Bab 11 Butuh sedikit lagi.

2016 Words
Hingga keempatnya tiba di tempat yang di tuju, yaitu taman sekaligus tepi sungai yang sering di jadikan tempat untuk menghabiskan waktu bersantai dikala sore hari. Papa dan juga mama si kembar segera membawa semua barang bawaannya yang nanti akan mereka butuhkan di sana, yaitu tikar dan juga beberapa camilan yang di sukai oleh Nayla dan juga Kayla. Meski di sana ada beberapa orang yang biasa menyewakan tikar untuk beberapa jam namun kedua orang tua Nayla dan juga Kayla lebih memilih untuk membawa sendiri semua perlengkapannya di bandingkan dengan menyewa. Tampak kedua gadis kembar itu pun dengan senang berlarian di sana seolah seperti anak kecil yang tengah mendapatkan permen kesukaan. Sedangkan kedua orang tua mereka sibuk saling menjauh satu sama lain. "Tidak bisa kah kau pura-pura tidak bersikap begitu? aku tahu kamu tidak suka, tapi apa kau juga tahu jika aku juga merasakan yang sama sepertimu!" ucap Hendra kemudian, namun Diana hanya bisa diam saja di tempatnya dan tidak menyahutnya, namun saat itu sikap wanita itu sudah sedikit melunak di sana. Diana memang merasa jika ia juga harus sedikit menampakkan keharmonisan hubungannya meskipun nyatanya rumah tangga yang sudah ia bangun puluhan tahun sudah kandas bahkan karam. Diana hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan umum untuk menjaga hati kedua putrinya. Saat itu yang memilih tempat adalah kedua gadis kembar itu, mereka memilih untuk duduk di tepian sungai. "Pah, mah, sini!" panggil Nayla dengan antusiasnya. Kemudian Hendra dan juga Diana segera berjalan menuju ke arah keduanya. Hendra segera membentangkan tikar yang tadi di belinya dan kedua gadis itu pun segera duduk di atas tikar tersebut, sengaja Nayla menarik tangan mamanya agar duduk di dekat papanya, dan saat itu Diana serta Hendra tidak bisa untuk menolaknya. Untuk sesaat keempatnya hanya terdiam di sana, Hendra dan juga Diana sibuk menatap ponsel masing-masing, sebenarnya tidak ada apa-apa di sana namun karena canggung saja kedua orang tersebut hanya menatap layar ponselnya saat itu. Dan kedua gadis itu menyadari apa yang kedua orang tuanya itu lakukan. Nayla yang saat itu menoleh kearah Kayla kemudian kedua gadis itu seolah tengah membuat kesepakatan di sana, dengan kedua ujung alis yang seolah tengah memberi isyarat satu sama lain, dan hanya mereka sendiri yang bisa mengartikannya. Dan sesat saja Nayla sudah meraih ponsel papanya kemudian Kayla yang meraih ponsel mamanya, keduanya lalu menyembunyikan ponsel kedua orang tua itu masing-masing ke dalam tasnya. "Maafkan kami ya mah, pah, kami tidak bermaksud untuk tidak menghormati kalian, hanya saja kami tidak ingin di sat waktu sebentar kalian ini bersama dengan kami tapi kalian malah sibuk dengan ponsel masing-masing," ucap Nayla yang mewakili saudara kembarnya saa itu. "Tidak apa-apa sayang, kalian tidak salah kok, kami yang salah dan kami yang harusnya minta maaf padamu sayang," ucap papa si kembar pada kedua putrinya saat itu. "Yasudah sayang, ini kalian mau camilan apa? papa dan mama membawakan semua camilan kesukaan kamu," ucap papa si kembar yang di tujukan untuk kedua putrinya saat itu. Kemudian Hendra mengeluarkan camilan kripik kentang di sana untuk di berikan pada kedua putrinya, namun saat itu Nayla tidak langsung menerimanya, gadis itu saling menatap satu sama lain kemudian tersenyum ke arah papanya. "Papa yakin kalau camilan ini kesukaan kami?" tanya Nayla kemudian pada papanya. "Ya sayang," ucap lelaki itu lagi. Kemudian terlihat kedua mata si kembar yang lalu menatap ke arah mamanya. Sampai akhirnya tangan Diana terulur untuk meraih kripik kentang itu dari tangan suaminya kemudian membukanya dan memakan isi di dalamnya. "Apa maksudnya sayang?" tanya Hendra pada kedua putrinya saat itu. "Itu adalah camilan kesukaan mama pah, akh papa ini gimana sih?" ucap Nayla lagi pada papanya, dan saat itu gadis itu segera meraih kresek camilan yang tadi di bawa, dan di dalamnya ternyata semua kebanyakan adalah camilan kesukaan mamanya. "Wah, maaf sayang, papa tidak sadar sudah membeli semua camilan kesukaan mama kamu, maaf ya sayang, lain kali papa akan beli camilan kesukaan kalian," ucap papa si kembar kemudian. "Ternyata papa tidak lupa ya camilan kesukaan mama, tandanya papa masih memiliki rasa sama papa," ucap Nayla yang saat itu mengirim pesan pada Kayla. "Haruskah kita meninggalkan mereka berdua agar mereka bisa bernostalgia Nay?" ucap Kayla saat itu pada saudara kembarnya. "Ide yang bagus Kay, yasudah kalau begitu mari kita tinggalkan kedua orang yang butuh bantuan untuk pendekatan kembali ini," ucap Nayla kemudian pada pesan balasannya saat itu pada Kayla. "Oh ya maaf Pah, mah, aku dan Kayla mau beli Bubble dulu ya pah," ucap Nayla saat itu pada kedua orang tuanya dan tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tua tersebut kedua Gadis itu segera beranjak dari tempatnya dan berdiri kemudian Nayla dan juga Kayla bergandengan tangan pergi meninggalkan tempatnya saat itu. Diana dan juga Hendra hanya bisa menatap kepergian kedua anak gadisnya tersebut yang pergi menjauh menuju ke arah tepian jalan untuk membeli Bubble yang mereka inginkan. Untuk beberapa saat kedua orang tersebut hanya bisa diam di tempatnya karena ketika mereka ingin bermain dengan ponselnya kedua ponsel mereka setengah dibawa oleh kedua putrinya yang tadi dimasukkan ke dalam tas Nayla dan juga Kayla. "Ternyata kamu masih mengingat camilan kesukaan aku ya Mas?" ucap Diana saat itu pada suaminya dan terlihat Hendra mengalihkan tatapan matanya ke arah lain agar Diana tidak tahu apa yang saat itu sedang Ia pikirkan. "Huft," terlihat lelaki itu menghela nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya begitu saja. Hendra berusaha untuk mengendalikan emosinya agar tidak meluap dan meledak di saat itu. "Entahlah sepertinya kamu yang lebih tahu cemilan apa saja kesukaan anak-anak daripada aku, dan karena mungkin dulu setiap aku pulang kerja kamu selalu nitip camilan-camilan itu padaku akhirnya aku hanya mengingat camilan-camilan itu yang nyatanya adalah semua camilan kesukaan kamu jika aku tahu semua itu adalah camilan kesukaan kamu mungkin aku juga tidak akan membelikannya karena niatku adalah untuk membelikan anak-anak, bukan kamu!" ucap Hendra saat itu yang nampak sedikit kasar pada istrinya. "Sekarang saja kamu bisa bicara begitu Mas. Coba saja tadi bagaimana kamu di hadapan anak-anak, diam saja kan? ya seperti itu kalau orang sudah salah ya ada saja alasannya untuk mengelak, bukan begitu Mas?" ucap Diana lagi untuk menimpali ucapan suaminya yang tampak kasar tadi. "Aku tuh heran sama kamu ya, setiap kamu bicara kamu itu selalu memojokkan aku seolah-olah aku itu yang salah di sini, memangnya kamu pernah tahu kesalahan aku itu apa sih hingga membuat kamu tampak begitu membenciku dan harusnya di sini itu yang marah adalah aku karena aku melihat dengan mata kepala sendiri bahwa kamu itu sering diantar pulang oleh lelaki lain dan juga berpelukan dengan lelaki lain, dan..." ucap Hendra yang saat itu tertahan karena Diana sudah menyahutnya terlebih dahulu ucapan suaminya tersebut. "Dan dia adalah Henry, berapa kali berapa ratus kali aku katakan padamu ya Mas Hendri itu sudah aku anggap seperti adik aku sendiri bahkan ibunya pun sudah mengenal aku dengan baik apa Mas mengerti itu? jadi kalau Mas menuduhku yang tidak-tidak dan yang macam-macam jelas itu tidak berlogika sama sekali tapi apakah Mas pernah berpikir kenapa aku jadi tampak ketus dan dingin seperti ini? tentu saja mas tidak tahu bukan?" ucap Diana saat itu pada suaminya dan sesaat kemudian tampak Hendra yang tengah berpikir sejenak mengingat-ingat kembali jika memang setiap pulang kerja ataupun berangkat kerja kadang memang lelaki yang bernama Hendri itu yang mengantar ataupun menjemput istrinya bahkan lelaki itu juga yang berpelukan dengan Diana di depan kedua mata Hendra saat itu tetapi yang membuat lelaki itu kembali bertanya-tanya lagi karena dia tidak merasa cemburu ataupun marah ketika mengetahui bahwa ibu Hendri sudah mengenalkan seorang gadis pada lelaki yang bernama Henry itu dan Henry pun tidak tampak marah atau pun kecewa ketika melihat tadi Diana jalan berdua dengannya ketika mereka bertemu di mall seolah menurut Hendra tidak ada perasaan yang demikian antara Diana dan juga Henry namun tetap saja sikap dingin dan ketus juga pemarah Diana yang beberapa waktu belakangan wanita itu keluarkan dan luapkan baginya bahkan meminta untuk bercerai membuat Hendra yakin jika istrinya memiliki lelaki lain di luar sana karena tidak mungkin seorang istri bisa berubah begitu cepat jika tidak mendapatkan perhatian dan juga cinta dari lelaki lain selain dirinya. "Jadi menurut kamu pemikiran Aku selama ini tentangmu bahwa kamu memiliki lelaki lain di luaran sana itu salah, lalu jika aku salah, Oke jika aku bisa menerima kamu yang tidak bersama dengan lelaki lain lalu kenapa kamu tiba-tiba sering marah padaku dan juga ingin kita bercerai apakah menurutmu itu hal yang wajar jika hubungan suami istri masih bisa kita perbaiki lalu kenapa kamu meminta cerai begitu saja denganku bahkan tidak memikirkan perasaan anak-anak," ucap Hendra saat itu pada istrinya. Dan dari sana Diana sedikit tidak percaya ketika mendengar ucapan dari suaminya jika lelaki itu ingin memperbaiki hubungan pernikahannya. Jelas jika Hendra tidak ingin mereka berpisah. Akhirnya membuat Diana ingin buka suara tentang Apa penyebab dirinya marah-marah tidak jelas bahkan ingin sampai bercerai dengan lelaki itu. "Itu karena aku pernah naik mobil kamu dan aku melihat ada..." ucap Diana yang tertahan saat itu karena Nayla dan juga Kayla sudah kembali ke arah keduanya dan salah satu diantara yang telah memanggil mama dan Papanya saat itu. "Mama, Papa, kami kembali. Coba lihat apa yang kami bawa?" ucap Nayla saat itu dengan teriakannya sembari tengah mengibaskan serta menembakkan sebuah pistol yang membuat bubble-bubble itu keluar dari ujung pistol berwarna pink dan ungu itu, hingga Bubble-bubble beterbangan di sana. Tampak Nayla dan juga Kayla begitu riang dengan permainannya di sana sembari berlarian kesana kemari dan memutar-mutar. "Apa yang mau kamu ucapkan kenapa kamu berhenti? bilanglah agar aku tahu apa kesalahanku hingga aku bisa memperbaikinya," ucap Hendra saat itu pada istrinya dan terlihat Diana hanya bisa tersenyum ketika mendengar ucapan yang keluar dari bibir suaminya tanda jika lelaki itu masih belum bisa melepaskannya dan akan terus berusaha untuk memperbaiki hubungan pernikahan dengannya. "Nanti saja kita lanjutkan pembahasan kita ini mas setelah kita sampai di rumah, lebih baik kita sekarang nikmati kebersamaan bersama dengan kedua Putri kita, apa Mas tahu bahwa mereka benar-benar merindukan saat-saat seperti ini, jadi lebih baik Mas fokus pada Nayla dan juga Kayla tidak perlu memikirkan jawaban ataupun pertanyaan yang tidak-tidak, intinya di sini Mas ingin memperbaiki hubungan denganku kan?" ucap Diana saat itu pada suaminya dan Hendra hanya bisa menjawabnya dengan satu kali anggukan saja karena lelaki itu ingin sekali mendengar kelangsungan ucapan yang akan istrinya itu katakan. "Maka aku juga akan berusaha untuk memperbaikinya dan nanti kita bisa melanjutkan pembahasan kita ini setelah anak-anak tidur nanti malam!" ucap Diana saat itu pada suaminya dan tampak lelaki itu hanya bisa berfokus menatap ke arah wajah Diana yang entah mengapa saat itu tampak begitu cantik menurut Hendra, mungkin karena keduanya baru bisa saling duduk berdampingan dan menatap dengan dekat setelah satu tahun lebih lamanya, bahkan lelaki itu tanpa sengaja hanya bisa menelan ludahnya sendiri sekali teguk ketika membayangkan pembicaraan keduanya nanti malam ketika kedua Putrinya sudah tidur dan tinggal mereka berdua saja. Dan tanpa Hendra sadari jika kedua putrinya saat itu tengah tanpa sengaja memergokil tatapan matanya yang tengah mengarah ke arah Diana dan berfokus menatap ke arah mamanya tersebut tampak kedua Gadis itu pun begitu bahagia di sana. "Cie papa... kita melihat tatapan papa itu penuh dengan cinta ketika menatap ke arah mama lalu kalian menunggu apalagi untuk rujuk aku dan juga Kayla sudah benar-benar berharap jika kalian tidak akan marah lagi dan kalian tidak akan bertengkar lagi, kami akan menunggu saat-saat itu tiba," ucap Nayla saat itu yang baru menyadarkan apa yang sudah Hendra lakukan hingga membuat lelaki itu tampak kalang kabut dibuatnya. "Iya iya Papa sudah ketahuan ya? ya sudah kalau begitu kalian cepat ke sini dan cepat makan kue kalian lalu kita pulang, matahari juga sudah hampir tenggelam jadi sudah main-mainnya," ucap Hendra saat itu pada kedua putrinya dan terlihat Nayla serta Kayla kemudian berjalan mendekat kembali ke arah keduanya, meletakkan mainannya di samping kedua sisi tubuh masing-masing lalu segera mengambil tisu basah dan juga hand sanitizer untuk mengusap kedua telapak tangan masing-masing kemudian keduanya segera menikmati makanan camilannya yang tadi sempat Papanya bawa. Sesekali Hendra tampak mencuri-curi pandang ke arah Diana dan saat itu lagi-lagi kedua putrinya tengah memergokinya dan lelaki itu hanya bisa berusaha untuk menatap ke arah lain karena merasa malu di sana sudah ketahuan oleh kedua putrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD