mulai tumbuh memanjang dan detik kemudian ia sudah menancapkan kedua taring panjangnya pada tubuh anak singa malang itu. Dengan rakusnya ia menghisap darah anak singa itu tanpa mempedulikan rontaannya. Ia memang sangat kelaparan sehingga tidak mampu lagi mengendalikan diri. Ia terus menghisap darahnya tanpa henti sampai akhirnya anak singa itu lemas tidak berdaya. Putri Adora baru berhenti saat darah anak singa itu benar-benar habis. Ia membuang jasad anak singa itu begitu saja dan melompat ke atas pohon tinggi terbang meninggalkan tempat itu. *** Nayya berada di sebuah kamar yang, ia terduduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Sudah seharian ia berada di tempat ini tapi Riftan atau yang lain belum juga datang. Apakah mereka tidak bisa menemukan tempat ini atau mereka memang pada dasarnya tidak peduli dengannya? apalagi sudah ada putri Adora yang menggantikan posisinya sebagai pasangan Riftan. Air matanya jatuh berderai, Riftan telah berbohong padanya. Ia sudah menyerahkan segalanya untuk Riftan tetapi ternyata apa yang diucapkan Riftan tidak pernah terjadi. Ia sama sekali tidak bisa ditemukan oleh siapapun meskipun Riftan telah memberinya tanda. “Pembohong, mereka tidak peduli padaku. Tidak ada yang peduli padaku,” gumannya dengan perasaan sedih. Pintu di ketuk dan seorang wanita paruh baya masuk dengan troli yang didorong. Menyajikan makanan lalu mengeluarkan sebuah kotak dan menyimpannya di dekat Nayya. “Nona harus makan, setelah itu pakai pakaian ini untuk penyerahan darah Nona kepada tuan Gonzales” ucap pelayan itu lalu keluar dari ruangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD