Bab 12 Pose manis.

2042 Words
Setelah beberapa saat keempatnya mengobrol asyik saat itu di sana sembari menikmati keindahan sore di tepi sungai taman tengah Kota tersebut kemudian tampak keempatnya untuk sepakat menyudahi aktivitasnya di sana namun sebelum pergi Nayla dan juga Kayla meminta kedua orang tuanya untuk foto bersama. "Pa, ma, bisa nggak kita minta foto kalian berdua lagi tapi hanya kalian berdua saja kami ingin menyimpan fotonya," ucap Nayla saat itu pada kedua orang tuanya. Terlihat Hendra dan juga Diana hanya bisa menoleh satu sama lain seolah tengah mencari jawaban di sana namun keduanya tidak mendapatkan apa yang diinginkan. "Bukankah tadi kita sudah foto bersama Sayang Apa masih kurang?" ucap tannya Diana saat itu pada kedua putrinya dan kemudian Nayla segera mendekat ke arah mamanya berada Gadis itu kemudian menunjukkan layar ponselnya kepada sang mama terlihat wanita itu pun menatap layar tersebut cukup dekat dan lama. "Maksud kamu sayang?" ucap tanya Diana saat itu pada putrinya, seolah ingin tahu maksud putrinya itu memberitahu foto suaminya bersama dengan wanita lain itu apa. "Karena foto ini mah kami di sekolah diolok-olok oleh teman-teman dan karena foto ini pula kami mempunyai niatan hari ini untuk mengajak mama dan papa jalan-jalan bersama, kami hanya ingin mematahkan ejekan mereka mengenai skandal Papa dengan wanita lain selain mama jadi kami menginginkan foto mama dan papa berdua yang mesra untuk..." ucap Nayla yang tertahan saat itu karena Diana sudah langsung menyetujui keinginan putrinya itu. "Baik Sayang Mama akan foto dengan papa kamu, berapa banyak foto yang kamu inginkan mama dan papa akan melakukannya jadi tenang saja Mama dan Papa pasti akan membantumu untuk menyelesaikan masalah di sekolahmu karena percekcokan kami," ucap Diana saat itu yang memberitahu putrinya terlihat senyum bahagia tersungging dari bibir kedua gadis yang beranjak remaja itu kemudian Diana segera melangkah ke arah suaminya mengapit salah satu lengan tangan lelaki itu tanpa permisi kemudian mengajaknya berjalan menuju ke arah depan beberapa meter jauhnya dari hadapan kedua putrinya. Dan saat itu Hendra yang masih bertanya-tanya dalam hati memangnya apa yang istrinya itu lihat tadi dari layar ponsel putrinya terus memenuhi otaknya saat itu. "Memangnya apa yang Nayla tunjukkan padamu itu hingga kamu sampai memeluk lenganku erat begini?" ucap tanya Hendra kemudian pada Diana. Tanpa menjawab ucapan suaminya Gadis itu langsung menitihkan air mata dari kedua pelupuk matanya yang seketika itu pula langsung membuat Diana menengadahkan wajahnya menatap ke arah langit agar air mata itu tidak keluar dari sana dan salah satu jemari tangannya berusaha untuk mengusap lelehan air mata itu dari pipinya dan apa yang wanita itu lakukan jelas bisa Hendra lihat saat itu. "Hey, ada apa? memangnya ada apa? kenapa kamu menangis Di?" ucap tanya Hendra saat itu pada istrinya. "Dasar ya kamu itu Hendra bisa-bisanya aku mempercayakan kedua putriku padamu. Apa kamu tahu apa tadi yang aku lihat dari layar ponsel Nayla?" ucap tanya Diana saat itu pada suaminya di sela-sela perjalanannya menjauh dari tempatnya semula. Hendra pun langsung menggelengkan kepalanya karena memang ia tidak tahu apa yang ada di layar ponsel putrinya tadi yang Diana lihat. "Foto kamu yang makan bersama dengan wanita lain di sebuah restoran dan Apa kamu tahu foto itu berada di mana? foto itu berada di grup chat. Apa kamu mengerti sekarang Hendra foto kamu itu sudah membuat kedua Putri kita menjadi bahan ejekan teman-temannya. Apa kamu tidak khawatir tentang psikologis kedua putri kita bagaimana kedepannya? kamu tidak khawatir kedua putrimu itu nanti menghadapinya? bisa saja mereka kuat tapi bagaimana kalau mereka tidak tahan? Apa kamu bisa membayangkan konsekuensinya Hendra?" ucap Diana saat itu pada suaminya. Namun saat itu karena Hendra merasa tidak bersalah dan karena foto itu Pasti foto salah paham mengingat ia tidak pernah berkencan dengan siapapun selain istrinya membuat Hendra langsung menyangkal ucapan wanita itu. "Hey, kamu jangan menyalahkan semuanya pada aku ya Di! Aku tidak pernah berkencan dengan siapapun selama kita masih terikat dalam status pernikahan sampai detik ini. Apa kamu mengerti itu? mungkin foto itu adalah foto yang tidak sengaja ketika aku makan ditemani oleh salah satu Dokter atau mungkin salah satu pasien dan aku tidak tahu kapan waktunya itu karena memang aku tidak mengingat tapi apakah kamu tahu kamu lebih parah dariku meskipun tidak ada bukti tersimpan tapi setidaknya di memori kami semua kami melihat dengan mata kepala kami sendiri jika kamu tengah berpelukan dengan lelaki lain bahkan kamu juga sering diantar dan dijemput oleh lelaki lain, apa menurut kamu itu tidak jelas Di?" ucap Hendra saat itu yang tengah menyangkal ucapan istrinya karena memang ia merasa benar dengan penilaiannya dan merasa jika saat itu istrinya yang tengah bersalah. "Mas cukup ya! Mas itu juga harus bisa melihat dengan mata kepala sendiri kan tadi apa pernah Aku diantar atau dijemput dengan lelaki lain selain Hendri itu? apa Mas juga tidak tahu jika kami itu sudah seperti saudara dan tidak mungkin bagi aku untuk mengencaninya, bisa-bisanya mas masih menyalahkan aku seperti ini padahal bukti sudah ada di depan mata tapi tetap saja mas bisa menyangkalnya luar biasa sekali. Baiklah nanti kita urus masalah kita ketika kita berdua saja sekarang mari kita profesional sebagai pasangan suami istri yang sah. Tunjukkan pada kedua Putri kita dan semua orang yang ada di sini bahwa kita adalah pasangan yang sangat hangat dan manis, apa Mas mengerti itu? demi kedua Putri kita redakan ego mas," ucap Diana saat itu pada suaminya kemudian keduanya segera berbahaya menghadap ke arah Nayla dan juga Kayla saat itu di mana kedua Putrinya sudah siap dengan kamera ponselnya masing-masing kemudian segera membuat Diana memeluk Kembali Salah satu lengan tangan suaminya saat itu dengan senyumnya senyum di bibirnya Begitu juga dengan Hendra yang melihat sekilas senyuman dari bibir istrinya membuat lelaki itu pun turut tersenyum ke arah kedua putrinya dan untuk beberapa saat Hendra dan juga Diana beralih posisi dan saat itu Hendra tidak ingin salah satu lengan tangan ya dipeluk oleh istrinya namun lelaki itu malah memilih untuk meraih ujung pinggang ramping Diana kemudian menariknya mendekat ke arah tubuh Hendra berada tarikan itu lumayan kuat membuat Diana tidak bisa menolaknya kemudian tangan kekar itu Mengapa tubuh dia di sana dan wanita itu hanya bisa terus memungkinkan senyumannya ke arah Nayla dan juga Kayla berada. "Kenapa Mas malah mencari kesempatan dalam kesempitan?" ucap bisikan lirih Diana saat itu pada suaminya. "Bukankah tadi kamu sendiri yang bilang jika kita harus terlihat profesional sebagai pasangan suami istri yang hangat dan manis lalu kenapa sekarang ketika satu tanganku memelukmu kamu malah terlihat protes begini? apakah seperti itu bisa dikatakan profesional sayang?" ucap Hendra kemudian dengan jawabannya dan jelas apa yang lelaki itu katakan membuat Diana sedikit geram. "Baiklah kalau begitu sepertinya aku juga boleh mengambil kesempatan dalam kesempatan ini kan?" ucap Diana saat itu pada suaminya terlihat lelaki itu pun hanya bisa menggangguk. Kemudian wanita itu langsung meraih ujung dagu Hendra dan menariknya dengan sedikit kasar dan tarikan itu benar-benar kuat hingga membuat Hendra sedikit meringis untuk menahan sakit. Hendra segera tahu jika Diana seolah tengah sengaja untuk membuat ujung dagunya itu sakit. "Oke jadi sepertinya kamu memang sengaja bermain-main denganku ya sayang? baiklah kalau begitu akan aku ladeni," ucap Hendra dalam hatinya yang lalu satu tangan Hendra yang bebas saat itu tengah meraih salah satu sisi wajah Diana di sana kemudian mengangkat wajah itu hingga terlihat menatap ke arahnya dan tampak tatapan kedua mata Hendra dan juga Diana saat itu saling menatap satu sama lain dan entah mengapa tatapan itu mengingatkan keduanya pada perjalanan masa lalu di mana kencan pertamanya dulu yang pertama kali keduanya lakukan di tempat itu dan mungkin di tempat itu pula adalah kisah manis keduanya bermula di tempat itu pula ciuman pertama mereka berikan satu sama lain. Perlahan ujung ibu jari Hendra mengusap lembut salah satu sisi wajah istrinya. Entah mengapa lelaki itu merasa ia sudah sangat lama tidak melakukannya bahkan ia sendiri lupa kapan terakhir kali ia menyentuh wajah lembut wanita yang sudah memberikannya dua Putri cantik kembar itu. Nayla dan juga Kayla yang menyadari hanya terbengong di tempatnya sampai Kayla menyentuh ujung siku tangan Nayla yang saat itu tengah memegangi ponsel di sana tanda Gadis itu harus fokus mengambil gambar momen indah yang manis kedua orang tuanya tersebut dan Nayla segera mengalihkan mode foto pada ponselnya itu untuk mulai merekam. Akhirnya kedua gadis kembar itu pun tidak melewatkan momen manis kedua orang tuannya saat itu. "Gimana Nay?" tanya Kayla kemudian. "Beres!" sahut Nayla kemudian. Dan ketika dianya menyadari apa yang suaminya itu lakukan langsung membuat jantungnya berdebar tidak karuan seolah wanita itu tengah merasakan getaran cinta lagi di dalam hatinya yang entah sudah sejak kapan tidak ia rasakan. "Kenapa mas? mau menciumku? atau jangan-jangan jantung Mas berdebar lagi karena menatap wajahku ya?" ucap Diana saat itu pada suaminya dan ketika lelaki itu menyadarinya Hendra pun langsung melepaskan sentuhan tangannya dari salah satu sisi wajah Diana dan juga melepas pelukan tangannya dari tubuh istrinya kemudian lelaki itu berusaha untuk menguasai perasaannya sendiri dengan cara menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya begitu saja karena Hendra tahu jika istrinya saat itu sudah bukan istrinya yang dulu lagi meskipun Hendra tidak bisa mengelak jika perasaannya saat itu masih sama seperti yang dulu pada Diana namun karena pemikirannya sendiri yang mengira jika Diana sudah tidak menempatkan Hendra dalam hatinya membuat lelaki itu sadar dan mengurungkan keinginannya untuk terus berusaha mendekatkan tubuhnya pada Diana. "Sudah apa belum Sayang mengambil gambarnya apa kalian mau Papa dan Mama berpose lain lagi?" ucap tanya Hendra kemudian pada kedua putrinya dengan nada suara yang sedikit berteriak karena tempatnya saat itu ada beberapa meter dari depan kedua putrinya. Dan saat itu Nayla serta Kayla hanya bisa memberi isyarat pada kedua orang tuanya jika keduanya sudah cukup untuk mengambil foto yang diinginkan akhirnya keempatnya pun memutuskan untuk pulang ke rumah saat itu dan di sela-sela perjalanannya mobil yang ditumpangi Hendra dan keluarga saat itu tengah terjebak macet karena hujan lebat yang mengakibatkan pohon tumbang di tengah jalan. Hingga mau tidak mau membuat keempatnya berada di dalam mobil itu untuk menunggu hujan reda dan petugas menyisihkan pohon tumbang yang menghalangi jalan. Beberapa kali Hendra melirik ke arah Diana seolah tengah memastikan keadaan istrinya tersebut karena Nayla dan juga Kayla saat itu sudah tertidur di jok belakang mobil sedangkan yang ada di samping Hendra saat itu hanya Diana saja. Diana yang menyadari perhatian lelaki itu pun hanya bisa pura-pura tidak menyadarinya dan membiarkan apa yang Hendra lakukan. "Kamu tidak apa-apa Di? apa kamu baik-baik saja?" ucap tannya lelaki itu kemudian pada istrinya. Barulah Diana menyadari jika suaminya itu tengah mengkhawatirkan dirinya. "Memangnya kenapa, aku baik-baik saja kok, ada apa kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?" ucap tanya Diana balik pada lelaki itu. "Bukankah kamu alergi dingin di kalau hujan turun dan keadaan menjadi dingin biasanya kamu suka bentol-bentol dan selalu aku yang tidak bisa tidur setiap kamu alergi dingin seperti itu karena aku yang selalu menggosok kulitmu serta mengoleskan salep di tempat-tempat tertentu yang biasa muncul bentolan itu kamu jangan salah paham Di, aku bertanya seperti itu karena malam ini aku ingin tidur nyenyak, aku tidak ingin kamu menggangguku. Apa kamu mengerti itu Di?" ucap Hendra saat itu pada istrinya yang seolah tidak ingin kerepotan karena tengah membantu istrinya untuk mengoleskan salep dan juga menggosok area yang gatal tersebut nanti malam. Namun kenyataan sebenarnya Hendra khawatir jika sampai alergi dingin istrinya itu kambuh dan ia tidak mau kekhawatirannya itu di ketahui oleh Diana. "Masih, alergi ku itu masih hanya saja biasanya aku langsung minum obat ya nanti setelah sampai rumah aku bisa minum obatnya lagi untuk mencegah alergi ku muncul," ucap Diana kemudian dengan jawabannya dan terlihat Hendra merasa sedikit lega ketika mendengar apa yang istrinya itu katakan. Dan setelah menunggu untuk beberapa saat tampak lelaki itu tidak tenang dalam duduknya, Hendra segera meraih jas yang saat itu berada di sandaran jok mobilnya di sana kemudian lelaki itu langsung melepas sabuk pengamannya dan Hendra langsung menyelimuti tubuh Diana dengan jasnya tersebut agar sedikit meredakan udara dingin yang wanita itu rasakan. Diana pun hanya bisa diam di tempatnya ketika menyadari apa yang suaminya itu lakukan. "Qpa kamu mencoba untuk merayuku?" ucap Diana kemudian yang lalu membuat aktivitas kedua tangan Hendra saat itu terhenti seketika, sesaat lelaki itu menatap wajah Diana kemudian lelaki itu menarik kedua tangannya kembali dan Hendra duduk di jok mobilnya semula, tidak lupa lelaki itu juga memasang sabuk pengamannya lagi di sana. "Dasar wanita tidak berperasaan!" dengus sebal Hendra kemudian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD