Tertolong

1159 Words
Air mata Nayya sudah berjatuhan, ia benar-benar sudah putus asa. Tidak ada yang bisa ia lakukan, hanya air mata yang terus mengalir. Para pria itu terlihat sangat menakutkan, mereka tertawa dan menyeringai mengerikan. “Pak, tolong lepaskan saya. Saya hanya ingin pulang, tolong. Saya tidak memiliki apa-apa untuk di ambil, Pak. Kalian hanya akan rugi menahan saya di sini. Saya mohon, biarkan saya pergi.” Nayya mencoba bernegosiasi, dengan harapan mereka masih ada sedikit rasa kasihan kepadanya. Akan tetapi para pria itu malah semakin menertawakan Nayya. Salah satu pria itu mendekatkan kepalanya ke arah Nayya. Bau alkohol dan rokok seketika tercium, Nayya bahkan menahan nafas, sungguh menjijikkan baunya. “Kau salah jika tidak ada apa-apa yang bisa kami ambil. Kau adalah harta karun kami, sesuatu yang sangat berharga. Tunggu sebentar saja di sini gadis muda, sebentar lagi kau akan pergi bersamanya,” ucap pria itu sambil memperlihatkan gigi kuningnya yang menyeramkan. “Apa maksudmu pergi? Saya tidak ingin ikut dengan siapapun. Tolong biarkan saya pergi dari sini.” Nayya mulai panik, ini tidak boleh di biarkan. Ia harus segera melarikan diri dari sini, tapi bagiamana caranya? “Akkhhh…!” tiba-tiba Nayya berteriak kesakitan. “Perutku sakit sekali.” Nayya terlihat sangat kesakitan, ia memegangi perutnya yang tidak sakit dan meringis kesakitan seakan ia mau mati saja. “Hei, bagaimana ini? kalau Bos besar sampai tahu kita akan habis.” Salah satu dari mereka mulai cemas. Nayya terus berakting pura-pura sakit perut. “Tolong, perutku tiba-tiba sakit. Aku butuh obatku?” ucap Nayya dengan wajah memelas. Para pria itu saling pandang, lalu menatap Nayya dengan tatapan penuh selidik. “Apa kau mencoba untuk mengelabui kami?” tanya salah satu pria. “Apa yang kau katakan? Tentu saja tidak! Aku ini memang sedang kesakitan. Penyakit perutku akan kambuh jika sedang ketakutan atau stress dan aku perlu obat. Aku mohon tolong aku, kalau tidak aku bisa mati di sini.” Sanggah Nayya, ia harus tersu berpura-pura kesakitan atau rencananya akan ketahuan. “Obat? Kami tidak punya obat seperti itu.” sahut pria itu lagi. “Ah, Obatku ada di apotik, tolong aku butuh obat itu. Akhh…” Nayya tampak sangat kesakitan. Keringatnya bahkan keluar. Orang-orang itu semakin bingung. Bagiamana ini?” mereka terlihat sudah mulai tidak tenang. “Tidak ada apotik di sini.” “Ya sudah kita jalan dulu saja, sambil cari-cari apotik.” “Tapi bagiamana kalau bos besar datang, dia kan meminta kita menunggu di sini,” “Iya, benar juga. Jadi bagiamana?” Mereka terlihat berdiskusi tanpa menyadari jika Nayya sudah menghilang. “Kita akan mencari obat untuk gadis in… loh di..dimana dia? Hah? dia menghilang..!” teriak salah satu pria itu. “Apa? kau jangan bercanda. Bagiamana mungkin dia lari dari sini.” Sanggah pria yang lain. “Tapi dia sudah tidak ada,” “Sudah, jangan berdebat. Cepat cari gadis itu atau kita semua akan celaka!” Mereka semua pun turun dari mobil dan berpencar untuk mencari keberadaan Nayya yang tiba-tiba menghilang. Sementara itu, Nayya terus berlari sejauh mungkin dari para penculik itu. ia tidak boleh tertangkap. Nayya menatap sekeliling, hari sudah sore, ia seharusnya sudah berada di dekat Sonia dan melindunginya, tapi tidak di sangka dirinyalah yang justru membutuhkan pertolongan. “Auuuu…..!” “Ah!” Nayya terkejut mendengar lolongan panjang dari serigala. Itu berarti ia sudah berada di daerah kekuasaan Riftan, setidaknya itu yang ia harapkan. Seandainya ia mendengar ucapan Riftan, ia memang sangat bodoh. Nayya terus saja menyalahkan dirinya sambil berlari. “Itu dia, cepat tangkap…!” Nayya terkejut bukan main saat mendengar seseorang berseru. Mereka akhirnya menemukan jejak Nayya dan sebentar lagi gadis itu akan tertangkap. Nayya baru akan melanjutkan larinya, salah satu dari para pria yang menculiknya sudah muncul di hadapannya. Nayya membeku, wajahnya pucat pasi. Kali ini ia benar-benar akan tamat. “Wah lihatlah, sakit perut saja bisa berlari kencang begini. Padahal kita sudah berbaik hati untuk memberinya obat. Dasar gadis pembohong..!” hardik pria itu lalu mencengkeram tangan Nayya dengan kuat dan menyeretnya untuk ikut dengannya. “Tolong….! Lepaskan aku, Riftaaaaaannnn, tolong aku…!!” Nayya memberontak dan terus berteriak. Tapi tidak ada satu pun yang mendengarkan. “Masukkan cepat dia ke dalam mobil dan ikat dengan kuat. Kita hampir mendapatkan masalah gara-gara gadis licik ini,” ucap pria berotot besar dan bertato itu. Nayya hanya bisa menahan tangisnya, tangan dan kakinya diikat dengan kuat, bahkan mulutnya di lakban. Ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Setelah beberapa lama, muncul sebuah mobil hitam dan berhenti tepat di hadapan mobil mereka. Seorang pria tinggi berjas dengan kacamata hitam keluar dari mobil dan membuka pintu mobil untuk seseorang. Ketika pintu terbuka, seseorang muncul dari dalam mobil dan menatap para penculik itu. pakaiannya terlihat sangat santai. Dia hanya memakai kaos dan celana pendek. “Keluarkan apa yang kalian sudah dapatkan kali ini,” ucap pria itu. Dua orang pria membuka mobil dan menyeret Nayya keluar. Nayya terpaksa terduduk di atas tanah karena kaki dan tangannya terikat. “Buka ikatannya, bagiamana bisa kalian menyiksa gadis cantik seperti itu,” perintah pria itu. “Dia berpura-pura sakit dan kabur Bos,” ucap salah satu pria itu ambil membuka tali pengikat kaki Nayya. Dia juga membuka lakban yang membungkam mulut Nayya. Pria itu menatap Nayya dengan seksama, lalu tersenyum. “Rasanya ada yang spesial dengan gadis ini. Jika dia di jadikan bintang malam di tempat para makhluk penghisap darah itu membutuhkan penghibur, aku akan mendapatkan banyak keuntungan, ha..ha..ha..” ucap pria itu sambil tertawa senang. “Ha..ha..ha…!” para penculik itu pun ikut tertawa. “Heh, kenapa kalian ikut tertawa?! Masukkan dia ke dalam mobil,” perintah pria itu. Sontak mereka menghentikan tawa dan kembali menyeret Nayya masuk ke dalam mobil. “Kalian sudah bekerja keras, ini bayaran kalian. Ingat, tetap cari wanita-wanita yang tampak kesepian saja, jangan ganggu wanita yang punya pasangan atau keluarga, mengerti?!” ucap pria itu. “Siap Bos…!” jawab mereka serempak. Mereka pun tertawa senang menerima bayaran mereka. Akan tetapi baru saja mereka akan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba muncul sekelompok serigala mengepung mereka. “Aauuuu…!!” Serigala itu kembali melonglong panjang. Mereka terkejut bukan main, dengan cepat mereka masuk ke dalam mobil dan berusaha menyalakan mesin mobil. Tapi aneh, mobil mereka tiba-tiba tidak bisa menyala. Mereka pun panik. Nayya bernafas lega karena akhirnya pertolongan untuknya datang juga. para penjahat itu mulai ketar ketir melihat serigala-serigala itu mendekati mereka. Karena panik, mereka langsung kabur melarikan diri meninggalkan mobil mereka. Sasaran empuk bagi para serigala tentunya. Mereka yang memang merupakan binatang yang suka berburu pastinya sangat senang mendapatkan mangsa yang bisa mereka ajak kejar-kejaran sebelum di santap. Sementara pria yang bersama Nayya, hanya terdiam di dalam mobil, ia terus memerintahkan sopirnya agar terus berusaha menyalakan mesin mobil yang tiba-tiba mogok, padahal mobil miliknya itu adalah pengeluaran terbaru. Para serigala sudah menghilang mengejar mangsanya, suasana di luar tampak sepi, tapi kenapa auranya semakin mencekam?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD